Tragedi Pemerasan TKI
Jakarta - Tak
sedikit TKI yang
terjebak
ongkos mahal
karena
menumpang
taksi gelap.
Maklum saja,
kadang begitu turun dari
pesawat di Bandara Soekarno-
Hatta para TKI langsung
diarahkan para calo untuk naik
taksi gelap ke kampung
halaman. Begitu naik, para TKI
ini langsung dipalak dengan
ongkos super mahal.
Kapolres Bandara Soekarno-
Hatta Kombes CH Pattopoi
memberikan saran untuk
menghindari TKI 'tersandera'
taksi gelap. Soal ongkos taksi ini
juga yang kerap disebut sebagai
sindikat pemerasan di bandara.
"Saya mengusulkan, yang
pertama harus ada petunjuk
saat turun di bandara ada
informasi soal transportasi bagi
TKI untuk mencari angkutan
seperti apa," terang Pattopoi,
Kamis (7/8/2014).
Menurut dia, informasi itu bisa
disampaikan lewat papan
petunjuk atau ada konter
khusus. Ditampilkan juga harga
resmi misalnya ke Sukabumi dan
Cianjur berapa. Jadi sudah jelas
tarif perjalanan, menghindari
harga yang ditembak.
Pattopoi sudah menyampaikan
ini dalam rapat koordinasi
dengan pihak Angkasa Pura 2.
"Nanti bisa saja Angkasa Pura
bersama BNP2TKI menyediakan
konter angkutan resmi di dalam
dengan petunjuk dan tarif
terpampang. Jadi ini jelas TKI
bisa milih. Konter juga di dalam,
jangan di luar," tegas dia.
Memang persoalan yang
dihadapi penyewaan konter di
dalam yang mahal. Kemudian
perlu dicegah juga jangan
sampai ada pemaksaan TKI naik
kendaraan, semua dipersilakan
tanpa ada paksaan. Bila ada
yang konter taksi yang memaksa
agar menggunakan jasanya bisa
langsung disanksi. Yang
terutama tadi itu informasi
mengenai tarif taksi.
"Untuk mencegah
penyimpangan dan calo, kita
juga bikin tim gabungan dengan
AP 2, kita akan menindak orang
yang tidak ada izin atau tiket di
arel conveyor," tuturnya.
Mereka yang tak patuh, berada
di areal conveyor tanpa izin
akan dikenai pidana UU
Penerbangan yang ancamannya
1 tahun penjara.
Selain itu juga Pattopoi
menerangkan soal TKI di mana
dibagi dalam dua tipe. Yang
pertama TKI mandiri, yakni
pulang sendiri seperti
penumpang lainnya, dan yang
kedua TKI yang didata BNP2TKI.
"Jadi TKI itu ada yang didata
BNP2TKI di ruang khusus
kemudian dibawa ke kantor
BNP2TKI di Selapanjang untuk
kepulangan, dan dinaikkan ke
elf yang membawa TKI ke
daerah. Itu ada 300-an elf yang
mengantar TKI, itu wilayah di
luar bandara," tutup Pattopoi
menjelaskan soal TKI yang
diatur kepulangannya oleh
BNP2TKI.
DETIK.COM
Thursday, August 7, 2014
Cerita Kepala BNP2TKI Saat Nyamar di Bandara: Pemerasan Memang Sistematis
Komplotan PNS Pemeras
Jakarta - Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdul Mansyur mengakui adanya upaya pemerasan yang sistematis terhadap TKI di Bandara Soekarno-Hatta. Dia melihat sendiri praktik ini saat sidak sambil menyamar di Bandara Soekarno-Hatta. Gatot menjabat sebagai kepala BNP2TKI menggantikan Jumhur Hidayat sejak 19 Maret 2014 lalu. Tak lama setelah itu, dia mengaku langsung sidak ke bandara Soekarno-Hatta, tepatnya di terminal umum, untuk mengecek kabar pemerasan terhadap TKI. Di sidak perdana, dia menyamar sebagai penumpang biasa. "14 April saya sidak menyamar, mau cek gimana pola pemerasan dari mana dan bagaimana. Ternyata memang, tidak salah kalau disebut sistematis," kata Gatot saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/8/2014). KPK sebelumnya menyebut pemerasan TKI di Bandara sistematis, masif dan terstruktur. Dia menyaksikan sejumlah TKI yang digiring orang-orang berseragam sejak turun dari belalai pesawat. Dia tak bisa memastikan dari instansi mana pria berseragam tersebut, yang jelas bukan dari anak buahnya. "Yang pasti punya otoritas masuk ke dalam, dan atas izin otoritas penerbangan. Bajunya dari mana saya nggak tahu," tegasnya. Setelah itu, Gatot melihat TKI tersebut melewati berbagai pemeriksaan, dari mulai Imigrasi, Bea Cukai, bahkan ada polisi dan anggota TNI. Belum selesai sampai di situ, para TKI juga kemudian 'diperas' oleh para porter pembawa barang, hingga di luar bandara dicecar oleh calo-calo taksi gelap. "Banyak sekali orang-orangnya, mungkin ada yang membantu, tapi salah satu salah duanya pasti meras," ungkapnya. Temuan itu kemudian dia sampaikan pada Dirut Angkasa Pura 29 April 2014. Dia menceritakan semuanya dan direspons oleh para direktur Angkasa Pura dengan mengatakan sudah ada langkah penindakan hingga pemecatan. Bahkan AP mengaku sudah memasang 820 CCTV di lokasi untuk mencegah praktik tersebut. Setelah itu, Gatot juga mengadukan hal tersebut ke Kapolres Bandara Soekarno- Hatta dan Tangerang Selatan. Semua instansi lain pun dia hubungi. Namun ternyata praktik itu memang tak bisa dibasmi secara tuntas, termasuk saat KPK, Mabes Polri dan UKP4 menggelar sidak. Khusus di jalur TKI, Gatot berjanji akan melakukan sejumlah perbaikan. Yang paling dekat adalah menggelar lelang ulang bagi money changer dan travel yang bekerjasama di jalur tersebut. Kontrak para penyewa saat ini tidak akan diperpanjang lagi, sebelum digelar lelang baru. "Nanti kontrak mereka habis 31 Desember, tidak akan saya perpanjang. Saya tutup dulu, sampai lelang lagi," tegasnya. DETIK.COM
Jakarta - Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdul Mansyur mengakui adanya upaya pemerasan yang sistematis terhadap TKI di Bandara Soekarno-Hatta. Dia melihat sendiri praktik ini saat sidak sambil menyamar di Bandara Soekarno-Hatta. Gatot menjabat sebagai kepala BNP2TKI menggantikan Jumhur Hidayat sejak 19 Maret 2014 lalu. Tak lama setelah itu, dia mengaku langsung sidak ke bandara Soekarno-Hatta, tepatnya di terminal umum, untuk mengecek kabar pemerasan terhadap TKI. Di sidak perdana, dia menyamar sebagai penumpang biasa. "14 April saya sidak menyamar, mau cek gimana pola pemerasan dari mana dan bagaimana. Ternyata memang, tidak salah kalau disebut sistematis," kata Gatot saat berbincang dengan detikcom, Kamis (7/8/2014). KPK sebelumnya menyebut pemerasan TKI di Bandara sistematis, masif dan terstruktur. Dia menyaksikan sejumlah TKI yang digiring orang-orang berseragam sejak turun dari belalai pesawat. Dia tak bisa memastikan dari instansi mana pria berseragam tersebut, yang jelas bukan dari anak buahnya. "Yang pasti punya otoritas masuk ke dalam, dan atas izin otoritas penerbangan. Bajunya dari mana saya nggak tahu," tegasnya. Setelah itu, Gatot melihat TKI tersebut melewati berbagai pemeriksaan, dari mulai Imigrasi, Bea Cukai, bahkan ada polisi dan anggota TNI. Belum selesai sampai di situ, para TKI juga kemudian 'diperas' oleh para porter pembawa barang, hingga di luar bandara dicecar oleh calo-calo taksi gelap. "Banyak sekali orang-orangnya, mungkin ada yang membantu, tapi salah satu salah duanya pasti meras," ungkapnya. Temuan itu kemudian dia sampaikan pada Dirut Angkasa Pura 29 April 2014. Dia menceritakan semuanya dan direspons oleh para direktur Angkasa Pura dengan mengatakan sudah ada langkah penindakan hingga pemecatan. Bahkan AP mengaku sudah memasang 820 CCTV di lokasi untuk mencegah praktik tersebut. Setelah itu, Gatot juga mengadukan hal tersebut ke Kapolres Bandara Soekarno- Hatta dan Tangerang Selatan. Semua instansi lain pun dia hubungi. Namun ternyata praktik itu memang tak bisa dibasmi secara tuntas, termasuk saat KPK, Mabes Polri dan UKP4 menggelar sidak. Khusus di jalur TKI, Gatot berjanji akan melakukan sejumlah perbaikan. Yang paling dekat adalah menggelar lelang ulang bagi money changer dan travel yang bekerjasama di jalur tersebut. Kontrak para penyewa saat ini tidak akan diperpanjang lagi, sebelum digelar lelang baru. "Nanti kontrak mereka habis 31 Desember, tidak akan saya perpanjang. Saya tutup dulu, sampai lelang lagi," tegasnya. DETIK.COM
Subscribe to:
Posts (Atom)