Jakarta- Cerita tentang pemerasan TKI
memang tak ada habisnya. Sejumlah cara sudah dilakukan para pekerja agar terhindar dari 'tekanan' petugas, salah satunya dengan menyimpan uang di celana dalam, tapi masih saja ketahuan.
Desi, pernah bekerja di Arab Saudi
pada tahun 2008-2010. Tanggal 23 Juli 2010, dia pulang ke Indonesia. Selama dua tahun bekerja, dia menyimpan gajinya dan membawa tunai ke Indonesia dalam mata uang riyal Saudi. Kala itu dia membawa 19.200 riyal dengan kurs Rp 2.300 per riyal.
"Saya sengaja menyimpan uang di dalam celana dalam yang sudah dijahit dan dilapisi plastik," tutur Desi
kepada detikcom
lewat surat elektronik, Jumat (8/8/2014).
Setibanya di bandara, Desi digiring ke terminal khusus TKI
. Dia disuruh naik bus, lalu hingga terminal berikutnya diminta turun dan dimintai uang.
"Lalu kita disuruh beli tiket Elf tujuan Sukabumi
dengan harga Rp 350 ribu. Tidak sampai di situ, saya didatangi petugas money changer
dipaksa menukarkan uang," tambahnya.
Dia sempat berbohong tak membawa uang, namun mereka tak percaya. Lalu, Desi dibawa ke kantor dan diminta untuk lepas baju oleh staf perempuan. Persembunyian uang Desi pun ketahuan.
"Yang saya heran kenapa mereka bisa tahu kalau saya nyimpan uang di dalam CD (celana dalam-keluhnya.
Agus, TKI lain, menceritakan hal yang sama. Dia pernah merasakan sendiri hal tersebut pada tahun 2007. Kala itu, dia hendak menjemput istrinya yang baru pulang bekerja dari Taiwan
.
"Saat saya mau ketemu tidak bisa. Dia dipaksa menunggu di pemberangkatan haji. Saya dapat ketemu setelah saya bayar Rp 50 ribu pada oknum TNI," terangnya.
Setelah itu, dia mengajak istrinya pulang ke Karawaci, Tangerang. Namun dilarang oleh petugas berseragam dan meminta agar istrinya diantar ke alamat sesuai paspor di Banyuwangi
, Jatim. Padahal saat itu Agus sudah menjelaskan datang sebagai suami. Bahkan dia membawa KTP dan surat nikah, lalu surat pindah rumah di Karawaci, Tangerang.
Sempat berdebat lama dengan para oknum TNI, akhirnya petugas setuju istrinya diantar ke Tangerang, namun dengan syarat naik travel yang sudah disediakan bertarif Rp 150 ribu. Padahal Agus sudah bawa kendaraan sendiri. Bahkan naik taksi pun, kata Agus, ongkosnya tak sampai semahal itu.
"Sampai di rumah, sopir pun masih minta ongkos antar lagi," terangnya.
Anda sebagai TKI
punya cerita lain atau yang sama dengan korban di atas? Kirim informasinya ke redaksi@detik.com
.
DETIK/
Saturday, August 9, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)