http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, January 1, 2014

Keprihatinan Seorang BMI Terhadap Ibu Negara

Ibu negara sedang masak (Tempo.co)

Ibu negara kita ngambek lagi gara-gara komen dari salah satu warganya tidak sesuai dengan hatinya. Seperti biasa, Ibu negara kita ini memang gemar berbagi foto di Instagram.
Komen yang masuk dari akun bernama @winnyherya bunyinya begini, “Aduh, Ibu masak aja masih pake cepol sama lipstick, tapi cantik.”
Dan, Ibu negara kita ini pun langsung memberi respon, isinya begini, "“Memang salah? lagi pula rambut saya hanya pakai bando saja, Cepol apa ? Perhatikan baik2 dong, Sebetulnya mau disanggul, mau diurai, mau diikat rambutnya ketika masak, sah2 saja memang ada aturannya ?”

Menirukan bahasa Bapak negara kita, SBY, "prihatin". Jujur saya sebenarnya prihatin terhadap Ibu negara kita ini. Bu, kapan ya Ibu ngomongin para tenaga kerja di luar negeri yang kebanyakan kaum Ibu? Yang jangankan merawat rambut, kadang mandi pun dibatasi.
Saya seorang tenaga kerja wanita, Bu, yang oleh negara diberi sebutan "Pahlawan Devisa" yang tidak merasakan adanya seorang Ibu negara. Saya tidak tahu kenapa, Bu. Sudah ketiga kalinya saya membaca berita soal Ibu ribut-ribut gara-gara komentar dari salah satu warga negara di Instagram tidak sesuai dengan hati Ibu.
Ibu, saya tahu, hobi Ibu adalah memotret, mungkin juga memasak. Bahkan saat upacara bendera pun Ibu terlihat asik memotret ketimbang mengikuti jalannya upacara secara khusuk. Maaf Bu, jujur saya kecewa, punya Ibu negara yang sensitif gara-gara komentar warganya di foto milik Ibu yang Ibu upload yang mungkin niatnya hanya bercanda menjadi hal yang membuat Ibu sensitif lalu diberitakan media seluruh Indonesia.
Bu, saya seorang tenaga kerja wanita, atau TKW, atau kami yang kebetulan bekerja di Hong Kong lebih familiar dengan sebutan BMI. Bu, kapan ya Ibu mau berbaur dengan kami, atau memotret kami saat kami berdemo di depan KJRI untuk menuntut hak-hak kami yang masih dirampas oleh agen dan PJTKI?
Bu, kapan Ibu mau berbaur dengan kami, yang tinggal di shelter karena berbagai kasus. Ada yang diperkosa, dipukul majikan, tidak diberi makan, foto kami, Bu, foto tangan kami, foto luka-lula di tubuh kami karena kekejaman majikan kami, Bu.
Lalu, silahkan Ibu upload dan lihat komentar apa yang masuk. Bu, lihatlah, kami, para buruh migran ini, sama seperti Ibu. Bedanya, mereka meninggalkan anak-anak mereka demi bisa sekolah dan makan layak. Demi meraih hidup yang lebih baik. Sedangkan Ibu, masih bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga dan berfoto-foto kapan saja.
Seandainya tulisan ini pun menyinggung perasaan Ibu, saya mohon maaf. Semoga peran Ibu negara bisa saya (kususnya) rasakan. Dan semoga saya tidak lagi membaca komentar Ibu yang bernada tidak terima di media gara-gara foto yang Ibu upload di Instagram.
Fera Nuraini
Seorang buruh migran yang bekerja di Hong Kong.
Sumber
www.bmi-hk.blogspot.hk/2013/12/curahan-hati-seorang-bmi-kepada-ibu.html?m=1

Jenazah TKI di Bandara, BNP2TKI dan Kemenlu Tidak Koordinasi

sumber ilustrasi: lensaindonesia
Barangkali meninggalnya Mainah binti Daan, buruh migran Cirebon ini bisa menjadi catatan tersendiri bagi lembaga pemerintah. Tak ada koordinasi yang baik antar lembaga yang mengurus kepulangan jenazah buruh migran. Jenazah Mainah yang tiba di bandara tidak satupun diketahui oleh instansi pemerintah yang mengurusi pemulangan jenazah TKI. Keluarga Mainah mendapat kabar bahwa jenazah Mainah akan tiba senin (30/12) pukul 14.00 WIB dengan maskapai Saudi Airline. Tetapi yang membuat kami heran, pihak Kementerian Luar Negeri dan BNP2TKI tidak tau sama sekali perihal kedatangan jenazah pada hari tersebut. Castra perwakilan SBMI Cirebon mengkonfirmasi pada Kemlu ihwal kedatangan jenazah. Pihak Kemlu malah menyangkal dan tidak membenarkan bahwa jenazah yang datang hari itu bukan jenazah Mainah. Padahal keluarga korban di lokasi kedatangan sudah memastikan bahwa yang tiba adalah jenazah Mainah binti Daan. Bahkan ketika Endang dari Ikatan Pekerja Indonesia (IPI) menghubungi Budiman dan Yusri Albima dari BNP2TKI, mereka baru mengetahui jika ada jenazah datang dari Arab Saudi. Pun demikian dengan Disnakertrans Cirebon yang tidak tahu jika ada salah satu buruh migrannya yang meninggal, Padahal Mainah adalah TKI berdokumen dan memiliki KTKLN yang masih berlaku. Tapi kenapa tidak terdata sama sekali? Ketika saya mengurus persyaratan mulai dari surat jalan dan berkas lainnya barulah datang petugas BNP2TKI bernama Latif yang ditugaskan di terminal 4 Selapajang. Kami sangat kecewa sekali dengan kinerja pemerintah terkait buruknya koordinasi ini. Kabar terakhir yang kami dapat dari keluarga Mainah, Senin pukul 22.00 WIB jenazah tiba di kampung halaman dan disambut oleh P4TKI serta Disnakertrans Kabupaten Cirebon. Dan anehnya menurut Castra- SBMI Cirebon, mereka malah membahas soal Asuransi di dalam suasana berduka.
Sumber: www.buruhmigran.or.id/2013/12/31/kurangnya-koordinasi-lembaga-pemerintah-urus-jenazah-tki/

Malaysia Usir 346 TKI Jelang Akhir Tahun

Kedatangan TKI Bermasalah. Ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Pemerintah Malaysia mengusir sebanyak 346 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah menuju Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menjelang akhir tahun 2013.
"Selain 346 orang TKI yang terdiri dari 245 laki-laki dan 101 perempuan itu, juga terdapat enam orang anak TKI yang diusir Malaysia," kata Koordinator Lapangan Satgas TKI Bermasalah Tanjungpinang, Sony di Tanjungpinang, Senin (30/12).
Menurut Sony, para TKI yang tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang pada pukul 16.45 WIB tersebut ditampung sementara di penampungan Wisma Transito Batu 8 untuk laki-laki dan di Rumah Penanggulangan Trauma Centre (RPTC) Senggaran bagi TKI perempuan dan anak-anak. "Kami akan pulangkan para TKI bermasalah tersebut menuju Jakarta dari Pelabuhan Kijang menggunakan kapal Pelni," ujar Sony.
Dari catatan, selama Desember 2013 pemerintah Malaysia mengusir TKI bermasalah menuju Tanjungpinang sebanyak enam kali hingga, yaitu pada 3 Desember 2013 sebanyak 296 orang yang terdiri dari 197 orang laki-laki, 99 orang perempuan ditambah tujuh orang anak-anak.
Pada 5 Desember 2013 terdapat sebanyak 239 orang yang terdiri dari 163 orang laki-laki, 76 orang perempuan dan ditambah delapan orang anak. Kemudian pada 12 Desember 2013 terdapat sebanyak 288 orang yang terdiri dari 193 orang laki-laki, 95 orang perempuan dan ditambah 12 orang anak-anak.
Selanjutnya pada 19 Desember 2013 sebanyak 257 orang yang tediri dari 186 orang laki-laki, 71 orang perempuan serta ditambah lima orang anak-anak, kemudian pada 20 Desember 2013 terdapat sebanyak 236 orang yang terdiri dari 176 orang laki-laki, 60 orang perempuan serta ditambah lima orang anak-anak.
Dari enam kali pengusiran TKI bermasalah oleh Malaysia dari awal hingga 30 Desember 2013, maka terdapat sebanyak 1.662 orang yang terdiri dari 1.160 orang laki-laki, 502 orang perempuan, serta ditambah sebanyak 43 orang anak-anak.
Jika ditotal selama 2013, lebih dari 15 ribu TKI bermasalah yang diusir Malaysia melalui Tanjungpinang dengan rata-rata per bulannya mencapai 1.000 - 1.200 orang TKI bermasalah.
Red:Dewi Mardiani
Sumber:Antara

DAMPAK PERCERAIAN BAGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK

Perkawinan adalah dipersatukannya dua pribadi dalam suatu ikatan formal melalui catatan sipil dan juga diabadikan di hadapan Allah sesuai dengan agama yang disetujui kedua belah pihak. Adanya masalah dalam perkawinan merupakan alasan perceraian yang umum diajukan oleh pasangan suami istri. Alasan tersebut kerap diajukan manakala kedua pasangan atau salah satunya merasakan ketimpangan dalam perkawinan yang sulit diatasi sehingga mendorong mereka untuk mempertimbangkan perceraian.
Pengertian Perceraian adalah cerai hidup antara pasangan suami istri sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing. Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang berlaku. Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami istri.
Latar Belakang Terjadinya Perceraian
Kata cerai bukan berarti hanya menyangkut kedua belah pihak pasangan saja, yaitu ayah dan ibu. Sayangnya, tidak banyak dari pasangan yang memperhatikan bagaimana dan apa yang sedang terjadi pada anak ketika proses perceraian akan dan sedang berlangsung. Kadangkala, perceraian adalah satu-satunya jalan bagi orangtua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Namun apapun alasannya, perceraian selalu menimbulkan akibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan pernikahan yang buruk.
Jika memang perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dan tak terhindarkan lagi, apa tindakan terbaik yang harus dilakukan oleh orangtua (Mama dan Papa) untuk mengurangi dampak negatif perceraian tersebut bagi perkembangan mental
anak-anak mereka. Dengan kata lain bagaimana orangtua menyiapkan anak agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat perceraian.
Sebelum perceraian terjadi, biasanya didahului dengan banyak konflik dan pertengkaran. Kadang-kadang pertengkaran tersebut masih bisa ditutup-tutupi sehingga anak tidak tahu, namun tidak jarang anak bisa melihat dan mendengar secara jelas pertengkaran tersebut.
Pertengkaran orangtua, apapun alasan dan bentuknya, akan membuat anak merasa takut. Anak tidak pernah suka melihat orang tuanya bertengkar, karena hal tersebut hanya membuatnya merasa takut, sedih dan bingung.
Kalau sudah terlalu sering melihat dan mendengar pertengkaran orangtua, anak dapat mulai menjadi pemurung. Oleh karena itu sangat penting untuk tidak bertengkar di depan anak-anak.
Pandangan anak terhadap perceraian orang tua.
Perceraian bagi anak adalah “tanda kematian” keutuhan keluarganya, rasanya separuh “diri” anak telah hilang, hidup tak akan sama lagi setelah orang tua mereka bercerai dan mereka harus menerima kesedihan dan perasaan kehilangan yang mendalam. Contohnya, anak harus memendam rasa rindu yang mendalam terhadap ayah/ibunya yang tiba-tiba tidak tinggal bersamanya lagi.
Dalam sosiologi, terdapat teori pertukaran yang melihat perkawinan sebagai suatu proses pertukaran antara hak dan kewajiban serta penghargaan dan kehilangan yang terjadi diantara sepasang suami istri.
Karena perkawinan merupakan proses integrasi dua individu yang hidup dan tinggal bersama, sementara latar belakang sosial-budaya, keinginan serta kebutuhan mereka berbeda, maka proses pertukaran dalam perkawinan ini harus senantiasa dirundingkan dan disepakati bersama.
Banyak pertanyaan dari orangtua mengenai pada usia berapakah perpisahan dan perceraian orangtua memiliki dampak buruk yang minim bagi anak? Benarkah justru di usia balita paling baik, karena anak belum banyak terpapar pada kehidupan orangtuanya?
Jawabannya secara umum adalah tidak ada usia terbaik. Namun demikian, sesungguhnya dampak perceraian pada anak-anak bervariasi sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan psikologis mereka. Orangtua perlu memahami dampak dan kebutuhan yang berbeda dari anak-anak mereka.
Dampak perceraian terhadap perkembangan psikologis anak.
Dampak pada anak-anak pada masa ketidakharmonisan, belum sampai bercerai namun sudah mulai tidak harmonis:
1. Anak mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.
2. Anak merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dalam hal ini anak sulit sekali memilih papa atau mama.
3. Anak sering kali mempunyai rasa bersalah.
4. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang tuanya.
Perkembangan psikologis anak korban perceraian.
a. Arti Keluarga Bagi Anak
Bagi anak keluarga sangatlah penting. Keluarga sebagai tempat untuk berlindung, memperoleh kasih sayang. Peran keluarga sangatlah penting untuk perkembangan anak pada masa-masa yang mendatang, baik secara psikologi maupun secara fisik. Tanpa keluarga anak akan merasa sendiri, tidak ada tempat untuk berlindung.
b. Kondisi Psikologis Anak Akibat Perceraian
Masa ketika perceraian terjadi merupakan masa yang kritis buat anak, terutama menyangkut hubungan dengan orangtua yang tidak tinggal bersama. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam bathin anak-anak. Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru. Hal-hal yang biasanya dirasakan oleh anak ketika orangtuanya bercerai adalah:
- Merasa tidak aman (insecurity).
- Tidak diinginkan atau ditolak oleh orang tuannya yang pergi.
- Marah Sedih dan kesepian.
- Kehilangan, merasa sendiri, menyalahkan diri sendiri sendiri sebagai penyebab orangtua bercerai.
Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah dewasa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Beberapa indikator bahwa anak telah beradaptasi adalah: Menyadari dan mengerti bahwa orang tuannya sudah tidak lagi bersama dan tidak lagi berfantasi akan persatuan kedua orang tua, Dapat menerima rasa kehilangan, Tidak marah pada orang tua dan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi dirinya sendiri.
c. Cara Membangkitkan Motivasi dan Harapan Anak Korban Perceraian.
Bagi anak-anak mempunyai keluarga yang utuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa akan ada perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anak akan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akan sangat terpukul, kehilangan harapan, cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian
orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya. Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah. Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok serta jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut. Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum ada perceraian.
d. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologi Anak.
Perceraian selalu berdampak buruk dan terasa amat pahit bagi anak-anak. Dan ini jelas menorehkan perasaan sedih serta takut pada diri anak.
Alhasil, ia tumbuh dengan jiwa tidak sehat. Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewati proses perceraian orang tuanya:
- Dukung anak Anda untuk mengungkapkan perasaan mereka, baik yang positif maupun negatif, mengenai apa yang sudah terjadi.
- Sangatlah penting bagi orang tua yang akan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk memberi dukungan kepada anak-anak mereka serta mendukung mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Dalam hal ini Anda tidak boleh melibatkan perasaan Anda. Seringkali terjadi, perasaan akan kehilangan salah satu orang tua akibat perceraian menyebabkan anak-anak menyalahkan salah satu dari kedua orang tuanya (atau kedua-duanya) dan mereka merasa dikhianati. Jadi, anda harus betul-betul siap untuk menjawab setiap pertanyaan yang akan diajukan anak anda atau keprihatinan yang mereka miliki.
- Beri kesempatan pada anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut berpengaruh pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebih besar, tanpa terduga, bisa mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasa menyudutkan, tetaplah bersikap terbuka.
c. Cara Membangkitkan Motivasi dan Harapan Anak Korban Perceraian.
Bagi anak-anak mempunyai keluarga yang utuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa akan ada perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anak akan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akan sangat terpukul, kehilangan harapan, cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian orangtuanya. Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya.
Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya. Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah.
Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok serta jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut. Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya. Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum ada perceraian.
d. Peran Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologi Anak.
Perceraian selalu berdampak buruk dan terasa amat pahit bagi anak-anak. Dan ini jelas menorehkan perasaan sedih serta takut pada diri anak.
Alhasil, ia tumbuh dengan jiwa tidak sehat. Berikut ini beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewati proses perceraian orang tuanya:
- Dukung anak Anda untuk mengungkapkan perasaan mereka, baik yang positif maupun negatif, mengenai apa yang sudah terjadi.
- Sangatlah penting bagi orang tua yang akan bercerai ataupun yang sudah bercerai untuk
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung