http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, May 7, 2014

Solo Bangun Gedung Kedatangan TKI

(Solo, BNP2TKI) Pemerintah
Kotamadya Solo mengalokasikan
hampir Rp 3 milyar untuk
membangun Gedung Pendataan
Kedatangan TKI di Bandara Adi
Sumarmo, Solo. Pembangunan
Gedung Pendataan Kedatangan
(GPK) TKI ini dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan kepada
para “Pahlawan Devisa”
Solo yang pulang kembali ke
kampung halaman mereka.
Walikota Solo Ir H Joko Widodo
saat mengantar Kepala Badan
Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) Moh
Jumhur Hidayat meninjau GPK
TKI, pada akhir Safari Ramadhan
“Menyapa TKI”, Jumat
(19/9) mengungkapkan, meski
secara fisik pembangunan
Gedung Pendataan Kedatangan
itu sudah selesai, namun
pemakaiannya masih menunggu
penyelesaian pembangunan
terminal umum.
“Begitu pembangunan
terminal baru selesai, gedung
baru milik TKI ini akan segera
berfungsi. Namun karena tangga
Belalai untuk turunnya pesawat
belum datang, maka rencana
operasional gedung ini di bulan
November 2008 akan mundur
sedikit,” tutur Walikota Solo
Ir H. Joko Widodo.
Diakuinya, jika sarana yang ada
di dalam GPK TKI kurang layak
untuk memberi pelayanan
kepada para pahlawan devisa
seperti kurangnya tempat duduk,
tempat yang sempit dan fasilitas-
fasilitas lainnya. Namun secara
bertahap akan dilakukan
penyempurnaan.
Kepala BNP2TKI Moh Jumhur
Hidayat menyambut baik inisiatif
Pemda Kota Solo membangun
GPK TKI. Ia menilai, GPK TKI Solo
secara fisik sudah cukup
memadai, disamping juga sudah
tersedia fasilitas-fasilitas lainnya
yang diperlukan. Dengan
demikian, diharapkan para TKI
yang mendarat langsung ke
Bandara Adi Sumarmo Solo,
kelak akan lebih terlayani
dengan baik.
“Saya salut karena secara
umum gedung khusus untuk
melayani dan mendata para
pahlawan devisa ini kurang lebih
akan memiliki fasilitas yang sama
dengan yang ada di Selapajang,
Tangerang,” puji Jumhur.
Dari laporan yang diterimanya,
menurut Jumhur, hingga saat ini
belum ada TKI yang tiba di
Bandara Adi Sumarmo
mendapat masalah saat pulang
ke rumah masing-masing,
sebagaimana kasus yang sering
dialami para TKI jika mendarat di
Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
Karena itu ia memberi banyak
pilihan kepada TKI apakah mau
diantar dengan taksi, atau di
antar bus dari bandara, bahkan
mereka bisa juga dijemput oleh
keluarganya sendiri.
Terimakasih TKI
Sebelumnya Kepala BNP2TKI
Moh Jumhur Hidayat didampingi
Walikota Solo Ir H Joko Widodo
menyambut para TKI yang baru
pulang dari tempat kerja mereka
di Selangor, Malaysia. Para TKI
yang tiba dengan pesawat Air
Asia itu mendapat kalungan
bunga langsung dari Kepala
BNP2Tki dan Walikota Solo.
Salah seorang TKI, Anis Setiana
yang sempat mendapat kalungan
bunga dari Kepala BNP2TKI
mengatakan bahwa ia pulang ke
tanah air karena masa kerjanya 2
tahun sudah habis di Malysia.
Selama bekerja di pabrik
eletronik di Selangor, Malaysia,
Anis mendapat gaji per bulannya
sekitar Rp 2,5 juta. Kepada
Kepala Badan, ia berharap
setelah merayakan hari Iedul Fitri
ini berharap akan bisa berangkat
kembali dan bekerja ke Malaysia.
“Kamu kenal siapa bapak
ini?,” Tanya Kepala BNP2TKI
kepada Anis. Ditunggu tak
menjawab, Jumhur pun memberi
tahu bahwa beliau ini adalah
Walikota Solo, Ir H Joko Widodo.
Anis pun kaget mendengar
bahwa orang yang
menjemputnya di Bandara tadi
itu adalah Walikota Solo yang
selama ini ia hanya dengar
namanya saja.
Ia pun senyum saat diapit dan
ditepuk pundaknya oleh Pak
Wali. Kepada Pak Wali, Anis
mengatakan bahwa ia akan
pulang ke rumahnya di Sragen,
Solo dan keluargannya sudah
menunggu di luar untuk
menjemputnya. Anis adalah satu
dari tiga pahlawan devisa yang
disambut dengan karangan
bunga Jumat pagi itu oleh
Walikota Solo bersama dengan
Kepala BNP2TKI.
Kepala BNP2TKI ketika
memberikan karangan bunga
kepada Anis tidak lupa
mengucapkan terimakasih atas
nama pemerintah atas jasa adik-
adik kepada bangsa dan negara.
Pagi itu ada ratusan TKI turun
dari Maskapai Air Asia nomor
pesawat 966 di Bandara TNI AU
Adi Sumarmo. (zul) sumber Solo Bangun Gedung
Kedatangan TKI

Pemerintah Sosialisasikan Waspada MERS-CoV Kepada TKI

Banjarnegara (Antara) -
Pemerintah Republik Indonesia
terus menyosialisasikan
kewaspadaan terhadap
penularan Middle East
Respiratory Syndrome Corona
Virus (MERS-CoV) kepada para
tenaga kerja Indonesia di luar
negeri khususnya Arab Saudi.
"Di Jeddah, di Riyadh, terus
dilakukan sosialisasi di kantong-
kantong TKI. Kami selalu
memberikan perlengkapan dan
pelayanan," kata Kepala Badan
Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) Gatot
Abdullah Mansyur di
Banjarnegara, Jawa Tengah,
Rabu.
Gatot mengatakan hal itu
kepada wartawan usai
menghadiri sosialisasi program
penempatan dan perlindungan
TKI di Aula Sekretariat Daerah
Banjarnegara.
Menurut dia, hingga sekarang
penyebar virus MERS-CoV
belum terkonfirmasi apakah dari
unta atau lainnya.
"Bahkan, vaksinnya juga belum
ada," kata mantan Duta Besar
Republik Indonesia untuk Arab
Saudi itu.
Oleh karena itu, kata dia, TKI
yang berada di Arab Saudi
harus selalu menjaga
kebersihan, kesehatan atau
vitalitas, menghindari
kerumunan orang, dan
menggunakan masker jika pergi
ke tempat-tempat umum.
Berdasarkan laporan, menurut
dia, seorang TKI meninggal
dunia di Jeddah pada 26 April
2014 karena teridentifikasi
terkena MERS-CoV.
"Di Indonesia ada 27 orang yang
`suspect` (MERS-Cov). Tetapi
menurut Ibu Menteri Kesehatan,
ke-27 orang tersebut setelah
diperiksa, tidak ada yang positif,
semua negatif MERS-CoV,"
katanya.
Kendati demikian, dia
mengatakan bahwa ke-27 orang
itu tidak ada yang mantan TKI.
"Pokoknya yang pulang dari
umroh," katanya.
Gatot mengatakan hingga saat
ini belum ada pembatasan
kunjungan ke negara-negara
yang diduga terjadi penyebaran
MERS-CoV.
Menurut dia, hal itu disebabkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa
belum sampai memutuskan
adanya pembatasan kunjungan,
dan pemerintah Arab Saudi juga
belum membatasi orang-orang
yang akan datang ke negara
tersebut.
"Sampai sekarang masih sebatas
saran-saran untuk menghindari.
Tetapi kita harus waspada,"
katanya.
By Pemerintah Sosialisasikan Waspada MERS-CoV Kepada TKI

Masyarakat Indonesia Target Kejahatan Dunia Maya

Jakarta - Masyarakat di Indonesia belum tanggap dengan ancaman kejahatan dunia maya. Kejahatan dunia maya berpeluang terjadi karena kurangnya kesadaran melindungi perangkat teknologi informasi. Penelitian Microsoft terhadap kebiasaan masyarakat dalam menggunakan peranti lunak menunjukkan 63 persen pengguna komputer di Indonesia menggunakan peranti lunak bajakan yang terinfeksi. (Baca: Kata Bos Google Soal Malware di Android »Kejahatan dunia maya yang terencana, berkaitan erat dengan kebiasaan menggunakan teknologi,” kata General Manager Worldwide Anti-Piracy Microsoft, Dinis Couto, di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2014. Selama ini kejahatan dunia maya identik dengan pembobolan sistem di suatu institusi yang dilakukan peretas. Padahal, kejahatan dimulai dari hal kecil yang kerap tidak disadari oleh masyarakat, misalnya spam dan malware. (Baca: Ini Kerugian dari Serangan Malware di Asia Pasifik Dia menyebutkan hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko kejahatan dunia maya. Pertama yaitu peran pemerintah dalam mengedukasi masyarakat. Hal tersebut terkait dengan sosialiasi penggunaan software atau peranti lunak asli. Selama ini masyarakat kerap menggunakan peranti lunak bajakan karena dianggap lebih murah dan mudah diperoleh. »Padahal risiko menggunakan peranti lunak bajakan bukan hanya virus yang menyerang komputer,” ucap Dinis. Kedua, yaitu meyakinkan masyarakat mengenai adanya perlindungan hukum bagi konsumen yang mengalami kejahatan dunia maya. Perlindungan yang terjamin, akan meminimalkan kekhawatiran masyarakat dalam memanfaatkan teknologi informasi. Meski mendorong pemerintah dalam meningkatkan perlindungan dunia maya, dibutuhkan peran penyedia peranti lunak sebagai mitra untuk melakukan sosialisasi. Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft getol menggandeng lembaga pemerintah dan pendidikan di Indonesia untuk menggunakan peranti lunak asli. Kerja sama itu dinilai mampu meminimalkan penggunaan peranti lunak bajakan. »Kami berharap penyedia peranti lunak lainnya juga turut mendorong penggunaan peranti lunak asli bersama lembaga di Indonesia,” ujar Dinis. SATWIKA MOVEMENTI By Masyarakat Indonesia Target Kejahatan Dunia Maya

13 TKI Diusir Malaysia Terlibat Kasus Narkotika

Nunukan (ANTARA Kaltim) -
Sebanyak 13 dari 134 tenaga
kerja Indonesia (TKI) yang diusir
pemerintah Kerajaan Malaysia
melalui Kabupaten Nunukan,
Kalimantan Utara, terlibat kasus
narkotika.
Jamal (30), salah seorang TKI
yang diusir tersebut saat tiba di
Kabupaten Nunukan, Selasa
malam menyatakan, sekitar satu
tahun berada di Malaysia dia
tidak memiliki pekerjaan tetap
dan mengonsumsi narkotika jenis
shabu-shabu sejak delapan bulan
lalu.
Ia juga mengaku, keberadaannya
di negara tetangga Malaysia tidak
menetap, tetapi bolak balik ke
kampung halamannya di
Kabupaten Berau, Kalimantan
Timur.
"Saya di Malaysia tidak punya
pekerjaan tetap, karena hanya
berkunjung sama keluarga. Saya
bolak balik saja ke Berau (Kaltim)
," kata dia kepada Antara di
Nunukan usai didata oleh Satgas
Penanggulangan TKI Bermasalah
di terminal Pelabuhan
Internasional Tunon Taka
Nunukan.
Jamal mengakui pula terkait
kasus narkotika yang
dialamatkan kepadanya diketahui
setelah dilakukan tes urine oleh
aparat kepolisian Malaysia dan
menjalani hukuman selama
empat bulan lebih.
Roy (42), TKI lainnya yang diusir
pemerintah Malaysia karena
kasus narkotika, mengaku dirinya
menjalani hukuman selama dua
bulan lebih di Kota Kinabalu
Malaysia.
TKI yang berasal dari Kota
Palopo, Sulawesi Selatan ini
mengaku mengonsumsi shabu-
shabu karena pengaruh teman-
teman kerjanya di perkebunan
sawit di Paris Lahad Datu dengan
alasan agar kuat bekerja.
Dia mengaku shabu-shabu yang
dikonsumsinya selama bertahun-
tahun lamanya itu dibeli dari
seseorang yang mengantarkan ke
tempat tinggalnya dengan harga
20 ringgit Malaysia atau setara
Rp65.000 sekali pakai.
"Saya pakai shabu-shabu karena
pengaruh teman-teman di camp
(tempat tinggal) katanya untuk
kuat kerja," ujar dia.
Pada saat didata oleh Satgas
Penanggulangan TKI Bermasalah
Kabupaten Nunukan setibanya di
Pelabuhan Internasional Tunon
Taka, TKI yang terlibat kasus
narkotika ini mendapatkan
wejangan dari aparat kepolisian
setempat agar meninggalkan
kebiasaannya itu karena
dampaknya sangat besar
terhadap kehidupannya dirinya.
Aparat kepolisian juga meminta
kepada mereka, selama berada
di Kabupaten Nunukan agar
tidak mencoba-coba
mengonsumsi barang haram
tersebut karena hukumannya
cukup tinggi di Indonesia. By ANTARA
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung