http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, May 15, 2013

RI Stop Kirim TKI, Hong Kong Ketar-ketir Cari Pembantu


Liputan6.com, Hong Kong : Rencana pemerintah Indonesia yang akan menghentikan pengiriman tenaga kerja domestik atau biasa disebut pembantu rumah tangga (PRT) ke Indonesia pada 2017, membuat masyarakat Hong Kong ketar-ketir. Bahkan dikhawatirkan Hong Kong bakal menghadapi kelangkaan akut ketersediaan pembantu rumah tangga dengan bayaran rendah. Data Departemen Imigrasi Hong Kong melaporkan lebih dari 290 ribu pembantu rumah tangga (PRT) asing, terutama dari Indonesia, Filipina, dan Thailand, tinggal dan bekerja di wilayah administrasi khusus Hong Kong. Dikutip dari laman cnn.com, rabu (15/5/2013), saat ini telah muncul ketakutan akan rencana Indonesia menghentikan ekspor tenaga kerja berketerampilan rendah 2017 nanti yang bisa menyebabkan kelangkaan pekerja dengan bayaran murah. Hal ini membuat pihak agensi mencari PRT dari wilayah lain. Bahkan pada pekan ini, Hong Kong dilaporkan menerima rombongan PRT pertama dari Bangladesh, India. Negara ini berharap menyediakan banyak lowongan untuk para wanita yang mau bekerja di negara asing dengan bayaran 3.920 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 4,2 juta per bulan. Sebanyak 75 warga Bangladesh berikutnya akan tiba di Hongkong tiga bulan mendatang, diikuti sekitar 150 sampai 200 pembantu tiap bulan setelahnya. Managing Director dari Technic Employment Service Centre, Teresa Liu Tsui-lan, mengatakan jumlah PRT dari Filipina dan Indonesia saat ini tak terlalu banyak. "Kami punya kursus pelatihan yang baik untuk para PRT di Bangladesh selama tiga bulan di mana mereka belajar masakan China dan Kanton" lanjutnya. Dia mengatakan banyaknya persaingan dengan Singapura, Malaysia dan Taiwan membuat Hong Kong kesulitan merekrut PRT Indonesia. Meski Hong Kong menawarkan gaji yang lebih tinggi, jarak ketiga negara pesaing yang lebih dekat, memudahkan pekerja Indonesia untuk pulang ke tanah air. PRT Indonesia memang sangat dibutuhkan mengingat dengan kemampuan bahasa Inggrisnya yang terbatas, kemampuan bahasa Kanton-nya cenderung meningkat pesat. Sebaliknya PRT Filipina, yang seringkali berbahasa Inggris dengan baik, biasanya berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan para pekerja Hong Kong. Data departemen imigrasi Hong Kong menemukan sampai saat ini hanya ada 71 pekerja Bangladesh atau jauh lebih sedikit dibandingkan 152.557 PRT asal Indonesia dan 149.009 PRT asal Filipina. Untuk melamar pekerjaan di Hong Kong, para PRT Bangladesh ini mengaku membayar agensi di negaranya sebesar HK$ 13.000, lebih besar dari gajinya selama tiga bulan. Salah satu PRT, Khadiza Akter, mengatakan pada media dia akan bekerja di kota ini selama 5 tahun. Wanita satu anak ini ingin memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anaknya dan membangun usaha dengan suaminya yang bejerja sebagai sopir taksi. (Shd) sumber:bisnis.liputan6.com

Minta Maaf, Filipina Berharap Taiwan Tidak Stop Rekrutmen Pekerja


Manila, - Ancaman-ancaman yang dilontarkan pemerintah Taiwan, cukup membuat resah pemerintah Filipina. Terbukti, Presiden Filipina Benigno Aquino akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas penembakan kapal nelayan Taiwan yang mengakibatkan tewasnya seorang nelayan Taiwan. Presiden Taiwan Ma Ying-jeou sebelumnya, menuntut permintaan maaf resmi dari pemerintah Filipina atas insiden pada 9 Mei itu. Ma bahkan telah mengumumkan pembekuan penerimaan tenaga kerja Filipina di Taiwan. Ma bahkan mengancam akan mengambil sanksi-sanksi lain jika Manila tidak juga menyampaikan permintaan maaf secara resmi hingga pukul 18.00 hari ini waktu setempat. Sanksi tersebut termasuk larangan bagi warga Taiwan bepergian ke Filipina. Atas ancaman itu, juru bicara kepresidenan Filipina Edwin Lacierda meminta Taiwan untuk tidak melaksanakan sanksi tersebut. Lacierda juga meminta Taiwan untuk membatalkan keputusan penghentian penerimaan tenaga kerja Filipina. "Kami meminta rakyat Taiwan untuk tidak melibatkan warga negara Filipina kami di sana," ujar Lacierda seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/5/2013). "Kami meminta untuk tenang. Kami meminta untuk berkepala dingin," imbuhnya. Presiden Aquino telah mengutus ketua Kantor Budaya dan Ekonomi Manila (Manila Economic and Cultural Office/MECO), yang menangani hubungan dengan Taiwan, untuk pergi ke Taiwan guna menyampaikan permintaan maaf atas kematian nelayan Taiwan tersebut. Amadeo R. Perez, utusan pribadi Aquino itu juga akan menyampaikan "donasi" untuk keluarga korban. Namun Lacierda tidak menyebutkan berapa besar donasi yang akan diberikan.sumber:news.detik.com

Rekam Kicauan ~> @menakertrans Persulit Permintaan Informasi Publik


 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung