Kecelakaan
pesawat Malaysia Airlines MH17
di wilayah udara Ukraina
menimbulkan pertanyaan. Apa
penyebab pesawat sipil tersebut
menempuh rute penerbangan di
wilayah perang?
Pertanyaan itu mengemuka
pascameningkatnya konflik
antara pasukan Ukrainia
melawan milisi pro-Rusia. Situs
berita Russia Today menulis
bahwa dalam beberapa hari
belakangan, milisi berhasil
menjatuhkan tiga pesawat militer
Ukrainia.
College Athletics Gear
Fanatics.com/College_Gear
"Masih ada pertanyaan untuk
dijawab semisal mengapa pesawat
ini terbang di atas area itu,
terlepas pesawat tersebut
terbang di jalur penerbangan
yang benar. Pesawat itu terbang
di atas wilayah perang dimana
misil-misil telah ditembakkan,"
ujar seorang blogger dan penulis,
Neil Clark, dalam sebuah
wawancara di Rusia Today.
Kini, maskapai dan regulator
penerbangan membuat
pernyataan Ukrainia menjadi
zona yang tidak dilalui. Walau
sebelum tragedi tersebut, rute
melalui wilayah Donetsk dianggap
sebagai jalur aman untuk
penerbangan sipil terlepas dari
konflik di wilayah daratannya.
Pekan lalu, pihak Ukraina
sebenarnya telah menutup ruang
penerbangan dengan ketinggian
7.900 meter ke bawah. Namun,
MH17 terbang di ketinggian
10.600 meter.
Dalam perang melawan pasukan
Ukraina, milisi menggunakan
senjata antipesawat terbang
seperti 'shoulder-fired SAMs'
yang mampu mencapai target
pada ketinggian 3.500 meter.
Dengan kekuatan senjata milisi,
tepat apabila maskapai
penerbangan dan otoritas
penerbangan Ukraina untuk
mengizinkan pesawat terbang
tinggi di atas wilayah terlarang
tersebut.
Ternyata, penerbangan dari
Eropa menuju Asia Tenggara
melalui Ukraina memberikan
keuntungan berlebih. Pertama,
jalur tersebut adalah jalur
terpendek penghubung negara-
negara di Eropa menuju Asia
Tenggara.
Kedua, jalur yang lebih pendek
berarti memberikan keuntungan
lebih karena konsumsi bahan
bakarnya semakin sedikit.
Keuntungan-keuntungan
tersebut menyebabkan ratusan
penerbanan terbang setiap
harinya melalui Ukraina sebelum
meningkatnya konflik antara
Ukraina dengan milisi.
Situs berita tersebut mengatakan
yang aneh dari MH17 adalah
jalur penerbangannya berbeda
dari jalur biasanya di wilayah
udara Ukraina.
Berdasarkan data flightware.com,
sebuah website pelacak lalu lintas
penerbangan sipil, penerbangan
pada hari Kamis (kemarin) telah
dialihkan sekitar 200 KM utara
dari jalur penerbangan Malaysia
Airlines Boeing 777 yang telah
digunakan beberapa hari lalu.
Dan penerbangan tersebut
diarahkan melaui daerah perang
di Donetsk.
Organisasi penerbangan sipil
internasional (ICAN)
mempertimbangkan bahwa
pengendali lalu lintas udara
Ukraina bertanggung jawab atas
penerbangan di wilayah tersebut.
Di tengah suasana konflik,
kebanyakan operator
menghindari terbang di wilayah
Crimea (wilaya konflik Ukraina
dan Rusia). MH 17 terbang di
rute biasanya melalui Laut Azov,
barat laut Crimea atau melalui
Laut Hitam menujut utara.
Jika penerbangan melalui Laut
Azov tidak tersedia kemarin,
operator kemungkinan
disarankan pengontrol lalu lintas
Ukraina untuk mengalihkan
penerbangan lebih jauh ke utara.
Dalam kesempatan terspisah,
Menteri Transportasi Malaysia
Datuk Seri Liow Tiong Lai
mengatakan bahwa Malaysia
Airlines telah penggunakan rute
tersebut bertahun-tahun dan
selalu selamat.
Liow menambahkan bahwa 15-16
maskapai Asia Pasifik bahkan
beberapa maskapai dari Eropa
menggunakan rute tersebut.
"Tidak ada instruksi di menit-
menit terakhir untuk mengubah
jalur penerbangan ke rute yang
berbeda," kata Liow saat
memberikan keterangan pers.
Sebelumnya, pesawat Malaysia
Airlines MH 17 ditembah jatuh di
wilayah udara Ukraina. MH 17
terbang dari Amsterdam,
Belanda, menuju Kuala Lumpur
Malaysia. MH 17 mengangkut 154
Warga Negara Belanda, 27
Australia, 43 Malaysia (termasuk
15 awak), 12 Indonesia, dan
sembilan Inggris. Penumpang
lainnya dari Jerman, Belgia,
Filipina, dan Kanada.
Baca Juga:
Kabin MH17 di Detik-detik Sebelum Ditembak: PenumpangLagi Makan Sebelum Tubuh Hancur Berkeping
Vina Panduwinata Gelar TahlilanSelama Tujuh Hari untuk Keponakannya
Newcastle United Beri Penghormatan ke Dua Fans Setia yang Jadi Korban MH17
Sumber ↓