http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, July 28, 2014

Banyuwangi: Ritual Warga Desa Adat Kemiren Takbiran dengan Bersedekah Lebaran

Melihat Ritual Warga Desa Adat Kemiren Takbiran dengan Bersedekah Lebaran

Banyuwangi - Takbir berkumandang di desa adat kampung using Kemiren, kecamatan Glagah, Banyuwangi. Seiring waktu berbuka puasa, masyarakat Kemiren menggelar ritual selamatan sedekah lebaran. Ritual ini digelar secara berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 sampai 10 orang. Mereka bergiliran menggelar selamatan dan makan bersama di rumah masing-masing anggota kelompok tersebut. "Masing-masing rumah menggelar sedekah lebaran, dan harus makan di tiap rumah yang menggelar sedekah," ujar Adi Purwadi (50) tokoh masyarakat Kemiren kepada detikcom, Minggu (27/7/2014). Sedekah lebaran, kata pria yang biasa dipanggil Kang Pur ini, adalah selamatan kemenangan bagi masyarakat setelah melaksanakan puasa ramadhan sebulan penuh. Selain itu, kegiatan ini digelar untuk untuk mendoakan leluhur dari warga Kemiren. "Kemenangan ini agar dirasakan oleh leluhur kita yang sudah tiada. Ini tradisi dan kita terus pertahankan," ujarnya. Sajian makanan bermacam- macam, mulai dari makanan khas Kemiren, hingga masakan khas lebaran pun disajikan untuk ritual tersebut. "Mulai dari uyah asem, kalak dan masakan khas using. Kalau kupat lebaran pasti ada dengan opor ayam," tandasnya. Tidak jarang warga Kemiren mengundang temannya untuk ikut dalam sedekah lebaran. Terkadang warga Kemiren menggoda temannya dengan mengharuskan makan hidangan di setiap rumah yang dikunjungi. "Saya bilang ke temen saya untuk makan dan harus dihabiskan. Mereka tidak sanggup," kelakar Haidy BS, warga Kemiren.
Sumber



Menteri Agama: Baha'i belum jadi agama baru, masih kepercayaan

Menteri Agama: Baha'i belum jadi agama baru, masih kepercayaan

Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengaku masih mendalami perkembangan kepercayaan Baha'i di Indonesia. Lukman mengaku tidak akan terburu- buru menyikapi apakah Bahai bisa ditetapkan menjadi sebuah agama baru atau tidak. "Kami belum menetapkan apapun soal Baha'i. Saat ini, Indonesia baru memiliki 6 agama. Kami tidak mau terburu-buru," kata Lukman, di kantor Kemenag, Minggu (26/7). Lukman menegaskan bahwa Baha'i masih sebatas aliran kepercayaan yang berkembang luas seperti Taoisme dan sejenisnya. "Jadi Baha'i bukan termasuk 6 agama yang sudah ditetapkan pemerintah selama ini. Jadi tidak benar kalau ada yang menyebutkan bahwa Menteri Agama telah meresmikan agama baru. Saya hanya bilang bahwa Baha'i itu sudah berkembang di beberapa negara menjadi sebuah agama. Sehingga kami perlu mendalami dan mengkajinya," kata Lukman. Dia mengakui, kajian ini harus melibatkan banyak pihak. "Kita butuh banyak masukan dari seluruh elemen masyarakat. Kita kaji legalitasnya. Kita ajak semuanya pikirkan hal ini. Karena ini cukup krusial dan penting," jelas Lukman. Menurutnya, kajian yang dilakukan pemerintah juga akan membahas soal kemungkinan apakah perlu memberikan perlindungan bagi pengikut kepercayaan ini atau tidak. "Kami juga masih mengkaji untuk memberikan perlindungan bagi komunitas kepercayaan baru," urainya. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia tengah mengkaji kepercayaan baru bernama Baha'i. Kepercayaan ini tengah berkembang di masyarakat. Baha'i juga telah menyebar di beberapa kota di Indonesia. Lukman menyebut, jumlah pemeluk Baha'i di Banyuwangi 220 orang, Jakarta 100 orang, Medan 100 orang, Surabaya 98 orang, Palopo 80 orang, Bandung 50 orang, dan Malang 30 orang. Informasi dari berbagai sumber, Jumat (25/7), Bahai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878. Kepercayaan ini dibawa oleh dua orang pedagang dari Persia dan Turki, yaitu Jamal Effendi dan Mustafa Rumi. Dalam situs resmi agama Baha'i di Indonesia dijelaskan, agama Bahai adalah agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain. Namun, berapa jumlah pemeluk Baha'i di Indonesia hingga saat ini tidak diketahui dengan pasti. Definisi kepercayaan Baha'i adalah agama monoteistik yang menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Kepercayaan ini mulai dikenal di Persia atau Iran pada abad 19. Pendirinya bernama Bahaullah. Pada awal abad 21, jumlah penganut Bahai sekitar enam juta orang yang tersebar di seluruh dunia. Dalam ajaran Bahai, sejarah keagamaan dipandang sebagai suatu proses pendidikan bagi umat manusia melalui para utusan Tuhan, yang disebut para "Perwujudan Tuhan". Bahaullah dianggap sebagai Perwujudan Tuhan yang terbaru. Dia mengaku sebagai pendidik Ilahi yang telah dijanjikan bagi semua umat dan yang dinubuatkan dalam agama Kristen, Islam, Buddha, dan agama-agama lainnya. Dia menyatakan bahwa misinya adalah untuk meletakkan pondasi bagi persatuan seluruh dunia, serta memulai suatu zaman perdamaian dan keadilan, yang dipercayai umat Bahai pasti akan datang. Dasar ajaran Bahai adalah asas- asas keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan umat manusia. Pengaruh dari asas-asas hakiki ini dapat dilihat pada semua ajaran kerohanian dan sosial lainnya dalam agama Bahai. Agama ini dalam kegiatan keagamaannya juga ada sembayang wajib. Sembayang ini bisa dilakukan secara perseorangan. Kegiatan keagamaan lainnya adalah selamatan sembilan belas hari, ada pula kegiatan doa bersama, yang terbuka bagi orang dari semua agama, di mana doa-doa dibacakan dari tulisan suci berbagai agama. Ada sembilan hari besar yang dirayakan oleh masyarakat Bahai yang memperingati peristiwa- peristiwa khusus dalam sejarah Bahai. Sedangkan rumah ibadah Bahai dinamakan Mashriqul- Adhkar atau Tempat-terbit pujian kepada Tuhan. Tempat itu untuk berdoa, meditasi dan melantunkan ayat-ayat suci Bahai dan agama-agama lain. Rumah ibadah Bahai ini terbuka bagi orang-orang dari semua agama. Sampai sekarang di seluruh dunia ada tujuh rumah ibadah Bahai; di New Delhi, India; Kampala, Uganda; Frankfort, Jerman; Wilmette, Illinois, Amerika Serikat; Panama City, Panama; Apia, Samoa Barat; dan Sydney, Australia.

Sumber↓

 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung