http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, May 12, 2014

BNP2TKI: Kanada Butuh 1.200 Tenaga Kerja Indonesia

JAKARTA (Pos Kota) - BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) menawarkan sekitar 1.200 lowongan tenaga kerja di Kanada untuk sektor peternakan. Informasi itu disampaikan oleh Deputi Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI, Endang Sulistyaningsih pada saat membuka Forum Diskusi Ketersediaan Potensi Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) Sektor Non Jasa Bekerjasama dengan dengan BKK (Bursa Kerja Khusus), Community Development Center (CDC), Asosiasi Profesi serta Instansi terkait di Bandung. Endang dalam keterangan tertulisnya mengatakan, BNP2TKI mendapatkan permintaan adanya 1.200 TKI semi skill dan skill pada sektor pemotongan hewan di perusahaan Cargill Meat Solustion (SMC), di provinsi Alberta, Kanada. Baru-baru ini, lanjutnya, BNP2TKI memang sudah melakukan penandatanganan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) pada saat kunjungan kerja ke perusahaan CMS Kanada. Perusahaan CMS ini bergerak di industri peternakan dan untuk TKI diminta dua jabatan yaitu untuk untuk penyembelihan sapi (slaughter) dan untuk pemotong daging (meat cutter) “Ke-1.200 TKI yang diminta ini akan ditempatkan pada pemotongan sapi bersertifikasi halal meat (disembelih secara Islam,” katanya. Karena itu, kepada lembaga penyedia pendidikan diminta jika anak didiknya berminat kerja ke Kanada persiapan bahasa Inggris harus benar-benar dipersiapkan selain faktor pengalaman bekerja di pemotongan daging selama 3 tahun. Dia menjelaskan, pada saat kunjungan ke pabrik CMS, memang baru diketahui kenapa CMS meminta pengalaman 3 tahun bekerja. Hal ini dilakukan karena ada bau aroma darah bekas pemotongan sapi di lingkungan kerja yang harus sudah terbiasa bagi mereka yang sudah 3 tahun berpengalaman. Karena jika tidak, tentu dikhawatirkan mereka akan kaget dan shock dengan lingkungan kerja yang belum mereka terbiasa sebelumnya. Endang juga mengatakan, agar bekerja di luar negeri sebagai pilihan dan bukan karena terpaksa. Karena itu, diminta agar di lembaga seperti BKK ada tenaga penyuluh kerja (job councellor) yang bertugas memberikan bimbingan tentang jabatan-jabatan kerja di luar negeri, kontrak kerja, budaha, hingga aturan negara setempat. “Peran job councellor ini amat penting untuk menentukan sikap anak anak didik sehingga kalau dia sudah lulus JELAS sikaknya apakah mau kerja dulu atau mau belajar dulu,” ujarnya. (tri/yo) Sumber postkotanews.com

Kondisi WNI terinfeksi MERS di Saudi stabil

Pasien MERS asal Indonesia dirawat di RS King Fahd, Jeddah Kondisi jemaah umrah asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang terinfeksi virusMiddle East respiratory syndrome coronavirus(MERS-CoV) di Arab Saudi sudah stabil, kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti. Alat pemindai suhu tubuh dipasang di bandara dan pelabuhan tapi belum ada rencana persiapan karantina, untuk mencegah kepanikan warga. "Yang bersangkutan diberikan tata laksana [penanganan MERS] di rumah sakit dan kita bergembira karena hasilnya sekarang stabil," kata Ali kepada Pinta Karana dari BBC Indonesia. Menurut Ali, sebelum dibawa ke RS King Fahd di Jeddah, jemaahberusia 84 tahun itu, mengalami batuk, pilek serta gangguan pernafasan. "Kemudian kondisinya memburuk sehingga ia tidak ikut pulang dengan rombongannya ke Makassar dan dibawa ke RS," tambahnya. Pasien masih menjalani observasi dan belum diperbolehkan pulang. Menag [kiri], Menko Kesra dan Menkes dalam jumpa pers soal MERS (05/05) Antisipasi Sejumlah pasien terduga MERS saat ini masih dirawat di RS beberapa provinsi, termasuk RSUP Dr M Djamil di Padang, Sumatra Barat serta RS Abdul Razak Sulawesi Tenggara. Dua pasien di Padang dan tiga pasien di Sultra mengalami gejala-gejala flu dan gangguan pernafasan setelah kembali dari Arab Saudi. Menurut Ali Gufron Mukti, hingga saat ini status para pasien belum berubah masih terduga. "Dari yang tadi diduga mengidap atau terkena Corona MERS sampai sekarangstatementyang kami terima di Kemenkes hasilnya masih negatif dan tentu kita waspada, tidak boleh sembrono karena masyarakat tidak perlu panik," kata dia. Sebagai antisipasi, pemerintah memasang pemindai suhu tubuh dan mempersiapkan klinik di bandara dan pelabuhan. "Tetapi tidak ke arah karantina dan jika ada gejala-gejala yang mengarah ke sana [MERS] akan dilakukan penanganan secara khusus, kalau perlu dirujuk khusus kemudian diisolasi dan akan dilakukan penanganan seperti flu burung," imbuhnya. Mengingat banyaknya warga negara Indonesia yang bepergian ke Arab Saudi baik untuk ibadah mau pun bekerja, pemerintah juga berkoordinasidengan KJRI di Arab Saudi untuk melakukan sosialisasi terhadap TKI di sana serta calon jemaah umrah. Dinas Kesehatan di daerah-daerah juga menyebarkan informasi melalui radio,leafletdan surat edaran untuk masyarakat atau keluarga TKI dan jemaah yang tinggal di pelosok Indonesia. Sumber BBC.CO.UK
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung