http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, December 23, 2013

Pesan Gus Dur untuk para 'ibu'


Merdeka.com -Hari ini tepat 22 Desember, diperingati sebagai hari ibu. Nah, ada baiknya anda tahu bagaimana nasihat Mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, soal pentingnya peran ibu bagi anak-anaknya. Semua tahu, sejak umur 12 tahun Gus Durmiskin papa, dia tumbuh dewasa cuma bersama ibu.
Sejarah masa kecil Gus Dursudah banyak diceritakan dalam buku-buku, sehingga tulisan ini tidak mengulang kembali kisah masa kecil Gus Dur. Namun demikian, ada beberapa pemikiran Gus Durtentang peran ibu yang kontekstual dengan masa kini, ketika banyak kasus kenakalan remaja: terlibat seks bebas, narkoba, tawuran, dan lain-lain.
Seperti ditulis Maman Imanulhaq, santri Gus Dur, yang akrab disapa Kang Maman. Dia bercerita dalam buku berjudul: Fatwa dan Canda Gus Dur. Maman mengutip pembicaraan ringan bersama Gus Durdi dalam pesawatketika dalam perjalanan dari Jakarta-Yogyakarta.
Gus Dur mengutip hadist Nabi berbunyi; "surga berada di telapak kaki ibu", yang antara lain mengisyaratkan bahwa kebahagiaan anak sangat tergantung pada model pendidikan yang diterapkan sang ibu. Untuk konteks lebih luas, Gus Durmengibaratkan "ibu" itu para tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah.
"Jika dalam mendidik anak sang ibu mengarah pada hal-hal apa yang disebut sebagai 'salah asuh, kurang asih, dan tak diasah' (salah mendidik, kurang kasih sayang, dan tidak diasah penalaran-kepribadian-moralitasnya), maka yang terjadi justru kebalikan dari hadist di depan, menjadi 'neraka di bawah telapak kaki ibu'," kata Maman mengutip Gus Dur.
Kenakalan remaja, seperti penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan seks bebas merupakan neraka yang sangat mencemaskan orang tua. Dibutuhkan tanggung jawab serius dari semua itu.
Maman melanjutkan, Gus Dursering kali mengaitkan keagamaan remaja dengan tantangan dunia global. Menurut cucu pendiri NU Hasyim Asyari itu, beberapa persoalan yang dihadapi generasi muda akibat globalisasi, antara lain penyalahgunaan miras dan narkoba, serta pergeseran nilai karena makin meluasnya arus kebebasan dan permisifisme.
Anak-anak muda pun terjangkiti budaya buruk tersebut, mengalami alienasi, depresi, dan ketidakseimbangan mental karena dampak-dampak yang ditinggalkan. Akibatnya, generasi muda memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan, tetapi bermental jahat, berjiwa korup, dan berakhlak buruk.
Di sela pembicaraan itu, tiba-tiba Gus Durmeminta Maman mengumpulkan cokelat-cokelat yang dibagikan awak pesawat. Maman tidak mengerti, dan tidak bertanya untuk apa cokelat-cokelat itu. Dia hanya memperhatikan Gus Duryang nampak bersusah payah memasukkan cokelat-cokelat itu ke sakunya.
Belakangan memahami, ketika rombongan Gus Duryang terdiri dari; Maman, Muhyiddin Arubusman dan Munib Huda Muhammad sampai di Yogyakarta, dan mampir ke rumah Alisa Qotrunnada putri pertama Gus Dur. Hampir saja Gus Durterpeleset saat turun dari mobil. Tetapi Gus Durcuma berkomentar ringan, "ini sandal ingin mendahului kaki."
Berikutnya, Gus Durmenyapa semua cucunya, menciumi satu per satu, lalu memberi cokelat yang dikantongi sewaktu di dalam pesawattadi. Cucunya nampak senang mendapat hadiah cokelat itu. "Gus Dur memberi contoh bagaimana menanamkan rasa cinta dan kasih itu dimulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar."

Lika-liku kisah cinta Gus Dur pada Shinta Nuriyah

MERDEKA.COM. Cerita lain soal Gus Dur kali ini tentang lika-liku serius dan lucu jalan pernikahannya dengan Shinta Nuriyah, perempuan yang setia mendampingi Gus Dur hingga meninggal. Kisah ini bermula ketika Gus Dur hendak menimba ilmu di Kairo, Mesir. Dia diwanti-wanti oleh pamannya, Kiai Fatah, agar menikah lebih dahulu.
"Soalnya kalau kamu menunggu menikah pulang dari luar negeri, kamu hanya akan mendapat wanitua tua yang cerewet," kata pamannya. Si Paman pun mau membantu mencarikan jodoh.
Lalu, disodorkan lah nama Shinta yang pernah menjadi murid Gus Dur ketika di Muallimat, Jombang. Gus Dur segera mengiyakan tawaran itu. Namun Shinta belum bersedia lantaran trauma dengan salah seorang guru yang pernah meminangnya ketika dia masih berusia 13 tahun. Celakanya, nama guru itu juga Abdurrahman.
Maka, komentar Shinta ketika menerima surat dari Gus Dur adalah, "Ah, Abdurrahman lagi, Abdurrahman lagi." Kisah ini seperti ditulis Guntur Wiguna dalam buku: Koleksi Humor Gus Dur.
Namun pada akhirnya Shinta mulai bersimpati kepada Gus Dur ketika dia menerima surat dari Gus Dur yang mengeluhkan bahwa dia tidak naik tingkat karena terlalu aktif di PPI (Persatuan Pemuda Indonesia). Lewat surat balasannya Shinta berusaha menghibur. "Masak manusia harus gagal dalam segala-galanya. Gagal dalam setudi, paling tidak berhasil dalam jodoh," kata Shinta dalam suratnya.
Selama tahun-tahun yang dihabiskan Gus Dur di Kairo, dia memang terus berkorespondensi dengan Shinta. Datangnya surat secara teratur dari gadis itu ditafsirkan sebagai tanda ia tidak ditolak. Setelah sekian lama berhubungan lewat surat, Gus Dur akhirnya melamar Shinta Nuriyah. Namun Shinta sepertinya belum yakin betul dengan Gus Dur.
Seperti ditulis Greg Barton di buku: Biografi Gus Dur. Dalam satu tahap kegamangan, kenang Shinta, bahkan dia mengaku pernah pergi bertanya ke tukang ramal, apakah Gus Dur benar-benar pemuda yang tepat baginya. Atau, apakah dia harus mencari pemuda lain?
Namun jawaban tukang ramal itu jelas. "Jangan mencari-cari lagi, yang sekarang ini (Gus Dur) akan menjadi teman hidup anda." Tapi jawaban ini malah mengganggu pikiran Shinta karena dia belum yakin benar dengan Gus Dur.
Gus Dur bukanlah pemuda paling tampan yang pernah dikenalnya. Namun dibanding pria lain yang pernah mengejarnya, Gus Dur adalah pria dengan kepribadian lembut dan tajam pikirannya, seperti dalam surat-surat yang dia terima. Surat-surat itu belakangan diakui Shinta telah mengubah pandangannya terhadap Gus Dur.
Apalagi, walaupun keluarga di desa sering mengatur pernikahan anaknya, tapi dalam hal ini Shinta diberi kebebasan. Dia akhirnya memutuskan menerima Gus Dur sebagai teman hidupnya. Pada pertengahan 1966, Gus Dur meminangnya, dan keduanya lalu bertunangan.
Dua tahun kemudian, September 1968, Gus Dur akhirnya menikahi Shinta. Tapi pernikahan keduanya bisa dibilang unik. Sebab Gus Dur berada jauh di Kairo, sekitar 12.000 kilo meter dari Jombang, Indonesia, tempat Shinta Nuriyah berada. Karena Gus Dur tidak bisa datang saat pernikahan, akhirnya dia diwakili kakeknya, Kiai Bisri Syansuri yang berusia 81 tahun.
Para tamu yang hadir menjadi heboh ketika melihat kiai berusia 81 tahun bersanding dengan seorang wanita muda usia. Walaupun Gus Dur dan Shinta telah menikah dengan cara yang menghebohkan itu, tapi mereka menganggap pernikahan itu tak lebih dari sekadar pertunangan.
Maka, keduanya sepakat bakal menikah lagi setelah sama-sama lulus kuliah. Dan benar saja, sepulang dari Mesir, yang pertama dilakukan oleh Gus Dur adalah kawin lagi, dengan gadis yang dicintainya, Shinta Nuriyah.

Virus SARS Memakan Korban Lagi

TEMPO.CO, Riyadh – Pemerintah Arab Saudi menyatakan satu orang telah meninggal akibat virus baru yang menyerang saluran pernapasan. Dan, virus ini berkaitan dengan virus saluran pernapasan akut SARS (severe acute respiratory syndrome)
Dikutip dari Emirates, Kementerian Kesehatan Arab mengumumkan pada Sabtu, 21 Desember 2013, seorang pria berusia 73 tahun yang menderita sakit kronis meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Riyadh.
Pria ini merupakan satu dari 136 orang lainnya yang telah terinfeksi virus di Arab Saudi sejak bulan September tahun lalu.
Selain itu, Kementerian Kesehatan juga menyatakan ada tiga kasus baru yang berhasil terdeteksi. Dua perempuan asing yang bekerja di pelayanan kesehatan kerajaan dan seorang pria Saudi positif terkena virus ini.
Virus SARS telah menewaskan sekitar 800 orang dan menjadi wabah global pada tahun 2003 lalu. SARS pertama kali muncul pada bulan November 2002 di Provinsi Guangdong, Cina.
ANINGTIAS JATMIKA | EMIRATES

Shelter TKI jadi Fokus Peringatan Hari Ibu ke- 85


KBRN, Kuala Lumpur : Dharma Wanita Unit Perwakilan RI di Kuala Lumpur melaksanakan beragam kegiatan guna memperingati Hari ibu ke 85 tahun 2013.
Pengurus Dharma Wanita Unit Perwakilan RI di Kuala Lumpur Kiki Hermono menjelaskan, Rangkaian kegiatan pelaksanaan Hari ibu pada tahun ini dirangkaikan pula dengan kegiatan hari ulang tahun Dharma Wanita.
“ Acara di fokuskan di Shalter (tempat penampungan TKI-Wanita-Red) yang kami rangkaikan dengan kegiatan HUT Dharma Wanita yang jatuh pada tanggal 7 Desember, dengan hari ibu, sejak awal November kemarin..” ujar Kiki Hermono usai mengikuti upacara peringatan hari ibu di KBRI Kuala Lumpur, senin (23/12//2013)
Kiki Hermono menjelaskan, dipilihnya Shelter sebagai fokus peringatan, mengingat di shelter tersebut terhadap hampir 100 wanita yang rata rata merupakan kaum ibu yang terbentur masalah di Malaysia ini, sehingga melalui penyuluhan serta berbagai pendidikan dan latihan yang dilakukan diharapkan dapat meringankan beban TKW .
“Di shelter kami melakukan banyak hal, agar beban mereka sedikit berkurang,” harapnya.
Selain memberikan bantuan penyuluhan dan pendidikan serta latihan ketrampilan, para TKW juga diberikan bantuan atau santunan yang akan dibawa pulang TKW ke kampung halamannya masing-masing.
Panitia Hari Ibu KBRI Kuala Lumpur juga melakukan penanaman pohon di sekolah Indonesia. Pohon yang ditanam diharapkan dapat bermanfaat bagi sekolah dan lingkungannya.
“Ada 35 jenis tanaman obat yang kami tanam disana semoga bermanfaat, untuk anak anak dan mengingatkan mereka akan peran ibu yang sangat besar,” pungkas kiki di damping pengurus bidang ekonomi Imelda Siahaan. (Besty/DD)

Ulama NTB Minta Penghentian Penempatan TKI PLRT


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan ulama Nusa Tenggara Barat meminta pemerintah melakukan penghentian penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) sektor informal penata laksana rumah tangga (PLRT) ke luar negeri.
Saat berdialog dengan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Lombok Timur, NTB, Minggu, pemimpin Pondok Pesantren Al Badriyah Tuan Guru Haji (TGH) Lalu Muhammad Thahir menyatakan TKI PLRT yang biasanya diminati perempuan, termasuk dari NTB, telah menimbulkan dampak negatif.
"Antara lain kasus perceraian dan TKI PLRT hanya menjadikan perempuan NTB sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri," katanya sebagaimana disampaikan melalui surat elektronik dari BNP2TKI.
Dari sisi syariah, adat istiadat, dan aspek apapun lebih banyak mudaratnya (keburukannya) bila perempuan menjadi TKI PLRT.
Thahir mengatakan sejak beberapa tahun terakhir, pondok pesantrennya yang memiliki jaringan dengan 50 majelis taklim, aktif menyosialisasikan jamaahnya agar jangan bekerja ke luar negeri sebagai pekerja rumah tangga.
"Sudah banyak ibu-ibu TKI yang bercerai dan mengadukan permasalahannya kepada kami," ujarnya. Dampak dari sosialisasi itu, katanya, telah mengurangi minat jamaahnya untuk bekerja ke luar negeri sebagai PLRT. "Alhamdulillah, jumlahnya makin kecil akhir-akhir ini," katanya tanpa menyebut angka-angkanya.
Oleh karena itu, dia mendukung keputusan pemerintah memberlakukan moratorium atau penghentian penempatan TKI PLRT ke Malaysia, Arab Saudi, Yordania, Kuwait, dan Suriah karena negara-negara tersebut tak mampu melindungi TKI secara baik.
Jumhur mengatakan bahwa pemerintah secara bertahap memang mengurangi penempatan TKI sektor informal atau PLRT dengan meningkatkan penempatan TKI sektor formal semiterampil, terampil, dan profesional.
Kepala BNP2TKI menjelaskan TKI sektor formal bekerja pada perusahaan atau pengguna berbadan hukum, dilindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan, memiliki kontrak kerja yang jelas dengan jam kerja yang pasti, dan gajinya pun lebih besar.
Sedangkan TKI sektor informal atau PLRT memiliki hubungan kerja yang subyektif dengan pengguna, tidak terlindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan, dan tidak memiliki jam kerja.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar pernah menyatakan pemerintah merencanakan menghapus penempatan.
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung