http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Tuesday, February 4, 2014

Jemur Pakaian, TKW Terjatuh dari Lantai Dua


Sejumlah tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia berada di mes penampungan/ilustrasi
SUKABUMI -- Tenaga Kerja Wanita Asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terjatuh dari lantai dua saat sedang menjemur pakaian di rumah majikannya di Abu Dhabi yang menyebabkan korban terancam lumpuh. "Korban yang diketahui bernama Imas binti Aep Saepuloh saat ini sudah berada di rumahnya di Desa Cikujang, Kecamatan Gunungguruh," kata Ketua Komite Pengawasan dan Perlindungan TKI Sukabumi, Jamal.
Menurut dia akibat kecelakaan kerja yang dialaminya tulang punggung dan kedua kakinya patah. Jamal yang juga pendamping Imas mengatakan, kondisi pahlawan devisa ini sudah mulai membaik tetapi belum bisa sepenuhnya melakukan aktifitas karena harus tetap menjalani pengobatan berlanjut sampai sembuh.
"Untungnya, korban bekerja di majikannya yang baik sehingga saat mengalami kecelakaan Imas diberikan bantuan secara maksimal mulai dari pengobatan hingga penyembuhan," ujarnya.
Bahkan, TKW yang sudah bekerja selama 14 bulan di Abu Dhabi ini mendapatkan gaji tambahan dan bantuan dari majikannya pascakecelakaan tersebut. Selain itu, seluruh kebutuhan Imas pun diberikan dan saat akan pulang ke Indonesia majikannya membelikan tiket pesawat.
Walaupun semua kebutuhan Imas sudah dipenuhi oleh majikannya tersebut, tetapi pihaknya akan tetap membantu menuntut asuransi ketenaga kerjaan kepada pihak perusahaan penyalur TKI ke luar negeri yakni PT Rayana Manggahina di Jakarta.
"Asuransi tersebut harus tetap diberikan oleh perusahaan, karena merupakan hak Imas untuk menjalani pengobatan pascakecelakaan kerja yang dialaminya tersebut. Maka dari itu, kami tetap akan memperjuangkan haknya yang belum diberikan," tambahnya.
Jamal mengatakan kasus kecelakaan kerja yang dialami Imas harus menjadi perhatian seluruh pihak khususnya dalam pemberian asuransi, karena selama ini untuk mencairkan asuransi tersebut banyak TKI atau TKW yang kesulitan dengan berbagai alasan.
Red:Endah Hapsari
Sumber:
REPUBLIKA.CO.ID

Menakertrans: Qatar sediakan ribuan lowongan TKI


Menakertrans Muhaimin Iskandar (FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan Pemerintah Qatar masih membuka ribuan lowongan kerja bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI).
Lowongan tersebut antara lain di bidang minyak dan gas, perhotelan dan industri jasa wisata, teknologi informasi, konstruksi, serta perawat.
"Kita terus mendorong peningkatan jumlah penempatan TKI formal yang bekerja di Qatar. Apalagi TKI formal Indonesia sudah diakui kualitasnya oleh parauseratau perusahaan-perusahaan di Qatar," kata Muhaimin Iskandar seusai menerima kunjungan Duta Besar Qatar untuk Indonesia Ahmad Abdullah Ahmad Gholo Al-Muhanedi di Jakarta, Selasa.
Saat ini, berdasarkan data Kemenakertrans lebih dari 40.000 TKI bekerja di Qatar yang rata-rata bekerja di industri minyak dan gas.
Pada 2013, jumlah TKI yang masuk dan terdaftar di KBRI Doha pada tahun tersebut berjumlah 6.716 orang dengan rincian sebanyak 101 orang bekerja sebagai profesional danskill labourlainnya, serta sisanya sebanyak 6.615 TKI bekerja sebagai penatalaksana rumah tangga atau sektor domestik.
Selain pekerjaan di sektor formal, Muhaimin pun meminta pemerintah Qatar agar memperkuat kerja sama dalam melakukan upaya-upaya meningkatkan perlindungan bagi TKI informal yang bekerja di sektor domestik.
Beberapa hak normatif yang harus dipenuhi oleh negara penempatan terhadap TKI antara lain hak mendapatkan akses komunikasi dengan keluarga setiap saat yang berada di daerah asal dan dengan pihak perwakilan RI dan mendapatkan hari libur sehari dalam seminggu.
Selain itu, hak untuk dapat memegang paspornya sendiri sebagai identitas diri dan hak mendapatkan jaminan bahwa gaji tetap diterima setiap bulan yang dibayarkan melalui sistem perbankan dan perjanjian kerja melalui sistem online elektronik.
Sementara, untuk memperbaiki sistem penempatan calon TKI pekerja domestik, TKI harus mendapatkan pelatihan keterampilan pra-pemberangkatan selama 300 sampai 400 jam.
"Pembenahan yang sedang dilakukan dapat memberikanwin-win solutionbagi kedua belah pihak dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI. Artinya tenaga kerja yang bekerja di sektor domestik lebih terlindungi dan pengguna mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas," kata Muhaimin
Sementara itu, Duta besar Qatar untuk Indonesia Ahmad Abdullah Ahmad Gholo Al-Muhanedi mengatakan Pemerintah Qatar meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk menggenjot pengiriman TKI formal
"Peluang kerja di sektor formal di Qatar masih terbuka lebar. Kami membutuhkan tenaga kerja asal Indonesia untuk menduduki jabatan formal di sejumlah sektor tersebut. Kami juga akan memprioritasikan TKI tersebut untuk menduduki sejumlah jabatan," kata Ahmad Abdullah.
Qatar membutuhkan banyak tenaga kerja dengan semakin banyaknya ekspatriat yang datang dan menetap di negara tersebut. Saat ini terdapat lebih dari satu juta penduduk ekspatriat dari total dua juta penduduk yang harus dilayani oleh pemerintah Qatar.
Editor: Heppy Ratna
Sumber

TKI Asal Sragen Meninggal di Arab Saudi



Sragen -- Ngatini, 39 tahun, seorang tenaga kerja Indonesia asal Dukuh Ngrampal, Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, Sragen dilaporkan meninggal di Mekkah, Arab Saudi pada Sabtu, 1 Februari 2014.
Koordinator Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia, Iweng Karsiwen mengatakan Ngatini meninggal setelah dirawat di rumah sakit di Arab Saudi sejak 13 Januari 2014. "Sebelumnya dia sudah mengeluh sakit perut setelah melahirkan tiga bulan lalu," kata Iweng, Senin 3 Februari 2014.
Ngatini menurut Iweng sempat dilarikan ke rumah sakit. Tapi ia dirawat selama tiga hari karena ketiadaan biaya. Setelah itu Ngatini dirawat di rumah kontrakan temannya, tapi kondisinya jadi memburuk. "Masuk rumah sakit lagi pada 13 Januari, lalu koma. Dan akhirnya meninggal," ujar Iweng yang mewakili keluarga Ngatini.
Dia mengatakan belum ada keterangan dari rumah sakit penyebab meninggalnya Ngatini. Informasi yang dia terima, Ngatini mengeluh sakit perut, kakinya bengkak, dan tenggorokannya juga sakit.
Setelah meninggal, jenazah Ngatini kesulitan dipulangkan ke Indonesia. Sebab dia tidak punya dokumen resmi. "Ngatini kabur dari rumah majikan karena 5 bulan bekerja tidak digaji," kata Iweng.
Dia mendesak pemerintah segera memulangkan jenazah Ngatini dan mengurus gajinya. Selain itu, pemerintah juga harus memulangkan anak Ngatini yang berusia 3 bulan. "Saat ini anak Ngatini dirawat salah seorang kawannya di Arab Saudi," ucapnya.
Kepala Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jawa Tengah, AB Rahman yang dihubungi secara terpisah mengatakan menunggu sikap keluarga perihal jenazah Ngatini. "Mau dimakamkan di Arab Saudi atau dibawa pulang," katanya. Sebab ia sempat mendengar kalau keluarga merelakan Ngatini dimakamkan di Arab Saudi.
Jika memang ingin dipulangkan ke Indonesia, dia menyatakan pemerintah siap membantu. Keluarga atau kuasa keluarga diminta berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi. Dia juga berjanji mengurus gaji Ngatini yang belum dibayar majikannya.
Soal anak Ngatini, dia mengatakan awalnya Kedutaan sudah menawarkan diri merawatnya. Tapi lantas dirawat oleh rekan Ngatini. Dia menyatakan siap memulangkan anak Ngatini jika keluarga bersedia menerimanya. "Katanya keluarga bersedia merawatnya. Kami akan segera urus SPLP (surat perjalanan laksana paspor) anak tersebut," Rahman menambahkan.
UKKY PRIMARTANTYO
Sumber
TEMPO.CO
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung