http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Saturday, April 12, 2014

Ribuan TKI yang Berangkat, yang Tercatat Hanya Ratusan


Kompas.com/Sigiranus Marutho
Bere
16 TKI Ilegal yang hendak
diselundupkan ke Malaysia
diamankan polisi

Lamongan, Jawa Timur,
termasuk daerah di Jatim yang
menjadi penyuplai terbesar
tenaga kerja Indonesia (TKI),
utamanya untuk TKI Malaysia.
Ada puluhan ribu warga
Lamongan yang hilir mudik
bekerja di luar negeri.
Tetapi mereka yang tercatat
sebagai TKI resmi di Kantor
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Dinsosnakertrans),
hanyalah ratusan nama.
Kongkretnya 245 orang,
tersebar di lima negara.
“Dinas hanya bisa memantau
TKI yang kepergiannya
tercatat. Mereka ini yang
melalui jalur resmi,” kata
Kepala Dinas Sosial Tenaga
Kerja dan Transmigrasi, Imam
Tresno Edy.
Sampai kini, Dinsosnakertrans
kesulitan mengetahui berapa
persis jumlah warga Lamongan
yang menjadi TKI.
Dinas ini kesulitan memantau
para perantau ke mancanegara.
Mereka baru melapor atau
mengadukan keberadaannya
jika muncul masalah, misalnya
terlilit perkara hukum.
“Kalau sudah begitu, negara
dan kami-kami ini yang
disalahkan. Dianggap kurang
perhatian dan sebagainya,”
tuturnya.
Saat ini, Mariyanto, TKI asal
Sidomukti, Brondong,
Lamongan, terancam hukuman
mati di Malaysia.
Ia divonis mati dalam perkara
perkelahian hingga
menyebabkan meninggalnya
seorang TKI, juga asal Jatim.
Nasib Mariyanto kini menunggu
hasil banding. Ia diduga
berangkat ke negeri jiran tidak
melalui jalur Dinsosnakertrans.
Imam Tresno Edy menegaskan,
Dinsosnakertrans Lamongan
selama ini menyiapkan
berbagai program pelatihan
untuk para calon TKI. Tetapi,
program ini tidak bisa
dimanfaatkan maksimal oleh
para calon TKI.
Sebab, umumnya mereka
direkrut Perusahaan Pengerah
Tenaga Kerja Indonesia Swasta
(PPTIS) dan dilatih sendiri oleh
perusahaan itu.
“Kecil sekali yang berangkat
dengan rekomendasi
pemerintah (Dinsosnakertrans)
,” katanya.
Ia lalu memberi contoh
Kecamatan Solokuro dan
Paciran yang selama ini
diketahui banyak penduduk
laki-lakinya yang menjadi TKI di
Malaysia. Di Dinsosnakertrans
ternyata hanya tercatat
sebanyak 200 orang.
Bagi warga di dua kecamatan
itu, Malaysia menjadi kampung
halaman kedua. Bekerja di
sana tak ubahnya dengan
bekerja di Surabaya atau
Jakarta, yang bisa pulang pergi
dalam hitungan hari.
Imam mengaku tidak tahu
persis visa yang mereka
gunakan, apakah kunjungan
atau bekerja.
Tapi, melihat banyaknya TKI
yang dideportasi dari sejumlah
negara, itu berarti mereka
tidak resmi.
”Visa pelancong, tapi begitu
sudah tiba di negara tujuan
untuk bekerja dan tidak mau
pulang,” tandasnya.
Imam berharap kedepan TKI
Lamongan berangkat melalui
jalur resmi sehingga lebih aman
di negara tujuan.
Ditambahkan, pihaknya tak
henti-hentinya
menyosialisasikan cara menjadi
TKI yang nyaman dan aman
melalui jalur resmi.
Sosialisasi dilakukan hingga ke
desa-desa kantong TKI.
Penjelasan Dinsosnakertrans itu
diamini Sukiran Kepala Desa
Sidomukto, Kecamatan
Brondong, asal TKI tervonis
mati, Mariyanto.
Sukiran dan warga desanya
sudah lama tahu kasus yang
menjerat Mariyanto. ”Tapi, kami
dari pihak desa tidak bisa
berbuat apa-apa,” katanya.
Sukiran juga mengakui banyak
warga desanya yang menjadi
TKI tanpa tercatat di
Dinsosnaker.
Warga Sidomukti yang
berangkat menjadi TKI
kebanyakan melalui jalur
belakang.
“Ini sudah biasa dilakukan
warga Sidomukti. Baru setahun
terakhir ini saja calon TKI itu
tertib,” ungkapnya. Sukiran
hanya bisa memperkirakan ada
sekitar 1.000 orang warga Desa
Sidomukti menjadi TKI.
Tapi, ia tidak mempunyai data
riil yang tertulis di balai desa.
”Orang sini ada yang dua bulan
sekali pulang pergi ke
Malaysia,” katanya. (Surya/ridl/
st36)
Sumber tribunnews.com
Comments
0 Comments

No comments:

 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung