http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Friday, November 22, 2013

TKW Korban Trafficking Asal Belu Tewas Tanpa Alasan Jelas


Jenazah almarhumah digotong warga setempat di Bandara El Tari, Kupang, NTT.
―――――――
Kupang- Tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang meninggal dunia dipulangkan ke Atambua disambut dengan isak tangis keluarga.
TKW bernama Yuliana Hoar Bria meninggal secara mengenaskan di negara Malaysia dan tiba di bandara El Tari, Kupang, dengan menggunakan pesawat Garuda, Kamis (21/11) sore.
PJTKI yang mengirim Yuliana ke Malaysia tidak mengatongi dokumen resmi atau melakukan praktik ilegal.
Keluarga almarhumah Yuliana, yang menunggu pemulangan jenazah sejak siang, langsung meyerbu ambulans yang membawa jenazah Yuliana ke bagian kargo Bandara El Tari. Jenazah langsung dibawa ke Atambua, Kabupaten Belu, NTT, untuk dimakamkan.
Keluarga korban tidak menyangka jika anak mereka yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Malaysia harus pulang dengan kondisi sudah tidak bernyawa lagi.
Siti, ipar korban, menjelaskan Yuliana diberangkatkan ke Malaysia tanpa memiliki dokumen resmi sehingga tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya.
Pihak keluarga sudah mengetahui oknum perekrut dan perusahaan jasa tenaga kerja yang merekrut Yuliana.
Siti meminta agar pihak PJTKI harus bertanggung jawab atas meninggalnya Yuliana dan keluarga meminta pihak Kepolisian dapat membokar perusahaan nakal yang mengirim TKW secara ilegal keluar negeri.
Blasius Bau, suami almarhumah, mengatakan keluarga hanya berharap pemerintah terus membongkar jaringan TKW yang melakukan tindakan trafficking dengan menjual TKW secara ilegal, sehingga nasib para TKW lainnya tidak seperti Yuliana yang meninggal tanpa alasan yang jelas.
Direktur Eksekutif TIFA, Irma G Lanti, yang ditemui SP di Kupang, mengatakan kejadian seperti dialami TKW asal Atambua itu merupakan kesalahan pemerintah dan aparat keamanan sebagai garda terdepan dalam pengawasan perlindungan pekerja migran.
“Pekerja migran harus menjadi mainstream dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) baik d itingkat provinsi maupun di kabupaten/kota, serta mengaktifkan peran gugus tugas traffcking dalam pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap pekerja migran secara berjenjang mulai dari masa perekrutan dari desa-desa, pra-penempatan sampai ke purna penempatan di negara tujuan,” kata Irma.
Irma meminta pemerintah daerah harus bisa kembali mengaktifkan balai latihan kerja di daerah untuk mempersiapkan TKW yang ingin bekerja ke luar negeri atau dalam negeri sebagai pengalaman dasar.
Serta pemerintah diminta lebih tegas dalam pengawasan di pintu-pintu keluar baik di bandara udara, laut dan darat sebagai pengawasan pengiriman TKI keluar negeri.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal NTT, Sarah Lerri Mboeik, mengkritik aparat penegakan hukum di NTT, khususnya aparat kepolisian. Selama ini semua kasus TKW yang ditangani aparat Kepolisian Polda NTT tidak ada PJTKI yang dihukum. Semuanya dilepas tanpa ada alasan yang jelas.
“Saya menduga ada mafia TKW serta konspirasi antara PJTKI dan aparat kepolisian Polda NTT sehingga pengiriman berjalan lancar tumbuh subur di NTT," katanya.
“Saya akan menyampaikan masalah tersebut kepada Kapolri sehingga dapat melihat dan memperhatikan kasus trafficking yang semakin menjadi-jadi secara ilegal dengan melibatkan aparat keamanan dari Kepolisian Polda NTT,” kata Sarah.
Penulis: YOS/FEB
Sumber:Suara Pembaruan

Setahun, 31 TKI Asal NTT Pulang Jadi Mayat

TEMPO.CO, Kupang -�Sebanyak 31 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri pulang ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur selama tahun 2013 sudah menjadi mayat.
"Ada 31 TKI yang dipulangkan dari luar negeri dalam keadaan meninggal," kata Kepala Seksi Penyiapan Penempatan TKI, BP3TKI Provinsi NTT, Jumat 22 November 2013. Namun, dia tidak merincikan siapa saja TKI tersebut.
TKI yang pulang jadi mayat, menurut dia, tersebar di kabupaten yang menjadi kantong-kantongTKI, seperti Belu, Kupang, Flores Timur dan Sumba. Diakuinya tidak semua TKI yang tewas bekerja di luar negeri secara ilegal. "Ada juga TKI tewas ke luar negeri yang legal," katanya.
Mereka yang tewas, katanya, rata-rata karena menderita sakit. Namun, ada juga yang tewas karena kecelakaan, seperti tersengat listrik. "Tewas karena penyiksaan tahun ini tidak ada," katanya.
Dia mengatakan, TKI yang diberangkatkan ke luar negeri secara ilegal dan meninggal tidak diberikan asuransi, apalagi mereka bekerja di bidang informal. Sedang TKI legal di sektor formal dipastikan mendapatkan asuransi. "Asuransi tergantung mereka bekerja di sektor formal atau informal," katanya.
Anggota DPD RI Sarah Lery Mboeik mengatakan perhatian pemerintah terhadap penanganan TKI sangat rendah, sehingga tidak heran, kalau TKI yang bekerja di luar negeri, seperti Malaysia sering mendapat penyiksaan. "Kurangnya ketrampilan dari para TKI, sehingga mereka sering disiksa. Sakit dan akhirnya meninggal," katanya.

TKI di Tanjung Pinang Kepenuhan

Tajuk.co, TANJUNG PINANG -- Pemerintah Malaysia kembali melakukan pengusiran terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI). Ada 328 orang TKI yang diusir dari negara jiran tersebut karena dinilai bermasalah.
Mereka terdiri atas 263 orang laki-laki dan 65 perempuan, dan tiba dengan menggunakan kapal feri Telaga Express di Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura, Tanjung Pinang, Kamis (21/11) malam.
Menurut Sony, Koordinator Lapangan Satuan Tugas TKI Bermasalah di Tanjung Pinang, kini tempat penampungan TKI Bermasalah Tanjungpinang padat, karena dihuni oleh ratusan TKI bermasalah yang diusir Malaysia sejak pekan sebelumnya.
Pada Rabu (20/11), sebanyak 273 orang TKI bermasalah yang terdiri atas 181 orang laki-laki dan 92 perempuan dewasa, ditambah sembilan anak-anak juga diusir pihak Malaysia menuju Tanjungpinang.
Salah seorang di antaranya meninggal keesokan harinya setelah mendapat perawatan akibat penyakit darah tinggi yang dideritanya saat bekerja di Malaysia. TKI yang meninggal itu berasal dari Aceh bernama Syahruddin Abdul Latif, 34 tahun.

Jenazah TKI yg kerja di malaysia Syahruddin diberangkatkan ke Aceh

Tanjungpinang (ANTARA News) - Jenazah tenaga kerja Indonesia Syahruddin Abdul Latif diberangkatkan dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau, ke kampung halamannya di Aceh.
"Jenazah Syahruddin tadi dibawa ke kampung halamannya di Kecamatan Matang Gelempang Dua, Aceh Utara, dengan didampingi sejumlah TKI asal Aceh yang merupakan teman almarhum," kata Koordinator Lapangan Satgas TKI Bermasalah Tanjungpinang, Sony di Tanjungpinang, Jumat.
Sony mengatakan, dari Tanjungpinang jenazah dibawa menuju Batam dan selanjutnya diterbangkan ke Medan dan terakhir diterbangkan ke Banda Aceh sebelum dibawa ke kampung halamannya.
"Kami juga berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Dinas Sosial setempat untuk pengurusan jenazah," ujar Sony.
Syahruddin meninggal di penampungan sementara TKI bermasalah Tanjungpinang pada Kamis (21/11) sekitar pukul 10.30 WIB akibat penyakit darah tinggi yang dideritanya sejak di Malaysia.
Pria 34 tahun tersebut bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia, dan diusir Pemerintah Malaysia bersama ratusan TKI bermasalah lainnya melalui Tanjungpinang pada Rabu (20/11).
Saat tiba di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Syahruddin ditolong tenaga kesehatan pelabuhan sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Tanjungpinang.
Karena kondisinya sudah mulai pulih, Syahruddin dibawa ke penampungan TKI bermasalah, menunggu pemulangan ke kampung halaman bersama ratusan TKI bermaslah lainnya.
Namun, sakit Syahruddin kembali kambuh pada Kamis (21/11) pagi hingga mengembuskan nafas terakhir.(*)
Editor: Ruslan Burhani

Dukun Pengganda Uang Asal Banyuwangi Diamankan di Kediri


Surya/didik mashudi
DUKUN NGIBUL - Perlengkapan ritual dukun penggadaan uang memakai kain kafan dan jenglot ditangkap di Kediri, Kamis (21/11/2013).
――――――
TRIBUJATIM.COM, KEDIRI- Polisi mengamankan Gus Fadilah alias Fathoni Abdillah (32) warga Desa Karang Gudang, Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi yang mengaku dukun sakti yang memperdaya korbannya dengan dalih bisa menggandakan uang saat menginap di Hotel Colombo, Kota Kediri, Kamis (21/11/2013).
Di Kediri, Gus Fadillah telah memperdayai Majtahit (55) warga Desa Petok, Kecamatan Mojo dengan kerugian Rp 13.750.000 karena uangnya di ATM diambil pelaku.
Kasus ini bermula dari pertemuan dengan pelaku 8 November 2013 yang minta korban membuka rekening di BNI Kediri sebesar Rp 500.000. 14 November 2013, pelaku dan korban ke ATM BNI yang ada di depan RSI Kediri untuk menarik uang Rp 400.000. Setelah itu keduanya kembali ke rumah korban untuk mengadakan ritual di dalam kamar.
Sebelum ritual dimulai, korban dimintai uang pecahan Rp 5.000 dan terkumpul Rp 200.000 dan Rp 400.000 yang diambil dari ATM sehingga uang yang terkumpul Rp 600.000.
Setelah dibuat ritual menjadi Rp 1.250.000, sedangkan saldo di ATM Rp 100.000 menjadi Rp 1 juta.
Dengan hasil tersebut korban tertarik dan diminta untuk mengisi tabungan sebanyak-banyaknya.
Rayuan pelaku uang dapat berlipat sampai 10 kali sehingga korban kemudian mengisi tabungannya Rp 13.750.000.
Korban diminta menunggu hasil ritual, sedangkan buku tabungan, kartu ATM dijadikan satu dengan media ritual. Namun setelah ditunggu lama, pelaku tidak kunjung datang, korban pun mulai curiga.
Korban memberanikan diri melihat kartu ATM yang dijadikan media ritual, ternyata kartunya sudah berubah jadi Indomaret card. Sadar telah tertipu, koran kemudian melaporkan kasusnya ke Polsek Mojo.
Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku dapat diamankan di tempatnya menginap Hotel Colombo, Kota Kediri, Kamis (21/11/2013). Saat ini pelaku masih diamankan di Polsek Mojo guna proses penyidikan kasusnya.
Kasubag Humas Polres Kediri Kota AKP Siswandi saat dikonfirmasi menyebutkan, penipuan berkedok penggandaan uang itu memakai ritual dengan media Jenglot.
Polisi juga mengamankan, kain kafan, minyak fambo, gelas, piring, baki, buah-buahan, Indomaret card, buku tabungan BNI dan kartu ATM BNI. Petugas juga meminta keterangan saksi Mat Yunan (46), tukang ojek warga Dusun Kembangan, Desa Bobang, Kecamatan Semen.
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung