http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, January 22, 2014

Pemerhati: TKI Bermasalah, Tanggung Jawab PJTKI


KBRN, Mataram : Kalangan Pemerhati ketenagakerjaan menilai, Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) menjadi pihak yang paling bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang dihadapi para tenaga kerja diluar negeri.
Hal itu dikemukakan Pemerhati Ketenagakerjaan, Haji Muhammad Nur Said Kasdiono, Rabu (22/1/2014) menanggapi kasus meninggalnya 3 orang TKI asal NTB beberapa hari lalu.
Ia mengatakan, sebagian besar permasalahan yang dihadapi TKI diluar negeri disebabkan oleh kesalahan prosedur sebelum pemberangkatan. Apalagi, ketiga tenaga kerja yang meninggal itu diduga menggunakan Paspor pelancong yang tidak diperbolehkan bagi para TKI.
“Siapa lagi yang harus bertanggung jawab kalau bukan PJTKInya, karena pasti ada beberapa tahapan yang dilewatkan dalam system pengiriman tenaga kerja. Apalagi diketahui TKI yang meninggal itu menggunakan paspor pelancong,” tandasnya.
Kasdiono mengatakan, sejumlah PJTKI masih mengambil jalan pintas, khususnya dalam proses pengurusan persayaratan calon TKI. Akibatnya, beberapa tahapan ditinggalkan oleh pengerah tenaga kerja dan lebih mementingkan keuntungan dari para calon TKI.
Padahal menurut Kasdiono, PJTKI tidak hanya memiliki tanggung jawab penempatan kerja tetapi juga harus mengedepankan tanggung jawab sosial kepada para TKI yang diberangkatkan.
“Hasil survey menyebutkan sekitar 80 persen permasalahan TKI diluar negeri disebabkan oleh minimnya persiapan dan pembinaan Pra pemberangkatan. Solusinya, pemerintah, PJTKI dan pihak-pihak yang terkait harus kembali duduk bersama membahas ini,” ujarnya. (A Yani/WDA)
rri.co.id/index.php/berita/87102/Pemerhati-TKI-Bermasalah-Tanggung-Jawab-PJTKI#.Ut8x8R5NxfE.twitter

Setahun, Polisi Malaysia Tembak 21 TKI


TEMPO.CO,Jakarta- Periode Maret 2012-Januari 2014, setidaknya sudah lima kali terjadi kasus penembakan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Dari kelima kasus tersebut, total sudah 21 orang yang tewas. Itu pun sudah termasuk kasus terbaru yang terjadi pada 11 Januari lalu. Di mana sebanyak tiga orang TKI asal Lombok NTT tewas ketika Polisi Diraja Malaysia sedang melakukan razia di Ulu Tikam, Malaysia.
Berikut beberapa kasus kejadian penembakan yang dilakukan oleh Polisi Malaysia terhadap TKI selama setahun terakhir:
24 Maret 2012:
Tiga orang TKI asal NTB tewas ditembak polisi Diraja Malaysia di daerah Port Dickson. Mereka dituduh hendak mencuri timah dan dianggap berbahaya karena membawa parang.
TKI yang tewas:
- Herman asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan.
- Abdul Kadir Jaelani asal Desa Pancor Kopong, Kecamatan Pringgasela Selatan.
- Mad Noon asal Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela.
19 Juni 2012:
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia menerima informasi dari Interpol Malaysia ihwal tewasnya tiga TKI di Malaysia. Ketiganya diduga hendak merampok rumah dan sebelumnya terjadi kejar-kejaran dengan polisi sebelum akhirnya tewas ditembak
TKI tewas:
- Sumardiono, 34 tahun, asal Lumajang.
- Masudi, 28 tahun, asal Bangkalan.
- Hasbullah, 25 tahun, asal daerah belum diketahui.
7 September 2012:
Lima warga negara Indonesia yang menjadi pekerja di perkebunan kelapa sawit di negara Malaysia tewas ditembak. Polisi diduga menembak kelima orang WNI karena dituduh melakukan perampokan di Ipoh Perak, Pulau Pinang, Malaysia. Namun, Fitria yang juga istri salah satu korban, Osnan, menduga organ tubuh korban telah diambil untuk diperjualbelikan.
TKI tewas:
- Osnan
- Hamid
- Diden
- Noh
- Joni
9 Oktober 2013:
Tiga orang TKI tewas ditembak karena merampok nasabah bank. Ketiganya ditembak saat kabur dari aksi perampokan. Penembakan terjadi di Gerbang Tol Sentul, Selangor. Jenazah ketiga TKI dipulangkan ke kampung halaman di Jambi pada Sabtu, 12 Oktober 2013.
TKI tewas:
- Hendra Razak
- Acun Risky Saputra
- Muhammad Anuar
11 Oktober 2013:
Empat orang TKI tewas ditembak Polisi Malaysia di kawasan Ampang Hilir, Selangor, karena dituduh melakukan perampokan di rumah salah satu pejabat di kawasan Bukit Internasional, Hulu Kelang, Kuala Lumpur. Jenazah keempatnya tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu, 16 Oktober 2013, pukul 10.20 WIB, untuk kemudian langsung diberangkatkan ke Mataram
TKI tewas:
- Haffat, 44 tahun
- Knoriansah, 25 tahun
- Hery Setiawan, 32 tahun
- Wahyudi, 27 tahun
11 Januari 2014:
Tiga orang TKI asal Lombok NTT tewas ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia. Ketiganya bekerja di sektor konstruksi dan perkebunan. Berdasarkan keterangan dari Kepala Fungsi Konsuler Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Baru Malaysia, Sri Nirmala, ketiga TKI itu menyerang polisi dengan mengarahkan tembakan dengan pistol dan dua lainnya dengan parang ketika polisi sedang melakukan razia di Ulu Tikam, Johor Baru
TKI tewas:
- Wahab, 30 tahun
- Sudarsono, 30 tahun
- Gusti Randa, 35 tahun.
Driyan | PDAT
m.tempo.co/read/news/2014/01/22/173547290/Setahun-Polisi-Malaysia-Tembak-21-TKI

TKI Simbar Cluring Banyuwangi Meninggal Di Taiwan


BANYUWANGI,BALIPOST,com- Satu lagi berita duka datang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi, Jawa Timur. Kali ini menimpa, Agus Hariyanto, warga Desa Simbar Tampo, Kecamatan Cluring. TKI yang sudah empat tahun lebih merantau di Taiwan ini dikabarkan meninggal dunia karena sakit. “Infonya dia meninggal karena sakit,” kata Nia (25) salah satu TKI lain, rekan mendiang via seluler pada Balipost, Rabu (22/1). Hingga berita ini disiarkan, jasad suami dari Dina ini masih berada di Taiwan.
Mariyatul Kibtiyah, petugas Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, saat dikonfirmasi Balipost, membenarkan berita duka ini. “Jasadnya rencananya akan dikirim pada 24 Januari besok,” katanya. Belum ada keterangan resmi dari pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi, mengenai penyebab pasti kematian pejuang devisa ini. (bon)

Editor: Dira Arsana, Wayan
By: http://portal.balipost.com/2014/01/22/tki-banyuwangi-meninggal-di-taiwan.html

Malaysia mulai razia Naker besar-besaran


Buruh migran yang ditangkap tanpa dokumen akan dipenjara dan dipulangkan.
Kementrian Dalam Negeri Malaysia memulai razia tenaga kerja ilegal besar-besaran untuk memulangkan ratusan ribu buruh migran tanpa dokumen ke negara asalnya.
Negeri ini menarik jutaan tenaga kerja dari berbagai negara di Asia, terutama Indonesia, Bangladesh dan Nepal.
Seperti dilaporkan wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak, berbagai upaya untuk memulangkan tenaga kerja ilegal dari negara itu sebelumnya dianggap tak efektif.
Kali ini diterjunkan sekitar 10.000 aparat yang langsung datang ke lokasi-lokasi pembangunan gedung serta akan memburu pula majikan yang mempekerjakan para buruh migran ilegal ini.
Dalam sebuah liputan langsung mengikuti jalannya razia, wartawan BBC Jennifer Pak melaporkan dari Selangor ketika aparat memasuki sebuah lokasi pembangunan gedung dan memagarinya dengan petugas agar tidak ada buruh migran ilegal yang bisa kabur.
Tengah malam saat para pekerja sedang tidur lelap mereka dibangunkan dengan paksa. Sebagian nampak sangat kaget dan hanya mengenakan pakaian dalam seadanya.

Indonesia menjadi negara pengirim tenaga kerja terbesar ke Malaysia.
Para pekerja lalu dipisahkan dalam dua barisan, pekerja yang punya dokumen resmi dan sudah diperiksa duduk di belakang bagian kanan.
Pada pergelangan tangan mereka dicap tulisan 'OK' dengan tinta permanen.

Tuesday, January 21, 2014

Tiga anak asal Lombok telantar di Batam

Batam (ANTARA News) - Tiga bocah asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, bersama Farida (31) ibu mereka, ditampung di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Batam, karena sudah satu setengah bulan hidup telantar di Tanjungpinang dan Batam, Kepulauan Riau.
"Suami saya warga negara Malaysia. Kami menikah saat saya masih berada di Malaysia. Dari pernikahan itu kami dikaruniai tiga anak. Namun sejak saya pulang ke Lombok pada pertengahan 2012 sampai sekarang, saya belum bertemu suami saya," kata Farida yang mengaku beralamat di Sandubaya, Peringgabaya, Pelabuhan Lombok, Sanubai Barat, Lombok saat berada di Rumah Singgah Dinsos Batam, Selasa.
Ketiga bocah itu masing-masing Daniel, Muhammad Doni, dan Arief. Mereka dibawa Farida ke Tanjungpinang untuk mencari suami yang juga ayah dari anak-anaknya itu.
Ia mengatakan berangkat dari Lombok sekitar satu setengah bulan lalu beserta tiga anak laki-lakinya yang masing-masing berusia lima tahun, dua tahun, dan enam bulan untuk mencari suaminya ynag bernama Muhammad Kamal yang tengah bekerja di Tanjungpinang.
"Saya naik kapal Pelni tujuan Tanjungpinang. Perjalanan Sekitar satu minggu. Namun saat saya sampai, suami saya sudah kembali ke Malaysia, pekerjaan di Tanjungpinang sudah selesai. Saya nekat, karena sejak saya pulang ke Lombok tidak lagi diberi nafkah oleh suami saya. Sementara anak ada tiga," kata dia.
Ia mengatakan, tidak mampu mengurusi anak-anaknya dan memberanikan diri ke Tanjungpinang setelah sebelumnya sudah menghubungi suaminya dan berjanji bertemu.
"Suami saya ikut majikannya bekerja di Batu 10 Tanjungpinang. Namun dua hari sebelum saya sampai dia sudah kembali ke Malaysia," kata dia.
Farida mengatakan, suaminya meninggalkan nomor telepon pada seorang yang tinggal pada ruko berdampingan dengan tempat kerja suaminya.
"Orang itu memberikan nomor telepon yang ditinggalkan suami saya. Saat saya hubungi aktif, dan dia mengatakan akan mengirim uang untuk biaya ketiga anaknya. Namun sampai sekarang tidak ada uang yang dikirim," kata Farida.
Setelah itu, kata dia, ia sempat satu minggu di Tanjungpinang sebelum akhirnya memutuskan untuk ke Batam dengan kapal feri tujuan Pelabuhan Telaga Punggur.
"Sampai Punggur, karena saya bersama tiga anak yang masih kecil. Tas saya berisi uang, telepon gengam, dan dokumen penting lainnya hilang. Entah dicuri atau tertinggal di kapal," kata dia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
ANTARA NEWS

Ini yang Ditanyakan Polisi Hong Kong Soal TKW Erwiana

Polisi Hong Kong juga meminta keterangan dari pihak-pihak tekait

Erwiana Sulistyaningsih, TKI yang disiksa di Hong Kong
_______
VIVAnews- Tim dari Hong Kong mulai memintai keterangan tenaga kerja wanita Erwiana Sulistyaningsih, yang kini tengah dirawat di RS Islam Amal Sehat, Sragen pada Selasa, 21 Januari 2014. Keterangan yang ditanyakan polisi Hong Kong umumnya menyangkut kronologi kejadian yang dialami oleh perempuan asal Ngawi tersebut.
Hal itu diungkap oleh Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Tatang Budi Utama Razak, yang dihubungiVIVAnewspada Selasa ini melalui sambungan telepon. Tatang mengungkapkan selain meminta keterangan dari Erwiana, polisi turut menanyakan PT Graha Ayu Karsa, sebagai agen yang memberangkatkan perempuan berusia 23 tahun itu ke Hong Kong.
"Selain itu, polisi Hong Kong turut meminta keterangan dari pihak-pihak tekait seperti misalnya keluarga," ujar Tatang.
Dia menambahkan proses penyelidikan di Indonesia masih akan berlangsung hingga hari Rabu, 22 Januari 2014. Setelah semua keterangan dan bukti terkumpul, lanjut Tatang, maka tim dari Hong Kong akan segera kembali ke negaranya.
"Nanti di sana, mereka akan mengkroscek semua keterangan yang disampaikan oleh pihak lain di Hong Kong," katanya.
Menurut laporan Harian Hong Kong, South China Morning Post, saat dimintai keterangan Erwiana berada dalam kondisi yang tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda stres. Dia juga menjawab pertanyaan dari tim penyidik Hong Kong secara berhati-hati.
Tim penyidik dari Indonesia yang diketuai oleh Dani Hamdani, mengatakan agen PJTKI yang memberangkatkan Erwiana akan dimintai keterangan pada hari Rabu esok. Mereka bersedia datang ke Sragen dari kantor pusatnya yang berada di Tangerang.
"Agennya telah setuju untuk datang dan kami akan memintai keterangan mereka di kantor polisi setempat pada Selasa besok. Mereka akan berbicara kepada polisi Indonesia. Kemudian polisi Hong Kong akan menanyakan pertanyaan tambahan," ujar Dani.
© VIVA.co.id

Pengusaha Muda Saudi Biayai Pernikahan TKI

BURAIDAH (gemaislam)– Seorang pengusaha Buraidah, Arab Saudi, Rashid Al-Shallash membiayai pernikahan seorang tenaga kerja asal Indonesia (TKI), Solikin Abu Ahmad. Bahkan, mobil pribadi Al-Shallash juga diberikan kepada Solikin sebagai hadiah pernikahan.Solikin yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir Shallash, menikahi wanita yang juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga pengusaha tersebut. Selain membiayai pernikahan dan kado sebuah mobil, pengusaha muda itu juga membayar gaji selama satu tahun kepada Solikin. Al-Shallash juga bahkan memberi jaminan hadiah kepada istri Solikin.Acara pernikahan itu digelar di Kota Buraidah dengan tradisi Arab Saudi. Pengusaha tersebut mengundang sejumlah tokoh masyarakat setempat, termasuk seorang ulama terkenal, Syeikh Salman Al-Audah, demikian seperti dikutip arabnews, Senin (20/1)."Ini adalah sikap terpuji yang hendaknya diikuti warga lainnya yang mempekerjakan warga asing," kata Syaikh Al-Audah.Syeikh Salman Al-Audah memuji sikap pengusaha tersebut yang telah memfasilitasi pernikahan pembantunya asal Indonesia. Selain itu, Syeikh Salman Audah juga tak henti menganjurkan warga setempat untuk memperlakukan para pekerja asing secara baik-baik.Selain Syaikh Salman Al-Audah, turut hadir juga beberapa praktisi pendidikan dalam acara pernikahan tersebut, salah satunya Dr Abdel Ilah Saaty, Dekan Institut Bisnis di Rabihg."Saya sangat gembira mendengar berita ini. Ini adalah sunnah (ajaran) Rosulullohshollallohu ‘alaihi wasallamyang patut diteladani," ujar Dr Abdel Ilah Saaty,. (arc) By http://gemaislam.com/berita/arab-news/1889-pengusaha-muda-saudi-biayai-pernikahan- tki

SBY Minta Erwiana Tak Takut Ungkap Kasusnya ke Polisi Hong Kong

"Jelaskan supaya yang salah diberi sanksi, tidak boleh seperti itu."

Erwiana↑ Sulistyaningsih, TKI yang disiksa di Hong Kong
_______
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbicara langsung dengan Erwiana Sulistyaningsih, tenaga kerja wanita asal Indonesia yang dianiaya majikannya selama bekerja di Hong Kong, melalui sambungan telepon di kantornya, Selasa 21 Januari 2014.
Suara Erwiana sangat pelan bahkan nyaris tak terdengar saat berbincang dengan SBY, dikarenakan kondisinya yang masih lemah. Saat ini, TKW berusia 23 tahun itu masih dirawat di Rumah Sakit Islam Amal Sehat Sragen, Jawa Tengah.
"Saya senang bisa bicara dengan Erwiana. Percayalah hukum akan ditegakkan, keadilan akan ditegakkan. Dan yang penting Erwiana kita bantu pengobatannya,Insya Allahsembuh seperti sediakala. Dan nanti bisa melanjutkan aktivitasnya apapun pekerjaanya," kata SBY.
SBY sempat menanyakan kondisi Erwiana, namun jawaban dari Erwiana sulit terdengar. Kemudian, ia berpesan kepada Erwiana untuk tidak takut saat dimintai keterangan oleh polisi Hong Kong terkait kasus penganiayaan yang dialaminya.
"Ya sekali lagi saya sampaikan prihatin. Nanti kalau ditanyai polisi Hongkong jelaskan apa adanya. Jelaskan supaya yang salah diberi sanksi, tidak boleh seperti itu. Tabah, ini cobaan. Percayalah Allah itu Maha Adil. Dan kalau sudah sembuh, nanti bisa berpikir lagi kedepan," ucapnya.
Kepada Erwiana, SBY memberikan bantuan berupa dana pengobatan. SBY berpesan agar bantuan itu digunakan Erwiana dengan baik dan diutamakan untuk pengobatannya.
"Mudah-mudahan Allah melindungi keluarga Erwiana dan Pak Rahmat (ayah Erwiana). Semoga cepat pulih. Salam dari Bu Ani," tuturnya.
Erwiana merupakan TKI yang dianiaya oleh majikannya, Law Wan Tung, selama delapan bulan. Sumber Kepolisian Hong Kong mengungkapkan bahwa mantan majikan yang menyiksa Erwiana Sulistyaningsih, telah ditahan.
Perempuan berusia 44 tahun dan memiliki nama keluarga Lo itu ditahan saat sedang menunggu di ruang tunggu Bandara Chek Lap Kok, Hong Kong.
Harian Hong Kong,South China Morning Post, Senin 20 Januari 2014 melansir Lo dicegat oleh petugas imigrasi ketika dia akan naik pesawat menuju ke Thailand sore tadi.
Menurut seorang sumber itu lagi, Lo ditahan sekitar pukul 15:00 waktu setempat, karena adanya laporan dari pramuwisma lainnya yang juga pernah disiksa perempuan itu. ( Baca: Sebelum Erwiana, Majikan Juga Pernah Siksa TKI Lainnya) (umi)
by © VIVA.co.id

Taipei: TKW Asal Lampung Meninggal Karena Kecelakaan



By Erna Purwatiningsih

Inna lillahi Wa Inna Ilaihirojiun
Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.
Turut berduka cita dan belasungkawa yang sedalam dalamnya atas meninggalnya saudari Hermayani BMI asal Ds.Raja Basa Lama 02/06
Kec.Labuhan Ratu
Kab.Lampung Timur.
Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terbaik bagi almarhumah Hermayani,mengampuni segala dosa dan kesalahanya,menerima segala amal ibadahnya.
Dan semoga Allah SWT memberikan kesabaran,ketabahan,keikhlasandan keimanan yang kuat bagi keluarga dan sahabat yang di tinggalkan.
Aamiin ya Robbal'alaamiin.
Almarhumah Hermayani suami dari bp Agus Susilo meninggal karena kecelakaan tertabrak sepeda motor pada hari minggu tgl 19 Januari -+ jam 03:00 dini hari di Taipei New City Sanchong, ketika hendak membelikan sarapan pagi untuk majikan.
Almarhum meninggalkan suami tercinta dan 1 putri (3 setengah th),semoga anaknya kelak menjadi anak yang sholehah,berbakti kepada orang tua,agama dan bangsa.Aamiin.
Ing young pan lau pan mai cau chan sang ming.
Ching hau pheng you men cui anchien...
Ching lu sang siau sin
Sumber https://m.facebook.com/photo.php?fbid=761201257223580&id=100000011379045&set=a.306277559382621.87688.100000011379045&refid=7&_ft_=qid.5971206437696683034%3Amf_story_key.5631263815206237376

Monday, January 20, 2014

Dari 1.200 TKI Asal Banyuwangi di Malaysia, 80 Persen Ilegal

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Dari 1.200 lebih tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Banyuwangi yang bekerja di Malaysia, sekitar 80 persen ilegal dan tidak memiliki dokumen resmi.
"Mereka kebanyakan bekerja di sektor perkebunan dan masuk ke Malaysia dengan menggunakan paspor kunjungan wisata. Jarang sekali ada yang menggunakan jalur resmi," kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi Muhammad Kadir, Senin (20/1/2014).
"Biasanya perekrutan besar-besaran tenaga kerja Indonesia, terutama laki-laki, ketika musim panen kelapa sawit. Namun ketika musim panen selesai, biasanya akan adasweepingbesar-besaran terhadap tenaga kerja untuk dideportasi," sambung dia.
Menurut Kadir, hal itu menjadi siklus rutin yang sekaligus menunjukkan kelemahan pemerintah untuk melindungi hak warga negara. Kelemahan ini terutama untuk masalah administrasi karena mayoritas pekerja menggunakan "jalur tikus".
"Mereka menggunakan visa kunjungan, kemudian mencari izin kerja, kemudian tinggal di Malaysia," ujarnya.
Kadir menjelaskan, jumlah terbanyak tenaga kerja tersebut adalah laki-laki, berasal dari wilayah Banyuwangi selatan, seperti Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, dan Tegalsari.
Alam Sudrajat, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi, juga mengakui bahwa banyak TKI asal Banyuwangi yang ilegal di Malaysia. "Tapi trennya tiap tahun terus menurun karena kami sering sekali memberikan sosialiasi kepada masyarakat mengenai bagaimana prosedur menjadi tenaga kerja Indonesia yang legal. Terlihat juga, jumlah tenaga kerja yang berangkat dari PT yang terdaftar pun bertambah," ungkapnya.
Penulis: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Editor: Glori K. Wadrianto
By http://regional.kompas.com/read/2014/01/20/1141247/Dari.1.200.TKI.Asal.Banyuwangi.di.Malaysia.80.Persen.Ilegal

Majikan TKI Erwiana ditangkap di Bandara Hong Kong


Ribuan pembantu rumah tangga di Hong Kong berunjuk rasa pekan lalu
_______
Aparat Hong Kong menangkap perempuan yang diyakini sebagai majikan TKI Erwiana Sulistyaningsih di Bandara Hong Kong, Senin (20/01), seperti dilaporkan media setempat.
Perempuan yang diketahui bermarga Law itu dicokok saat hendak melewati pemeriksaan imigrasi. Ia memegang tiket pesawat tujuan Bangkok, Thailand.
Menurut laporan televisi RTHK Chinese dan TVB News, tim detektif Hong Kong dan penyidik Departemen Tenaga Kerja sedang dalam perjalanan ke Sragen, Jawa Tengah, untuk meminta pernyataan dari Erwiana.
TKI berusia 23 tahun itu masih dirawat di rumah sakit karena luka-luka parah akibat dugaan penyiksaan yang dideritanya.
Wartawan BBC di Hong Kong, Martin Yip, melaporkan aparat kepolisian akan melakukan konferensi pers mengenai penangkapan itu pada pukul 19:00 waktu setempat (18:00 WIB).
Ada korban lain
Pekan lalu, ribuan pekerja domestik dari Indonesia dan negara-negara Asia lain di Hong Kong berunjuk rasauntuk memprotes dugaan tindakan brutal terhadap kolega mereka itu.
Sementara itu, kelompok pegiat hak-hak pekerja domestik di Hong Kong menyatakan bahwa dua orang pembantu rumah tangga lain juga pernah disiksa oleh majikan Erwiana.
Satu diantaranya melaporkan penyiksaan itu kepada polisi pada hari Minggu.
Ada 300 ribu pembantu rumah tangga yang bekerja di pulau itu, sebagian besar berasal dari Indonesia dan Filipina.

Ribuan Gadis Brebes Nekat Jadi TKI Pemerintah Diminta Sediakan Lapangan Kerja

BREBES, SATELITPOST-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes mengaku tak mampu mencegah ribuan gadis belia nekat bekerja di luar negeri. Padahal, kenekatan tersebut kerap berujung pada kasus penipuan dan tindak kejahatan perdagangan manusia.
“Banyaknya kasus kekerasan yang terungkap tidak secara otomatis membuat ribuan gadis lainnya kapok,” kata Dra Rini Pujiastuti, Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Brebes.
Menurut Rini, kenekatan ribuan gadis asal Brebes tersebut lebih ditentukan karena minimnya kesadaran dan faktor ekonomi masyarakat setempat. Mereka, kata Rini, gadis-gadis dengan tingkat pendidikan SMP seolah memiliki misi suci untuk bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT) di luar negeri dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga di desa.
Menurut Rini, persoalan ini tidak bisa diselesaikan hanya oleh pihak PPA semata. Dia berharap ada kerjasama antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat agar gadis-gadis asal Brebes untuk ke luar negeri bisa dihentikan. Semua pihak juga sudah saatnya mengawasi berbagai iklan lowongan kerja ke luar negeri dan mencegah para mafia penjual gadis berkeliaran di desa-desa pelosok Brebes.
“Kami selama ini hanya bisa penanganan, itu pun hanya ketika ada kasus penjualan manusia terungkap,” kata Rini.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban kekerasan Tiara, Dra Hj Aqilatul Munawaroh MPd, mempertanyakan komitmen pemerintah daerah dalam membuka lapangan kerja kepada warganya. Bagi dia, selama peluang kerja di daerah masih sangat minim, selama itu juga ribuan gadis-gadis belia tetap nekat menyabung nyawa menjadi TKI di luar negeri.
Sampai kapan pun, lanjut Aqilah, menjadi TKI tetap memiliki daya tarik tersendiri. Sebab, kata dia, banyak juga ternyata TKI asal Brebes yang sukses di Malaysia, Singapura, dan Arab Saudi. Ketika pulang dari luar negeri, mereka bisa membangun rumah besar dan membeli sawah untuk orang tua di desa. Kesuksesan mereka kemudian mendorong ribuan gadis belia lainnya untuk melakukan hal yang sama.
“Tapi mereka juga meninggalkan dampak sosial yang tidak sedikit. Misalnya, uang hasil bekerja di luar negeri ternyata dihambur-hamburkan oleh anggota keluarga lainnya,” ujar Aqilah.
Sementara itu, Sri Wahyuni, kakak kandung AR, seorang gadis korban perdagangan manusia asal Brebes, mengakui pihak keluarga sebelumnya tidak mampu membendung kenekatan adiknya untuk bisa berangkat ke Singapura. Selain demi ekonimi keluarga, gaji tinggi sebagai PRT di Singapura juga menjadi daya tarik tersendiri. Akhirnya, kata dia, meski khawatir keluarga tetap merelakan adiknya dibawa mafia penjual manusia.( pranstiyanto_agust@yahoo.co.i d
Short URL: http://satelitnews.co/?p=40962

Remaja 17 Tahun Retas 70 Juta Kartu Kredit



TEXAS- Sebanyak 70 juta data kartu kredit dilaporkan dicuri pada akhir tahun lalumelalui peretasan toko-toko department store. Kabar terbaru menyebutkan, hasil penyidikan mengindikasi sang peretas adalah seorang remaja.
Hasil investigasi menyebutkan serangan berasal dari Eropa bagian timur, yakni Rusia. Perusahaan sistem keamanan, IntelCrawler, mengungkapkan orang yang melakukan serangan ini adalah remaja berusia 17 tahun asal Rusia, di St.Petersburg. Hacker tersebut selama ini dikenal sebagai programer hacking tools yang telah membuat 60 piranti lunak untuk memudahkan peretasan.
Berdasarkan penyidikan yang dilakukan, sebagaimana dilansirUbergizmo, Senin (20/1/2014), serangan berasal dari Malware yang ditanamkan pada sistem dan kemudian mengumpulkan 70 juta informasi pelanggan.
Berdasarkan laporan yang diberitakan sebelumnya, ada tiga ritel department store berbeda yang diretas dan dicuri data kartu kredit pelanggannya. Dua diantaranya adalah department store barang mewah, Neiman Marcus, dan department store Target. Jika ditotal, ada 70 juta informasi pelanggan yang dicuri.

Sunday, January 19, 2014

Migrant Care Kecam Penembakan atas 3 TKI oleh Polisi Malaysia

Polisi Diraja Malaysia menduga 3 WNI itu sebagai pelaku perampokan

Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah
Aries Setiawan, Marlina Irdayanti| Minggu, 19 Januari 2014, 21:48 WIB
_______
VIVAnews -Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati Tenaga Kerja Indonesia, Migrant Care, mengecam ulah Polisi Diraja Malaysia yang, lagi-lagi, menembak mati TKI. Mereka dicurigai sebagai pelaku kriminal.
Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, dalam keterangannya Minggu 19 Januari 2014, menuturkan aksi penembakan atas tiga WNI asal Lombok ini menambah rentetan panjang jumlah TKI yang menjadi korban mati polisi Diraja Malaysia sejak tahun 2007. Sayangnya, hingga kini, kata ANis, tidak ada satupun dari 164 kasus yang tuntas secara hukum.
Kasus penembakan terbaru dialami Wahab (30 tahun), asal Dusun Lendang Tengah, Sudarsono (30 tahun) dan Gusti Randa (35 tahun), asal Dusun Teduh.
Anis menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima oleh Fadil (saudara Gusti Randa) dari KJRI Johor Bahru yang dalam hal ini Meutya Hasan, menyatakan Polisi Diraja Malaysia melakukan penembakan kepada ketiga korban pada 11 Januari 2014, pukul 03.15 dinihari waktu Malaysia.
"Saat itu polisi sedang melakukan patroli di kawasan Johor Bahru setelah sehari sebelumnya terjadi perampokan di kawasan tersebut," kata Anis.
Ketiga korban yang saat itu berada di lokasi, diduga sebagai pelaku perampokan dan ditembak mati.
"Padahal ketiga TKI tersebut tidak melakukan apa-apa. Namun menurut informasi sepihak dari Polisi Diraja Malaysia, saat dilakukan patroli mereka melawan dengan senjata api dan parang,lalu dilakukan tembak mati," kata Anis.
Salah satu keluarga korban mengatakan, pihak keluarga baru mendapatkan kabar kematian korban sehari setelah penembakan. Informasi tersebut diperoleh melalui telepon dari saudara yang juga bekerja di Malaysia.
Jenazah ketiganya lalu dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Lombok pada Jumat, 17 Januari 2014, pukul 22.00 WITA dan diantar oleh Meutya Hasan (KJRI Johor Bahru) dan Ifan Wadiat Sofian (Direktorat Perlindungan WNI & BHI Kemenlu).
Biaya Pemulangan
Ironisnya, kepulangan ketiga jenazah ini diurus oleh perusahaan pengurusan jenazah Al-Juzi Enterprise, yang mengharuskan pihak keluarga membayar Rp15 juta untuk setiap jenazah.
Untuk itu, Migrant Care mendesak pemerintah Indonesia untuk segera melakukan langkah-langkah hukum terkait penembakan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengusut tuntas kasus tersebut melalui jalur hukum, mengurangi hubungan diplomatik dengan Malaysia, dan memenuhi hak-hak korban.
"Segera mengajukan nota protes diplomatik kepada pemerintah Malaysia dan kurangi hubungan diplomatik dengan Malaysia dengan menarik duta besar RI untuk Malaysia dan persona non grata duta besar Malaysia untuk RI," kata Anis.
Migrant Care juga mendesak pihak Malaysia untuk bertanggung jawab atas tragedi penembakan tersebut. "Hentikan membunuhi TKI yang bekerja di Malaysia," tegasnya. (ren)
© VIVA.co.id

Agen Perekrutan TKI Walfrida Tak Pernah Ajari Rawat Pasien Parkinson

Walfrida seharusnya dibantu orang lain untuk melakukan aktivitas rutin

TKI Wilfrida dan tempat asalnya di Nusa Tenggara Timur.
Siti Nuraisyah Dewi, Santi Dewi| Minggu, 19 Januari 2014, 22:37 WIB
_______
VIVAnews- Sidang terhadap kasus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Belu, Nusa Tenggara Timur, Walfrida Soik kembali dilanjutkan pada Minggu, 19 Januari 2014. Dalam sidang yang dipimpin oleh Hakim Azmad Zaidi bin Ibrahim dengan Jaksa Penuntut Umum Puan Julia Ibrahim, Pengadilan memanggil empat saksi untuk dimintai keterangan ulang.
Informasi ini diperolehVIVAnewsdari siaran pers dari Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur yang dikirim pada Minggu ini.
Keempat saksi yang dihadirkan yaitu pemilik agensi pekerjaan (AP) Master yang menyalurkan Walfrida ke Kelantan, Teh Ying Heng, sepasang suami istri yang kali pertama menemukan Walfrida paska peristiwa pembunuhan, Mansor bin Sulaiman dan Hamidah binti Yahya, serta polisi penyidik kasus ini. Namun, polisi penyidik absen dalam sidang kali ini.
Informasi baru disampaikan oleh AP Master, Teh Ying Heng. Di hadapan Hakim, dia menjelaskan bahwa agen tidak meneliti secara memadai pekerjaan yang akan dibebankan kepada Walfrida.
Padahal agen itu mengetahui bahwa dalam keluarga calon majikan terdapat anggota keluarga yang mengalami sakit parkinson.
Sehingga, dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, Walfrida seharusnya dibantu orang lain untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari. Selain itu, Walfrida hanya dilatih selama satu minggu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan tidak diberikan pelatihan untuk merawat orang sakit.
Teh Ying Heng berjanji akan memberikan data lengkap termasuk nomor kontak dari agensi atau orang penghubungnya di Indonesia, majikan Walfrida sebelumnya, dan majikan dari pembantu asal Kamboja yang digantikan perempuan asal Kabupaten Belu tersebut.
Tampak Tertekan
Sementara itu, suami istri yang kali pertama menemukan Walfrida mengatakan saat mereka mencoba berkomunikasi, Walfrida dalam keadaan tertekan dan menangis.
"Kedua saksi tidak melihat adanya tanda-tanda yang mencurigakan termasuk darah di pakaian yang dikenakan oleh Walfrida," tulis perwakilan KBRI.
Mansor mengetahui Walfrida terlibat kasus pembunuhan, dari komunikasi radio CB di mobilnya saat dalam perjalanan ke tempat kerja.
"Berdasarkan ciri-ciri pakaian yang dikenakan Walfrida, sesuai dengan laporan polisi. Saat itulah Mansor menghubungi Polsek Tok Uban," imbuh mereka.
Walfrida kemudian ditangkap 15 menit kemudian oleh polisi. Sidang akan kembali dilanjutkan pada tanggal 26 Januari 2014 mendatang.
Dalam sidang tersebut akan terdapat beberapa agenda di antaranya, penyampaian dokumen yang dijanjikan oleh agen tempat Walfrida disalurkan, polisi penyidik sebagai saksi, hasil pemeriksaan tulang serta kejiwaan Walfrida.
Menurut Pejabat Konsuler dan Ketua Satuan Tugas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Dino Wahyudin, yang pernah dihubungi VIVAnews beberapa waktu lalu, sidang akan rutin dilakukan setiap hari mulai tanggal 26-30 Januari 2014. (ren)
© VIVA.co.id

Majikan Erwiana Juga Pernah Siksa TKI Lain

Bunga mengaku bekerja di kediaman Law selama 10 bulan.

Unjuk rasa perlindungan TKI di Jakarta beberapa waktu lalu
_______
VIVAnews- Law Wan Tung, majikan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong, Erwiana Sulistyaningsih, ternyata tidak hanya menyiksa perempuan berusia 23 tahun itu. Ada TKI lain bernama Bunga yang pernah bekerja di kediaman Law dan juga senasib dengan Erwiana.
Bunga turut dipukuli dan diancam akan dibunuh pada tahun 2010, ungkap harian Hong Kong,South China Morning Post (SCMP), akhir pekan kemarin. Bunga mengaku bekerja di kediaman Law selama 10 bulan.
"Pernah, satu ketika, majikan begitu marah. Lalu, dia menyeret saya hingga ke balkon dan mengancam akan melempar saya dari apartemennya. Dia membuat saya memohon agar dapat tetap hidup," ungkap Bunga.
Perempuan berusia 28 tahun itu melanjutkan, majikannya bisa memukul dia sesuka hati. "Tapi, saya kemudian berlutut dan memohon agar tidak membunuh saya karena saya masih memiliki seorang anak laki-laki," kata dia.
Dia mengatakan, tidak pernah diizinkan keluar dari apartemen majikannya. Bunga mengaku selalu dikunci dari dalam apartemen, apabila keluarga majikannya keluar.
Tidak cukup sampai di situ, lanjut Bunga. Mantan majikannya itu, juga mengancam akan membayar polisi Indonesia untuk membunuh seluruh keluarganya apabila dia buka suara soal tindak kekerasan yang dia alami.
"Pada akhirnya dia memang membantu saya untuk keluar dari pekerjaan ini dengan bekerja sama melalui agen," kata Bunga.
Sayangnya, agen tersebut memberikan syarat agar tidak memberikan dakwaan hukum terhadap majikannya itu.
Bunga beralasan, baru berani buka suara hampir empat tahun setelah kejadian, lantaran dia merasa sedih karena tidak dapat melakukan apa pun demi membantu Erwiana.
Demi membuktikan kesaksiannya itu, Bunga mengaku siap bekerja sama dengan polisi Hong Kong.
Ancaman Kematian
Menurut Ketua Jaringan Pekerja Migran Indonesia, Eni Lestari, Erwiana turut mendapat ancaman kematian. Dia tidak diizinkan meninggalkan apartemen dan sang majikan juga mengancam akan membunuh keluarganya, apabila Erwiana berani melapor soal perlakuan kejamnya.
Sementara Asosiasi Pekerja Migran Indonesia, Karsiwen, yang kini tengah membantu proses kasus Erwiana, mengatakan telah menunjuk pengacara di Indonesia dan Hong Kong.
"Mendengar kelanjutan kasusnya ini, Erwiana mengaku geram dan bertekad akan kembali ke Hong Kong untuk memberikan pelajaran bagi si majikan," ungkap Juru Bicara asosiasi itu, Karsiwen.
Menurut seorang sumber di kepolisian Hong Kong, mereka akan berencana berkunjung ke Sragen untuk memintai keterangan dari Erwiana.
Para polisi itu akan berangkat beberapa hari kemudian setelah bertemu polisi bagian kejahatan di Distrik Kwun Tong dan pejabat KJRI pada Rabu mendatang. (ren)
© VIVA.co.id

Percakapan Dengan Majikan Tentang Kasus Penyiksaan Erwiana



Seperti biasanya, jam
6.30 sore waktu Hong Kong adalah jam makan saya dengan Bobo (nenek). Jam 5.30 sore saya sudah mulai sibuk di dapur menyiapkan masakan. Karena kami makan hanya berdua, masakannya pun sangat simple, nasi, sayur dan lauk.
Jam 6.30 sore, di salah satu TV Hong Kong menyiarkan berita yang terjadi hari ini, selain berita tentang Hong Kong, juga berita dari luar negeri.
Hari ini jam makan kami lebih cepat dari biasanya. Berita masih berjalan 10 menit saya sudah ke dapur untuk mencuci mangkuk. Tiba-tiba Bobo memanggil saya,
Bobo: Ave... Ave, ko lei lah, ke sini maksudnya
Saya: Ada apa Bobo?
Bobo: Kamu duduk dulu, bentar ya, tunggu sebentar, aku pengen kamu lihat berita ini
Saya: Hoak. Jawab saya. Sebenarnya saya sudah bisa menebak, berita apa yang akan ditayangkan. Ya, tentang Erwiana, kawan kami, BMI Hong Kong yang dianiaya majikan sampai parah.
Bobo: Nah, lihat itu beritanya, kamu dengerin ya, aku pengen tanya sama kamu, bentar, biar selesai dulu beritanya.
Di televiai sedang menyiarkan berita tentang Erwiana. Foto majikan yang diburamkan, pernyataan menteri tenaga kerja Hong Kong, waktu demo ke agen Chans Asia dan KJRI, juga video warga lokal Hong Kong yang sedang membagikan selebaran ke orang-orang yang lalu lalang di depan pintu keluar MTR. Sepertinya ini selebaran ajakan untuk aksi besok (Minggu, 19 Januari 2014).
Bobo: Nah, tau kan. Itu temen kamu orang Indonesia, kerja di rumah majikan, kenapa kok gak kabur diperlakukan seperti itu. Tanya Bobo
Saya: Dia masih baru di Hong Kong, Bobo. 8 bulan, gak pernah keluar, majikan keluar pun pintu rumah dikunci dari luar. Gimana mau kabur
Bobo: Kan bisa telpon, masa sampek segitunya, duh. Kenapa bisa begitu majikannya
Saya: Dia gk punya telpon. Bahasa kantonis belum lancar, dia gak berani karena masih harus bayar potongan agen.
Bobo: Oh iya, apa kalian kalau kerja di Hong Kong harus bayar potongan agen, berapa bulan itu, 7 bulan ya.
Saya: Haiya, makanya dia gak berani. Pernah kabur dan telpon agen, tapi sama agen dibalikin lagi sama majikan.
Bobo: Hai, kasian banget.
Saya: Haiya, kasian banget dia, sekarang masih di Rumah Sakit.
Bobo: Eh tapi ada kok, pembantu yang pura-pura kerjanya gak bener biar diinterminit dan dapat uang, pernah denger kan?
Saya: Iya tahu, memang ada yang kayak gitu.
Bobo: Aku ada saudara, dia ambil orang Pilipina. Pernah itu, dia berlagak kayak orang gila biar diinterminit. Karena takut, orang dia jaga bayi di rumah, ya sudah akhirnya diinterminit.
Saya: Masa kayak gitu modusnya biar diinterminit?
Bobo: Haiya. Tapi orang Indonesia memang lebih sabar dan tlaten, gak suka bantah sama majikan.
Saya: Masa sih.
Bobo: Haiya. Kebanyakan gitu. Kecuali majikan yang gak baik.
Saya: Hai, kamu baik aku akan baik lo sama kamu, bukankah begitu, Bobo
Bobo: Iya, harusnya gitu. Tapi kadang, meski pembantu baik majikan jahat juga ada, dan sebaliknya.
Saya: Iya, Bobo, besok ada demo, aku ikut.
Bobo diam tak menjawab. Entah pura-pura gak denger atau apa.
Sebenarnya saya sudah menunggu majikan saya untuk cerita soal Erwiana ini ke saya. Kebetulan Bobo penikmat koran setiap hari, jadi berita apapun dia baca, termasuk Erwiana.
Tak sengaja, kemarin saya melihat Bobo membaca berita soal Erwiana di koran yang satu halaman penuh isinya tentang Erwiana. Saya diam-diam dan menunggu, kira-kira Bobo akan ngasih tau saya gak ya soal kasus ini.
Tak bisa dipungkiri, kasus Erwiana cukup menyita perhatian publik Hong Kong. Bagi yang mengambil pekerja rumah tangga, pasti ketar-ketir karena kasus ini. Apalagi bagi mereka yang pernah atau sedang menyiksa PRT yang bekerja di rumahnya.
Semoga pengadilan akan berpihak kepada Erwiana dan para majikan yang memperkerjakan buruh migran di rumahnya akan lebih berhati-hati lagi dalam memperlakukan pekerjanya. Memperhatikan makan, istirahat, kenyamanan, ketepatan membayar gaji, hak libur dan juga menganggap mereka (kami) sebagai bagian dari keluarganya sendiri.
Ini cerita saya dengan majikan soal kasus Erwiana. Mana cerita kawan-kawan dengan majikan soal kasus Erwiana?
Atau majikan kawan-kawan pura-pura gak tahu dengan kasus ini? Atau malu mau cerita dengan kawan-kawan?
Share yuk, ini bisa jadi bukti juga, bagaimana saat ada orang Hong Kong memperlakukan buruh migran sekeji ini, apa tanggapan mereka sebagai sesama warga Hong Kong
Mari kawal terus kasus Erwiana. Kemenangan pasti akan membawa dampak bagi perbaikan buruh migran. Semoga
By www.bmi-hk.blogspot.hk/2014/01/percakapan-dengan-majikan-tentang-kasus.html?m=1

Shumaisy:Tolong! Balita Piatu Ini Mencari di Mana Ayah Kandungnya

Jakarta - Seorang TKW bernama Kartiya (34) meninggal karena penyakit menahun di Arab Saudi. Ia meninggalkan seorang anak laki-laki bernama Muhammad Ilham (1,5).
Berdasarkan informasi yang diterima detikcom dari pembaca bernama Lia Joulia, Minggu (19/1/2014), selain dengan Ilham, Kartiya semasa hidup juga tinggal di Arab Saudi bersama suaminya. Sayang, beberapa saat sebelum Kartiya meninggal, suaminya pergi entah ke mana.
"Ibunya meninggal dalam penantian untuk diangkut ke Tarhil (Pusat Detensi Imigrasi) Shumaisy agar bisa pulang ke Tanah Air," ujar Lia.
Lia menuturkan, pasca meninggalnya Kartiya, Ilham hidup seorang diri dan terus dibantu untuk bisa bertemu ayah kandungnya. Keberadaan Ilham ini awalnya diketahui dari seseorang bernama Bituri.
"Dari pria ini (Bituri) diperoleh informasi bahwa anak ini bernama Muhammad Ilham Bin Adang Ido. Ayahnya bernama Adang Ido Idrus, dan belum diketahui dari mana asal daerahnya," ungkapnya.
KJRI di Jeddah selanjutnya mengambil alih pengurusan bocah itu. Ilham dirawat dan diasuh oleh sejumlah TKW yang ditampung menunggu proses penyelesaian kasus dengan majikan mereka.
"Tidak mudah melacak keberadaan anggota keluarga dari ibu bocah ini di Indonesia. Bisa jadi karena informasi yang disampaikan sang pelapor sangat terbatas. Satu-satunya petunjuk yang bisa diandalkan kala itu adalah sebuah telepon genggam peninggalan almarhumah," jelas Lia.
Salah satu nomor berhasil ditelepon dan mengaku bernama Viki Rizki Afandi, yang selanjutnya diketahui sebagai anak Kartiya dari suami yang pertama. Pihak KJRI pun bertemu dengan Viki di Bandara Soekarno-Hatta. Ilham selanjutnya diserahkan kepada kakak tirinya. Kini Ilham masih mencari di mana keberadaan ayah kandungnya.
By http://m.detik.com/news/read/2014/01/19/052302/2471250/10/tolong-balita-piatu-ini-mencari-dimana-ayah-kandungnya?utm_campaign=%23KoranTweet&utm_source=twitterfeed&utm_medium=twitter

Saturday, January 18, 2014

Kapal Rusak Diterjang Ombak, 3 Nelayan Terombang-Ambing di Laut


SERANG- Sebuah kapal nelayan rusak diterjang ombak di perairan Teluk Banten. Akibat peristiwa itu, tiga orang nelayan asal desa Karang Antu, Kasemen Serang, Banten sempat terombang-ambing di laut, sebelum diselamatkan Satpol Air Polres Serang.
Menurut Kepala Urusan Pembinaan Operasional Sat pol Air Polres Serang, Ipda Samsudi,kejadian tersebut terjadi, Jumat (17/1). "Korban yang ada di kapal itu, bernama Supardi alias Mapa, Abang (30), Rahmat (40), ketiganya beralamatkan Karang Mulia RT 1/5, Kasemen Serang," kata Samsudi di Dermaga Karang Antu, Kasemen Serang, Sabtu (18/1/2014).
Samsudi menjelaskan, kapal yang ditumpagi ketiga nelayan itu, mengalami patah as pada mesinnya, sehingga kapal yang dipakai untuk mencari ikan tersebut tidak dapat melaju. “Dihantam ombak, karena hujan dan cuaca ekstrem. Ombak sangat tinggi mesin patah As, hanyut beberapa jam,” katanya.
Sementara itu, Rahmat mengatakan, kapal berangkat dari dermaga, Jumat sore. "Setengah jam setelah berangkat, kapal rusak. Sampai di tengah laut, sinyal handphone hilang jadi tak bisa mengabarkan, kami terombang-ambing di laut hampir berjam-jam, sampai akhirnya sampai di pulau Mujang Kecil, pulau satu malam," ujarnya.
Dia tidak menyangka, kapalnya akan mengalami kerusakan."Saya enggak menyangka, lagipula, kalau enggak ke laut, kita enggak bisa makan," tutupnya.
By http://news.okezone.com/read/2014/01/18/340/928255/kapal-rusak-diterjang-ombak-3-nelayan-terombang-ambing-di-laut

Tiga Jenazah TKI NTB Tewas Ditembak Dipulangkan

Mataram, GATRAnews - Tiga kerangka jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tewas ditembak di Malaysia, akan dipulangkan malam ini.
"Ada tiga orang jenazah TKI yang dipulangkan malam ini," kata Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi NTB Zaenal di Mataram, Jumat (17/1).
Ketiga TKI tersebut atas nama Wahab TKI asal Dusun Lendang Tengah, Desa Bebuak, Kecamatan Kopang, Kabupaten Lombok Tengah. Sudarsono TKI asal Dusun Teduh, Desa Tuduk, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah dan Gusti Randa TKI asal TKI asal Dusun Teduh, Desa Tuduk, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
Menurut Zaenal, seperti dikutip Antara, ketiga jenazah akan dipulangkan ke NTB menggunakan pesawat Garuda Indonesia melalui Bandara Internasional Lombok (BIL) sekitar pukul 21.10 Wita.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab kematian TKI asal NTB tersebut, namun menurut surat yang diterima Disnakertrans NTB ketiga TKI meninggal karena terkena tembak.
"Memang menurut surat yang kami terima ketiganya meninggal karena kena tembak, tapi kita baru bisa tahu kronologisnya secara pasti setelah ada keterangan dari Kemenlu," kata Zaenal
By http://www.gatra.com/nusantara-1/bali-nusa-tenggara/45660-tiga-jenazah-tki-ntb-tewas-ditembak-dipulangkan.html
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung