http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Sunday, March 2, 2014

Waspada, Banyak Perempuan Indonesia Dipaksa Jadi Pelacur di AS!


Banyak
perempuan Indonesia yang
ternyata dijual ke Amerika
Serikat, untuk kemudian
dijerumuskan ke lembah hitam
dan mendapat perlakuan kejam.
Tersebutlah Shandra
Woworuntu, seorang perempuan
asal Indonesia menjadi korban
perdagangan manusia di
Amerika Serikat. Ia dipekerjakan
secara kejam sebagai seorang
pelacur. Demikian dilaporkan
lembaga penyiaran negara
Jerman, Deutsche Welle.
Shandra adalah seorang ibu dan
juga lulusan sebuah perguruan
tinggi saat pertama datang ke
Amerika. Begitu tiba di Bandar
Udara John F Kennedy, ia
dibawa pergi paksa dengan
ancaman pistol oleh sebuah
geng yang beroperasi di New
York. Itulah awal mula ia
terjebak dalam dunia prostitusi
dan kekerasan di Amerika
Serikat.
Setelah kehilangan pekerjaan
sebagai seorang penganalisis
keuangan di sebuah bank akibat
krisis ekonomi Asia, ia
memutuskan untuk melamar
sebagai pekerja sementara di
sebuah hotel di Chicago. Setelah
lulus tes, dengan membawa visa
dari Kedutaan Amerika Serikat,
ia meninggalkan anak
perempuannya dan terbang ke
Amerika Serikat.
“Saya sangat bersemangat. Saya
pikir ini adalah The American
Dream. Saya akan mendapatkan
uang dan kembali lagi setelah
enam bulan,“ katanya. Tapi, di
malam pertama saat tiba di
Amerika Serikat, ia dipekerjakan
di sebuah rumah bordil di New
York dan dipindah-pindahkan
dari satu germo ke germo yang
lain—dari seorang germo warga
Malaysia, Johnnie Wong, lalu ke
seorang laki-laki Taiwan yang
hanya bisa bicara bahasa Kanton
dan bahkan kepada seorang
germo Amerika Serikat. “Mereka
menodongkan pistol ke kepala
saya dan saya hanya berpikir
untuk menyelamatkan nyawa,“
tutur Shandra, yang kini menjadi
aktivis anti-perdagangan manusia
dan perbudakan di Survivors of
Slavery.
Banyak perempuan yang ia
temui adalah orang Indonesia.
Mereka yang bekerja di bordil itu
juga telah diperdaya dari luar
negeri. Sebagian besar dari
mereka adalah remaja. Seorang
gadis berusia antara 10 sampai
12 tahun yang ia temui di sana
dan tak ia ketahui asal-usulnya
dipaksa bekerja di kasino-kasino
dan hotel-hotel. Para pelanggan
akan memilih seorang
perempuan dalam barisan atau
memesan mereka melalui
telepon. “Telepon selalu
berdering,” kenang Shandra.
Para perempuan yang
diperkejarkan secara paksa itu,
tambah Shandra, sering tak
diberi makan, tapi sering
disuguhi alkohol dan obat-
obatan.
Shandra pun menjadi buta-
waktu berkali-kali, karena kerap
dipindahkan menggunakan van
yang punya jendela berwarna
dan dijaga tukang pukul
berbadan besar. Shandra juga
diharuskan melunasi biaya
perekrutan sebesar US$ 30 ribu.
Shandra bisa lolos lewat kendela
kamar mandi yang terbuka di
lantai dua sebuah rumah.
Sebelumnya, ia sempat
membujuk perempuan lain
untuk ikut lari bersamanya. Ia
dan perempuan lain itu pun
meloncat. Dan secara ajaib,
keduanya selamat tanpa cedera.
Sejak hari pertama tiba di
Amerika Serikat, Shandra sudah
tak memiliki paspor karena
paspornya telah di rampas.
Setelah berminggu-minggu hidup
dalam kekerasan—polisi, FBI,
dan gereja menolak percaya
ceritanya—akhirnya ia berhasil
mendapat bantuan dari Safe
Horizon, sebuah agen di Amerika
Serikat yang memberikan
bantuan kepada korban
kejahatan dan penyalahgunaan
narkotika.
Ceritanya memang tampak tak
masuk akal, tapi agensi yang
menyelamatkan Shandra
mengatakan hal ini biasa terjadi.
Ini tak hanya terjadi kepada
orang asing, kaum muda
Amerika Serikat pun sering
melarikan diri dan menempatkan
diri mereka sendiri dalam kondisi
berbahaya. Mereka tergiur
tawaran menjadi model atau
kontrak musik.
Alliance to End the Slavery atau
Aliansi Penghenti Perbudakan
dan Perdagangan manusia
memperkirakan, sekitar 14.000
sampai 17.000 laki-laki,
perempuan, dan anak-anak
setiap tahun diselundupkan
secara ilegal ke Amerika Serikat
untuk dipekerjakan dalam dunia
perdagangan sex, di pabrik,
pertanian, atau di bar-bar. “Ini
adalah kejahatan terorganisasi
dan mereka sangat
terorganisasi,“ kata Melysa
Sperber, Direktur Alliance to End
the Slavery. Kelompok ini
menyerukan pemerintah
Amerika Serikat melakukan
kontrol yang lebih besar
terhadap para perekrut yang
memperdayai orang-orang yang
rentan tersebut untuk datang ke
Amerika Serikat.
Departemen Luar Negeri
Amerika Serikat menyadari
negaranya adalah negara tujuan,
transit, dan asal bagi laki-laki,
perempuan, dan anak-anak, baik
warga asing maupun warga
Amerika Serikat, yang menjadi
sasaran kerja paksa, jeratan
utang, perbudakan paksa, dan
perdagangan sex. Mereka yang
menjadi korban tersebut
sebagian besar berasal dari
Mexico, Thailand, Filipina,
Honduras, dan Indonesia.
Beberapa tahun lampau,
Konsorsium Pembela Buruh
Migran Indonesia (Kopbumi) juga
mencatat adanya perdagangan
ribuan perempuan Indonesia
setiap hari ke luar negeri.
Mereka ada yang dijadikan
pelacur dan ada juga yang
dijadikan pembantu rumah
tangga. Kopbumi mencatat
setidaknya ada lima jalur
sindikasi perdagangan
perempuan, yakni Belawan, Riau,
Entikong, Nunukan, dan Bandara
Soekarno-Hatta. “Pelabuhan
Belawan merupakan pintu
masuk ribuan buruh migran
ilegal asal Sumatera Utara
menuju Johor, Malaysia. Para
calo atau tekong memasukkan
calon buruh migran ilegal ke
Johor umumnya menggunakan
jalur ini dengan kapal laut,” kata
Trisakti Rachim dari Kopbumi,
beberapa tahun lalu.
Sementara itu, Riau
dipergunakan oleh calo/tekong
sebagai pintu masuk ke Malaysia
melalui Singapura, Johor, dan
Pulau Penang. “Sebelum ke tiga
tempat itu, mereka
diselundupkan menggunakan
kapal dan perahu-perahu
tradisional menuju Batu Ampar,
Batam, Sri Bintang Pura, dan
Pangkal Pinang. Para calon
buruh migran ilegal itu
umumnya berasal dari Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Nusa
Tenggara Timur. Mereka
umumnya akan bekerja sebagai
pembantu rumah tangga atau
buruh pabrik di Johor,” ungkap
Trisakti.
Nunukan merupakan pintu
masuk ke Sabah, Malaysia. “Jalur
ilegal yang biasa digunakan calo
atau tekong adalah Pantai
Tawao. Calon buruh migran
umumnya berasal dari Sulawesi
Selatan dan Jawa Timur,” kata
Trisakti.
Ia juga mencatat Bandar Udara
Soekarno-Hatta sebagai salah
satu pintu untuk
menyelundupkan calon buruh
ilegal. “Biasanya kegiatannya
berlangsung dari pukul 06.00
sampai pukul 10.00. Tujuannya
umumnya Hong Kong, Taiwan,
Korea, dan Timur Tengah,”
katanya.
Jalur Entikong digunakan bagi
mereka yang akan dijual ke
Sarawak, Malaysia. “Secara
geografis, Entikong adalah pintu
perbatasan darat Indonesia-
Malaysia. Di samping memakai
jalur darat Entikong, kadang
penyelundupan perempuan juga
memakai jalur laut, langsung ke
Kuching, Malaysia. Tapi, bagi
calo atau tekong, jalur darat
lewat Entikong adalah jalur yang
paling aman untuk
menyelundupkan calon buruh
migran ilegal ke Malaysia,” tutur
Trisakti. Kopbumi mencatat,
setiap hari rata-rata 500 calon
buruh ilegal yang masuk lewat
Entikong.
Namun, pintu perbatasan
Indonesia-Malaysia di Kalimantan
Barat bukan hanya di Entikong.
“Ada 13 pintu di sana, yang rata-
rata dari masing-masing pintu itu
ada 500 orang diselundupkan ke
Malaysia. Selain Entikong, pintu
yang paling digemari adalah
pintu perbatasan di daerah
Jagobabang, Bengkayang, karena
dari sana ke Kuching hanya dua
jam,” ujar Trisakti.
Umumnya, perempuan yang
dijual ke Sarawak dan Kuching
dijadikan pelacur. “Kebanyakan
mereka awalnya diiming-imingi
akan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga, bekerja di
restoran, dan bekerja tempat
hiburan semacam karaoke, tapi
kemudian dipaksa untuk jadi
pelacur, karena mereka di sana
diserahkan kepada germo,”
ungkap Trisakti. Kalau tidak mau,
mereka akan diintimidasi atau
disiksa,” kata Trisakti. Sumber www.asatunews.com/berita-19307-waspada-banyak-perempuan-indonesia-dipaksa-jadi-pelacur-di-as.html#.UxDCYpDm_4U.twitter

Demi Cari Untung, Agen TKI di Arab Saudi Sebar Gosip


RIYADH- Kementerian Tenaga Kerja Republik Arab Saudi menuduh beberapa agen perekrut tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, menyebarkan informasi ada negosiasi baru dengan Pemerintah Indonesia terkait TKI.
Para agen tersebut kemudian menambah isu bahwa negosiasi saat ini sudah terhenti dan mencapai kegagalan. Atas alasan tersebut, pihak agen meningkatkan biaya rekrutmen bagi calon TKI dari Indonesia.
Menurut kabar, setiap TKI dimintai uang mulai dari 8.000 riyal atau sekira Rp24,6 juta hingga 21 ribu riyal atau sekira Rp64,8 juta (Rp3.087 per riyal). Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Ahmed Al-Fuhaid mengatakan, kenaikan ini benar-benar mencengangkan.
"Tidak ada ambiguitas mengenai perjanjian kerja sama rekrutmen tenaga kerja dengan Indonesia. Pihak kami pun tidak melakukan negosiasi ulang apapun," ujar Al-Fuhaid, seperti dikutipArab News, Sabtu (1/3/2014).
Pihak Arab Saudi dengan Indonesia sebelumnya sudah menyepakati kerja sama untuk membentuk komite bersama tentang TKI. Komite ini nantinya akan bertugas untuk merampungkan mekanisme proses rekrutmen dan kontrak.
Komite tersebut dijadwalkan akan bertemu di Riyadh pada Maret 2014 dan di Jakarta pada April 2014. Sementara proses rekrutmen pun baru akan dimulai setelah April.
"Biaya rekrutmen akan turun setelah perjanjian tersebut ditandatangani. Para agen ini seperti ingin mencari keuntungan sendiri," tegasnya.
"Warga (calon majikan) akan melakukan negosiasi mengenai gaji dengan para pekerja secara langsung. Bila pekerja memiliki kemampuan lebih, maka dia akan mendapatkan gaji lebih besar," jelasnya.
Sementara Wakil Menteri Pelayanan dan Hubungan Kerja di Kemlu Arab Saudi Ziyad Al-Sayegh menambahkan, pihaknya sudah meminta para agen untuk menyediakan calon majikan dengan pelayanan terbaik. Bila mereka melanggar peraturan, maka akan hukuman bagi para agen. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/03/01/411/948448/demi-cari-untung-agen-tki-di-arab-saudi-sebar-gosip

Usai Gorok Anak Majikan, TKI di Malaysia Bunuh Diri


KUALA LUMPUR - Kejadian mengerikan melibatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia kembali terjadi. Seorang TKI dilaporkan membunuh dua orang anak majikannya dan kemudian menghabisi nyawanya sendiri.
TKI yang diketahui bernama Agnes tersebut menggorok leher dari Koay Jia Hong yang masih berusia lima tahun dan Melvin Selvam Joseph yang berusia 18 bulan. Keduanya merupakan saudara tiri dari pasangan Koay Wan Nee dan Selvam Joseph.
Agnes ditemukan oleh majikannya dalam kondisi sama dengan dua anak majikan tersebut. Dirinya ditemukan tewas dalam kondisi leher yang tergorok.
Kepolisian Malaysia mengesampingkan adanya dugaan kekerasan dari orang asing. Ketika juga melihat tidak ada kerusakan di pintu rumah, ketika pembunuhan itu dilaporkan pada Selasa, 25 Februari 2014 malam waktu setempat di Taman Sri Putra, Sungai Buloh, Selangor.
"Agnes sangat disukai oleh keluarga dan kedua anak itu juga sangat menyukainya," kata Kepala Polisi Sungai Buloh, Junaidi Bujang, seperti dikutipThe Star, Kamis (27/2/2014).
Bujang menambahkan, bahwa Agnes adalah pemeluk Kristen yang taat. "Dari pernyataan pihak keluarga, kami dapat menyimpulkan bahwa kejiwaannya (Agnes) stabil. Kami terus mencari tahu apa yang sebenarnya membuatnya terpicu (melakukan pembunuhan)," lanjutnya.
Junaidi menambahkan tidak ada benda berharga yang hilang dari rumah. Selain itu, tidak pernah ada kesalahpahaman terjadi antara Agnes dan keluarga majikannya. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/02/27/411/947491/usai-gorok-anak-majikan-tki-di-malaysia-bunuh-diri

TKI Pembunuh Balita di Malaysia Diyakini Ilegal


Keluarga dari balita yang dibunuh TKI (Foto: The Star)
KUALA LUMPUR - Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membunuh dua orang balita anak majikannya di Malaysia, diyakini masuk ke Negeri Jiran dengan cara ilegal. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat konsuler RI di Malaysia.
Menurut Konsuler RI Dino Nurwahyudin, TKI yang diketahui bernama Agnes ini tidak memilik dokumen perjalanan. Selain itu, Dino menambahkan bahwa identitas asli dari Agnes masih menjadi misteri.
"Kami tidak tahu siapa dia (Agnes) atau bagaimana dia bisa masuk ke Malaysia, karena tidak ada dokumen tentangnya ataupun yang dipegang oleh majikannya," ujar Dino, seperti dikutipThe Star, Kamis (27/2/2014).
"Untuk saat ini, kami masih bekerja sama dengan polisi di Malaysia dan di Indonesia untuk memastikan identitasnya dan berharap bisa mendapatkan kejelasan," lanjutnya.
Dino menambahkan, Agnes diperkirakan sudah bekerja selama 18 bulan. "Kami mendapat kabar bahwa dia direkomendasi oleh keluarga yang sebelumnya memperkerjakannya yang pindah ke Johor," tuturnya.
Menurut Dino, setiap TKI yang datang bekerja di Malaysia harus melewati pemeriksaan kejiwaan. Untuk masalah Agnes, kemungkinan besar dia tidak melalui jalur legal untuk masuk ke Malaysia.
Sebelumnya Agnes diketahui menggorok leher dari Koay Jia Hong yang masih berusia lima tahun dan Melvin Selvam Joseph yang berusia 18 bulan. Keduanya merupakan saudara tiri dari pasangan Koay Wan Nee dan Selvam Joseph.
Agnes ditemukan oleh majikannya dalam kondisi sama dengan dua anak majikan tersebut. Dirinya ditemukan tewas dalam kondisi leher yang tergorok.
Kepolisian Malaysia mengesampingkan adanya dugaan kekerasan dari orang asing. Ketika juga melihat tidak ada kerusakan di pintu rumah, ketika pembunuhan itu dilaporkan pada Selasa, 25 Februari 2014 malam waktu setempat di Taman Sri Putra, Sungai Buloh, Selangor. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/02/27/411/947530/tki-pembunuh-balita-di-malaysia-diyakini-ilegal

Bali Wajibkan TKI Teken Kontrak Sebelum Berlayar


Ratusan TKI dari Sabah, Malaysia, memilih pulang ke Indonesia melalui Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kaltim akibat konflik
DENPASAR - Guna menghindari penipuan terhadap para tenaga kerja Indonesia asal Bali, khususnya yang akan dipekerjakan di kapal pesiar, BP3TKI Denpasar mewajibkan TKI sudah menandatangani kontrak sebelum berlayar. Selama ini kata Kepala BP3TKI Denpasar, Wayan Pageh, kontrak ditandatangani di atas kapal, dan TKI kerap terpojok.
"Kalau sudah berada di atas kapal, mereka tidak punya pilihan lain, kecuali mengikuti kemauan perusahaan penggunanya," kata Pageh kepada Republika di Denpasar, Kamis (27/2).
Seringkali kata Pageh, isi kontrak yang disodorkan ke para TKI merugikan TKI sendiri, seperti fee untuk agen yang besarnya mencapai Rp 60 juta setahun. Padahal para TKI dibayar dengan gaji antara 6.500 dolar AS-7.000 dolar AS. Seakan-akan lanjut Pageh, gaji setahun TKI habis hanya untuk membayar agent fee.
Karena itu jelas Pageh, untuk memberikan perlindungan kepada para TKI, pihaknya mengharuskan para TKI memiliki kontrak kerja yang sudah ditandatangani saat mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Dengan kebijakan yang dibuatnya itu lanjut Pageh, pihak agen kapal pesiar di Bali sempat melakukan protes, namun Pageh tetap berpegang pada kebijakannya.
"Sekarang mereka hanya minta tidak lebih dari Rp 25 juta untuk setiap TKI. Padahal itu sebenarnya juga tidak boleh, karena menarik fee ke pekerja bagian dari traficking," katanya.
Sekretaris Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali, AA Bagus Wiranata mengatakan, perlindungan terhadap TKI mutlak diperlukan. Untuk Bali sebutnya, kebanyakan pekerjanya bekerja di kapal pesiar dan mutlak memerlukan perlindungan. "TKI Bali sering diiming-iming untuk berangkat duluan, baru membuat kontrak setelah di atas kapal. Ini merugikan TKI," katanya.
Wiranata yang pernah bekerja di kapal pesiar selama dua tahun mengemukakan, penghasilan bekerja di kapal pesiar saat ini tidak seenak sebelumnya. Dulu kata Wiranata, tamu kerap memberikan tips langsung ke TKI dan satu minggu bisa mencapai 500 dolar AS. Tapi sekarang pemilik kapal mengharuskan uang tips semuanya dikumpulkan, baru dibagikan sama rata.
"Ini sebenarnya akal-akalan pemilik kapal saja, untuk ikut menikmati uang tips," kata Wiranata.
Mengenai besarnya agent fee yang diminta oleh agen kapal pesiar di Bali, Wiranata mengatakan seharusnya hanya sebulan gaji atau hanya sekitar Rp6,5 juta-Rp 7 juta. Sedangkan patokan dunia internasional maksimal 1.000 dolar AS dan itu dibayar oleh perusahaan pengguna.
Berdasarkan data kata Wiranata, di seluruh dunia terdapat sebanyak 292 buah kapal dengan kapasitas 40,4 juta orang setahun atau 3,5 juta orang sebulan. Kapal-kapal pesiar itu mermerlukan sebanyak 841.000-1,6 juta tenaga kerja. "Bali hanya menempatkan sekitar 14.000 tenaga kerjanya di kapal, yakni 13.000 orang di kapal pesiar dan 1.000 orang di kapal ikan dan kapal barang," kata Wiranata.
Red:Bilal Ramadhan
Rep:Ahmad Baraas
Sumber REPUBLIKA.CO.ID

TKI Asal Belu Tewas Ditembak Teman Majikan


Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur Muksimus Tuas, diduga ditembak hingga tewas oleh teman majikannya.
"Saya menduga suami saya menjadi korban penembakan teman majikannya saat berburu," kata Istri Muksimus Tuas, Riani, saat ditemui di Bandara El Tari, Kupang dalam penerbangannya dari Malaysia bersama jenazah suaminya dengan pesawat Garuda, Kamis.
Kendati pun demikian, Riani tidak bisa memastikan apakah suaminya menjadi korban karena sengaja ditembak atau karena salah tembak. "Saya belum tahu apakah suami saya itu korban salah tembak atau memang sengaja ditembak," katanya.
Dia mengatakan, sudah bersama suaminya Muksimus Tuas di Malaysia dan bekerja sebagai tukang kebun, di sebuah perkebunan sawit milik majikannya, selama 13 tahun.
"Namun naas menimpa suami saya dan meregang nyawa karena ditembusi peluru, pada Selasa (18/2) lalu," katanya.
Menurut Riani, insiden penembakan yang telah merenggut nyawa suaminya tersebut, sedang diselidik oleh Polisi Diraja Malaysia. "Saya berharap, kejadian ini segera terungkap," katanya, sedih.
Jenazah Muksimus dan istrinya Riani, dijemput ratusan keluarga dan kerabat di Bandara El Tari Kupang, dalam suasana haru.
Setelah tiba di bandara, jenazah lalu disemayamkan sementara dan didoakan seluruh keluarga dan kerabat, sebelum diberangkatkan ke kampung halaman di Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Muksimus Tuas, tewas tertembak, di sebuah hutan bernama Ipo, yang jaraknya sekitar 200 km dari Kuala Lumpur-Malaysia, saat bersama teman majikannya Chong Kaming, berburu di hutan negeri jiran tersebut.
Korban Muksimus, adalah seorang TKI legal yang berada di Malaysia bersama istrinya. Diketahui Muksimus pergi menggunakan dokumen resmi, dengan nomor paspor 092483.
Beberapa anggota keluarga korban di Bandara El Tari mengatakan, akan menuntut majikan korban segera membayar penuh gaji Muksimus Tuas, yang belum diterima selama kurang lebih satu tahun, serta asuransi kecelakaan yang menimpa korban.
"Kita akan tuntut semua hak korban," kata salah seorang keluaga korban.
Red:Taufik Rachman
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA

4 Pembius TKI Diamankan Polres Bandara Soetta


PeristiwaHati-hati menerima minuman sembarangan, karena motif kejahatan salah satunya kerap mencampurkan obat tidur pada minuman
Tangerang -Bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang ke tanah air, berhati-hatilah dengan ajakan orang tak dikenal untuk pulang bersama. Dengan dalih memberi minum, pelaku mencampur minuman dengan obat tidur, alhasil barang berharga pun lenyap.
Hal ini diutarakan TKI asal Kampung Bongas RT 1 RW 3, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Iwan Haryanto. Iwan mengungkapkan motif pelaku pembiusan kerap berperilaku baik dan mengajaknya pulang bareng, serta memberi minuman.
"Saya kenal sama salah satu dari 4 orang itu. Sikapnya berperilaku baik, ngajakin pulang bareng. Tapi tiba-tiba saya tertidur, bangun-bangun sudah entah dimana dan barang-barang saya hilang," kata Iwan di Kota Tangerang, Kamis (27/02/2014).
Kepala Satuan Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Dhany Aryanda mengatakan, para pelaku melakukan aksi penipuan dan membius para TKI di Terminal Khusus TKI sebanyak 5 kali.
"Mereka mengaku juga sebagai TKI, untuk pulang ke arah yang sama. Pelaku mengaku dijemput keluarga," tutur Dhany.
Otak pelaku dalam komplotan tersebut, diketahui berinisial RN berasal dari Bekasi Timur, serta TSR asal Pemalang, Jawa Tengah. Dhany menjelaskan, keduanya bersama-sama mendekati korban dan mengaku satu daerah dengan korban.
Setelah berhasil meyakinkan korbannya, keduanya pun langsung mengajak korban ke sebuah mobil yang sudah disediakan. Pelaku lain berinisial AT, sudah siap dibelakang stir yang terparkir di bandara. Sedangkan pelaku lain, AM, mengaku sanak keluarga dari ketiganya.
"Kemudian setelah masuk ke dalam mobil, pelaku jalan ke arah toko jamu yang ada didaerah Kecamatan Benda, Kota Tangerang. Pelaku sudah langganan disitu, kemudian tersangka TSR, mencampur minuman itu dengan obat yang membuat korban tak sadarkan diri," ungkap Dhany.
Ketika obat tidur tersebut bekerja, pelaku meminta nomor PIN ATM korban. Dalam keadaan setengah sadar, korban pun memberikan nomor PIN-nya.
Setelah menguras isi ATM korban, pelaku lalu membuang korban ke wilayah Daan Mogot Tangerang tak jauh dari Polres Metro Tangerang. "Mendapat informasi tersebut, kami melakukan penyelidikan," ungkap Dhany.
Polres Kota (Polresta) bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang meringkus ke 4 pelaku pembiusan dan sedang diperiksa di Polresta Bandara Soetta, guna penyelidikan lebih lanjut.
Liputan6.com
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung