Thursday, March 14, 2013
Kasus TKI, Kemlu Tuding Ada Mafia Diyat di Saudi
1 comment:
- Samsul Hadi said...
-
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Tatang Budie Utama Razak mengatakan, dalam proses pembebasan WNI dari hukuman mati, ada pula campur tangan makelar Diyat (uang darah) di Arab Saudi.
Proses penyelamatan WNI dari hukuman mati di Arab Saudi tidak luput dari permaafan keluarga korban maupun pembayaran uang darah. Kemlu pun mendapat indikasi, ada makelar uang Diyat yang cukup menyulitkan pemerintah dalam menyelamatkan para WNI itu.
Makelar-makelar itu bisa saja mempermainkan jumlah harga pembayaran uang diyat. Pada dasarnya, uang diyat bukanlah kewajiban pemerintah, namun dalam proses pembebasan WNI, justru pemerintahlah yang umumnya membayarkan uang itu. Diyat juga tidak menjamin seseorang bebas dari hukuman lain.
"Enam orang sudah bebas dari vonis mati lewat pembayaran uang diyat. Persoalannya, ada fakta hukum di lapangan, kami mendapat indikasi bahwa ada makelar diyat," ujar Tatang dalam Rapat Koordinasi Penanganan WNI di Arab Saudi, di Gedung Caraka Loka Kemlu, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Tatang menyinggung kasus WNI, Darsem, yang bebas lewat pembayaran uang diyat sebesar 2 juta real. Dengan adanya makelar-makelar diyat, jumlah dana pembayaran diyat diprediksi bisa melonjak, karena makelar itu tahu bahwa pembayaran diyat dilakukan pemerintah.
Tatang mengakui, di satu sisi Kemlu memang tidak ingin menyaksikan ada satu nyawa WNI yang melayang. Namun ada pula permasalahan lain seperti halnya kasus pembunuhan yang benar-benar dilakukan WNI, para WNI yang bekerja di Saudi umumnya tidak mengerti hukum-hukum yang ada di Saudi. Apakah Pemerintah RI harus membayar diyat untuk membebaskan mereka?
Tatang pun menambahkan, Pembayaran diyat bagi Darsem saja sudah memunculkan pro-kontra. Sementara itu, ada beberapa pihak yang mencoba mencari keuntungan dari pembayaran itu.
Dalam kesempatan yang sama Profesor dari UIN Amin Suma juga menyebut uang diyat sebagai uang penghibur atau uang ganti rugi korban. Amin berpendapat, hal itu jelas menjadi indikasi, pada dasarnya manusia memang suka akan hal-hal yang berbau materi, oleh karena itulah ada uang diyat. - March 14, 2013 at 1:15 PM