HONGKONG –
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hongkong rentan terkena penyakit dan
gangguan kesehatan. Hal tersebut dikarenakan tingkat pengetahuan yang
masih kurang dan minimnya informasi serta pemeriksaan kesehatan rutin
yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Salah satu penyakit yang sering mengenai perempuan adalah kanker serviks dan kanker payudara.
Hal itu dikatakan oleh Manager Pelayanan
Medis LKC Dompet Dhuafa dr.Yeni Purnamasari. Dokter Yeni mengungkapkan,
TKI di Hongkong berjumlah hampir 130.000 jiwa. Mereka bekerja di sektor
domestik dan informal. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan usia
produktif, berkisar 20-45 tahun.
Sebagai upaya promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan bagi para TKI di Hongkong mencegah penyakit kanker
serviks, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa bekerjasama
dengan Layanan Kesehatan Terpadu (LKT) Dompet Dhuafa Hongkong menggelar
Seminar Kesehatan dan Deteksi Dini Kanker Serviks Serta Kanker
Payudara.
Mengisi seminar kesehatan tersebut, LKC
Dompet Dhuafa mengutus 1 orang dokter dan 1 bidan sebagai nara sumber.
Seminar kesehatan yang berlangsung di Mesjid Ammar Wan Chai, Hongkong,
tanggal 23 Juni 2013 dihadiri lebih 400 peserta dari para TKI yang
bekerja di Hongkong.
“Seminar ini diperlukan agar para TKI di
Hongkong mendapat pengetahuan kesehatan dan terdeteksi sejak awal
apabila menderita penyakit, khususnya kanker serviks dan kanker
payudara,” kata dr. Yeni Purnamasari, dokter yang
mewakili LKC Dompet Dhuafa, sebagai pembicara dalam seminar, membahas
tema “Apa dan Bagaimana Kanker Serviks dan Kanker Payudara, Serta Upaya
Deteksi Dininya”.
Berdasarkan data yang didapatkan, kanker
payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker serviks pada
wanita di Indonesia. Selain itu menurut data GLOBOCAN, IARC (2002),
insidens kanker payudara di Indonesia adalah sebesar 26 per 100.000
penduduk wanita manakala mortaliti mencapai 11,3 per 100.000 penduduk
wanita.
“Kanker serviks dan payudara merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting, karena mortalitas dan
morbiditasnya yang tinggi,” ungkap Dokter Yeni.
Selain topik tersebut, dalam seminar juga
membahas materi terkait Pelatihan Kegawatan Pada Anak dan Dewasa. Agar
para TKI, kata dokter Yeni, senantiasa sigap menghadapi kondisi
kesehatan yang tidak diinginkan yang bisa mengancam nyawa.
Selain itu, para peserta juga mendapatkan
pelatihan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) yang dipandu oleh tenaga
bidan dari LKC Dompet Dhuafa Rohayani, AM.Keb. Usai seminar dan
pelatihan, sebanyak 60 peserta mendapatkan pemeriksaan IVA (Inspeksi
Visual Asam asetat) secara gratis.-MJundi sumber kompasiana