http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, April 23, 2014

Perompak Serbu Kapal Tangki Jepang di Malaysia


Aksi perompak di laut


KUALA LUMPUR -- Perompak bersenjata menyerbu satu kapal tangki Jepang di lepas pantai Malaysia, Selasa (22/4). Lebih dari separuh lima juta liter diesel dicuri dari tanker tersebut dan tiga awaknya diculik.
Komandan Polisi Maritim Malaysia, Abdul Aziz Yusof mengatakan enam perompak dispeedboatnaik ke kapal tangki Naninwa Maru 1 pada pukul 01.00 waktu setempat di lepas pantai barat Malaysia.
Para perompak, lanjut dia, memompa keluar lebih dari separuh lima juta liter diesel yang dibawa tanker tersebut ke dalam dua kapal yang menunggu dan menculik tiga awaknya.
Insiden di Selat Malaka, jalur yang dilewati sekitar seperempat perdagangan minyak yang berlayar di laut dunia, telah memicu kekhawatiran bahwa pembajakan bisa meningkat di wilayah itu dan menaikkan premi asuransi kapal.
Seorang pejabat setempat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepadaReuters, ada dugaan kalau gerombolan perompak bersenjata yang berkeliaran di Selat Malaka bagian dari sindikat yang mungkin memiliki jaringan dengan kru di kapal yang menjadi target pembajakan, atau memiliki pengetahuan tentang dalam kapal atau kargo.
Intelijen seperti itulah yang menurut dia memimpin pembajakan, terlibat dalam merebut tanker sehingga kargo bahan bakar dapat ditransfer dan dijual ke pasar gelap.
Red:Yudha Manggala P Putra
Sumber: Perompak Serbu Kapal Tangki Jepang di Malaysia

9 TKI Korban Perdagangan Manusia Dipulangkan dari Malaysia


Ilustrasii: Sejumlah TKI bermasalah menggendong anak mereka melintas di depan ruang tunggu, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. (Foto: Antara)

KBR68H, Jakarta - Hari ini pemerintah telah memulangkan sembilan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban perdagangan manusia di Kuala Lumpur, Malaysia. Di sana mereka diperkerjakan sebagai pekerja seksual.
Ketua Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Malaysia Dino Wahyudin mengatakan tujuh korban di antaranya anak di bawah usia 18 tahun. Oleh agen di Malaysia, data kelahiran mereka diubah sebelum dikirim ke tempat prostitusi. Menurut Dino, pemerintah bersama aparat Malaysia masih mencari otak pelaku jaringan perdagangan manusia.
"Kita telah bekerja sama dengan polisi Malaysia, kita berhasil menyelamatkan mereka. Sementara kita masih terus, pelakunya ini kan juga ada di Indonesia, pelaku perdagangan ini kan bukan berarti pelakunya Malaysia juga. Malaysia itu adalah wilayah teritori Malaysia, penegak hukum Malaysia yang akan melakukan tindakan hukum. Sementara kan ada pelakunya juga di Indonesia yang mengirimkan mereka ini," kata Dino kepada KBR68H
Ketua Satgas Perlindungan dan Pelayanan WNI KBRI Malaysia Dino Wahyudin menambahkan saat ini tengah bekerja sama dengan divisi anti-perdagangan di kepolisian Malaysia. Pemerintah menduga ada jaringan perdagangan manusia baik di Kuala Lumpur dan di Indonesia. Modus yang mereka lakukan adalah memberikan tawaran penghasilan yang besar dengan memperkerjakan mereka di salon atau rumah makan. Selanjutnya mereka diperkerjakan sebagai pekerja seks.
Editor: M Irham
Sumber 9 TKI Korban Perdagangan Manusia Dipulangkan dari Malaysia

Dua ABK Asal Brebes Hilang Kontak di Taiwan


PanturaNews (Brebes)- Koordinator Federasi Organisasi Migran (Formigran) Indonesia, Jamaludin, menyatakan dua warga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang bekerja menjadi Anak Buah Kapal (ABK) di Taiwan dikabarkan hilang kontak sejak 2010.
Kedua ABK yang hingga saat ini tidak diketahui lagi oleh keluarganya, masing-masing bernama Junaedi (29) warga Desa Cimunding, Kecamatan Banjarharjo dan Muktar Saefuri (28) warga Desa Kedungoleng, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. Akan tetapi, keduanya merupakan ABK yang bekerja di kapal berbeda.
"Kami sudah mengupayakan pihak terkait untuk melacak keberadaan mereka. Kasus Junaedi kini sudah disampaikan kepada Konsulat Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk berurusan dengan pihak agensinya," ujar Jamaludin, yang berasal dari Desa Mundu, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Selasa 22 April 2014.
Terkait dengan keberadaan PT penyalur, kata Jamal, panggilan akrabnya, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Kemenlu dan BNP2TKI untuk mengusut masalah kedua ABK tersebut. "Kami menduga sepertinya ada aturan yang dilanggar," ungkapnya.
Namun, lanjut Jamal, untuk penanganan Muktar Saefuri, pihaknya menengarai ada upaya untuk menyembunyikan informasi yang sebenarnya tentang penyebab kecelakaan kerja korban. "Ada kejanggalan dalam laporan peryataan hilang tersebut karena bukan dikeluarkan pihak berwenang. Hak keduanya untuk mendapatkan upah kerja juga belum terealisasi secara penuh. Kami mencoba semaksimal mungkin," katanya.
Ia menambahkan, aturan perlindungan TKI yang bekerja sebagai ABK dan sektor perikanan lain sangat rendah. Pemerintah RI belum meratifikasi Konsesus Hukum Maritim Dunia, padahal sekitar 35 ribu warganya bekerja menjadi pelaut di bawah kapal bendea asing. Begitu juga, masih ada kesan perebutan kewenangan antara Dirjen Perhubungan Laut (Hubla) Kementerian Perikanan dan Kelautan dengan Kemenlu dan BP2TKI dalam regulasi pemberangkatannya.
"Selama ini perlindungan masih lemah, belum ada UU atau PP, tapi kelasnya baru Peraturan Kepala Badan. Kami sangat prihatin," tuturnya.
Sementara, Edi Susanto, kakak korban Junaedi saat dikonfirmasi mengatakan, adiknya berangkat ke Taiwan sejak Agustus 2008 menjadi ABK di kapal cumi. Dua bulan kemudian, Junaedi menelpon dalam keadaan baik-baik saja. Namun sejak 2010, tiba-tiba perusahaan pengerahnya memberikan cashbon sebesar Rp 5 juta kepada keluarga. Sejak saat itu, kabar Junaedi tidak diketahui lagi. Selama di Taiwan, lanjutnya, Junaedi tidak pernah sekalipun kirim uang gaji kepada keluarga.
"Kami sudah mencoba mencari keberadaan PJTKI-nya tapi tidak ada lagi, PT nya ternyata sudah ganti nama dua kali. Lah sejak 2011 PT itu sudah tidak ada lagi entah kemana," terangnya.
Senada dengan kejadian yang menimpa Muktar Saefuri yang berangkat tahun 2008 dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Seperti yang disampaikan Mustofa, kakak Saefuri. Pihaknya mengakui, adiknya sudah dinyatakan hilang saat berlayar bersama kapal bendera Taiwan di perairan Amerika Selatan.
Hanya saja, kabar tersebut, bukan didapat dari lembaga yang memiliki otoritas, melainkan testimoni dari ABK lain asal Indonesia. Melalui surat yang berkop kapal tulisan Taiwan tersebut, teman-teman Saefuri menuturkan Saefuri hilang dilaut setelah jatuh dari dek. Sempat dipegang, namun Saefuri akhirnya tidak bisa diselamatkan.
"Salah satu teman dia itu kebetulan satu desa dan sudah pulang, yang membuat keluarga curiga dia tidak pernah sekalipun main ke rumah apalagi cerita, wong barang milik Saefuri juga diantarkan orang lain," terangnya.
Pihak keluarga kini berharap agar ada kabar pasti terkait dengan hilang dua ABK tersebut. Mereka merindukan mereka bisa kembali ke rumah dengan selamat. Untuk Saefuri, kabar meninggalnya itu diketahui menjelang empat hari pulang ke Indonesia karena habis kontrak.
Ketua LSM Gugat, Slamet Riyadi, yang ikut mendampinginya mengatakan, ada upaya tindakan kriminal yang menimpa Saefuri. Selain berdasarkan kronologi yang janggal dari testimoni ABK lain, juga bukan lembaga resmi.
"Teman Saefuri itu sudah di rumah, tapi tidak pernah cerita. Seperti ada ketakutan, ini tentunya mencurigakan, kami harap pihak kepolisian mengusut kasus ini," papar Slamet. Sumber Dua ABK Asal Brebes Hilang Kontak di Taiwan

Kemensos Klaim Bantu Belasan Ribu TKI Bermasalah


PADANG - Kementerian Sosial
mengklaim, telah berhasil
menangani belasan ribu kasus
pekerja migran asal Indonesia
yang bermasalah.
Menteri Sosial Salim Segaf Al
Jufri mengatakan, pada tahun
2013, pihaknya telah
menangani 15-20 ribu kasus
pekerja migran yang
bermasalah di luar negeri.
"Tahun ini juga jumlahnya
hampir mendekati tahun
kemarin," ucap Salim disela
pembukaan Rapat Koordinasi
Pengembangan SDM dan
Pembangunan Kesos III Tahun
2014 di Kota Padang, Sumatera
Barat, Selasa (22/4/2014).
Menurutnya, pekerja migran
yang bermasalah telah
mendapat pendampingan
hingga sampai ke kampung
halaman. Pihaknya juga
memberikan perhatian khusus
bagi para TKI yang mengalami
gangguan kejiwaan seperti
trauma.
"Pekerja migran bermasalah
sudah kita tangani, kita
pulangkan sampai ke kampung
halaman. Kalau yang trauma
kita tempatkan di panti-panti
kita untuk mengembalikan
kondisi kejiwaannya dulu baru
dikembalikan ke daerahnya,"
Kendati demikian, Salim
mengaku hanya menangani
para TKI yang terdaftar secara
legal. Jika TKI tersebut tidak
terdaftar alias ilegal maka
bukan kewenangan
Kementerian Sosial.
"Hanya TKI yang legal ya, tapi
kalau TKI ilegal bukan tugas
Kemensos," tegasnya. (ded) sumber Kemensos Klaim Bantu
Belasan Ribu TKI Bermasalah

 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung