http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, May 13, 2013

Dua TKI Asal Jatitujuh Hilang?


MAJALENGKA,(PRLM).- Dua Tenaga Kerja Indonesia asal Desa Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka yang bekerja di Singapura dan Arab, Enes (36) dan Darniti (27) sudah enam tahun tidak jelas keberadaannya. Pihak keluarga kini mengkhawatirkan kalau mereka menjadi korban perdagangan. Menurut keterangan ibu kandung Darniti, Nacem (47) alamat Blok Rancabolang, RT 02/07, Desa Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh, anaknya tersebut mulai berangkat ke Singapura pada tahun 2007 lalu ketika usianya masih berumur 17 tahunan setelah dua tahun menikah dengan Otong laki-laki yang beralamat di Blok Bojong Rantang, Desa Randegan Kulon, Kecamatan Jatitujuh dan dikaruniai satu anak yang kini sudah berusia 8 tahun. Darniti berangkat ke Singapuran bersama beberapa tetangganya dengan tujuan ingin memiliki rumah dan memperbaiki kehidupan keluarganya yang selama ini kedua orang tuanya hanya buruh tani serta suaminya sebagai pedagang cilok di sekolah. Dua tahun pertama menurut darniti anaknya tersebut kerap menghubunginya melalui sambungan telpon seluler milik tetangganya sehingga keluarga tidak begitu khawatir karena pada pembicaraan di telpon Darniti bekerja di rumah majikan yang baik. Walapun gajinya tidak pernah dikirimkan kepada keluarga di kampung. Malah pada masa kontrak kerja pertama dia sempat pulang ke Rancabolang walapun tidak membawa uang. “Dia kemudian kembali lagi ke Singapur, pada saat pulang dia hanya sebentar di rumah,” ungkap Nacem disertai ibunya Sarah (65) . Menurutnya selama empat tahun bekerja di Singapura atau ua kali kontrak kerja hanya mengirimi uang senilai Rp 4 juta kepada suaminya. Dugaan keluarga uang gajinya selama bekerja tersebut sengaja disimpannya untuk keperluan yang lebih besar yakni membangun rumah. Namun kini ternyata Darniti tidak jelas lagi kabarnya. Informasi yang diperoleh sekitar dua tahun lalu menurut Nacem, anaknya tersebut telah pulang dari Singapura, namun begitu turun di Bandara langsung ada yang menjemput dan membawanya kembali entah kemana. “Jadi nepi ka ayeua teu jelas kabarna, cenah mah aya nu ngiwat di bandara (jadi sampai dengan saat ini tidak jelas kabarnya, katanya ada yang membawa saat di bandara),” ungkap Nacem. Untuk memperoleh informasi tentang keberadaan anaknya tersebut Nacem dan kelaurganya telah beberapa kali bertanya ke dukun hingga menghabiskan biaya lebih dari Rp 2 jutaan, namun belum juga berhasil. Bahkan menurut Nacem, suaminya Rusdi (50) sekitar 4 bulan lalu meninggal setelah sakit cukup lama dan terus memikirkan nasib anaknya. Ketidak jelasan TKI juga menimpa Enes warga lainnya. Enes berangkat ke luar negeri sejak 6 tahun lalu sejak suaminya Eman meninggal. Kedua anaknya Usi (8) dan Asih (15) tidak mengetahui keberadaan ibunya, mereka kini tinggal bersama nenek dan buyutnya di pasindangan.(C-28/A-26).*** sumber:pikiran-rakyat.com/node/234608
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung