http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, April 7, 2014

Tingkat partisipasi pemilih di Malaysia 'rendah'


Jumlah pemilih yang
menggunakan hak suara tidak
sebanding dengan DPT.

Tiga jam sebelum tempat
pemungutan suara ditutup,
baru sekitar 1.000 orang
memberikan suaranya dalam
pemilu legislatif Indonesia di
Kuala Lumpur, Malaysia,
padahal terdapat 322.429
pemilih yang terdaftar untuk
mencoblos langsung pada
Minggu (06/04).
Daftar pemilih tetap (DPT) untuk
kawasan pemilihan Kuala
Lumpur dan sekitar mencapai
402.730, sebanyak 322.429
seharusnya mencoblos langsung.
Sedangkan sisanya terdaftar
memilih melalui pos dan
dropbox atau lewat kotak undi
yang diantar ke lokasi di dekat
tempat kerja pemilih.
Namun kenyataannya tingkat
partisipasi pemilih langsung
sangat rendah.
"Memang ini tantangan yang
paling besar di Kuala Lumpur
khususnya karena walaupun hari
Minggu masyarakat kita tetap
bekerja. WNI kita adalah WNI
pekerja," kata Ketua Panitia Luar
Negeri di Malaysia, Freddy
Panggabaen kepada BBC
Indonesia melalui sambungan
telepon.
"Mereka yang terdaftar dalam
DPT tidak datang, yang datang
justru yang tidak terdaftar dalam
DPT."
Mereka yang tidak terdaftar
akhirnya diizinkan untuk memilih
setelah proses pencoblosan di
Kuala Lumpur sudah berjalan
lebih dari separuh dengan
menggunakan kertas suara
tambahan.
Keputusan ini, kata Freddy
Panggabean, atas arahan dari
KPU pusat di Jakarta.
Razìa

Para pemilih menggunakan suara
mereka lewat dropbox di sebuah
pabrik di Selangor.

Selain karena alasan bekerja,
menurutnya, para pemilih tidak
menggunakan hak suaranya di
TPS mungkin karena mereka
sudah berpindah tempat.
Wahyu Susilo, analis kebijakan
Migrant Care, yang memantau
pemungutan suara di Kuala
Lumpur, mengatakan banyak
tenaga kerja Indonesia tidak
datang ke tempat-tempat
pemungutan suara antara lain
karena takut akan
razia
terhadap pekerja asing tanpa
izin

"Di Malaysia masih berlaku razia
6P (razia setelah proses
pemutihan berakhir) jadi teman-
teman juga merasa was-was.
Apalagi mereka mungkin harus
seharian berada di TPS," jelas
Wahyu Susilo kepada Rohmatin
Bonasir.
"Mereka baru pulang sore atau
malam, jadi saya kira itu potensi
adanya razia."
Faktor lain mengapa banyak
pemilih yang tidak mencoblos
langsung adalah jarak menuju
TPS, seperti dialami oleh Bagus
Hartono, seorang TKI yang
bekerja di sektor konstruksi di
Sekincan, negara bagian
Selangor.
"Kalau dari Sekincan ke
kedutaan di Kuala Lumpur
terlalu jauh, kurang lebih tiga
jam perjalanan. Memang saya
ada mobil, tetapi biaya untuk
beli minyak saja sampai 100
ringgit (sekitar Rp339.000) belum
termasuk tarif tol," tuturnya.
Ketika ditanya mengapa tidak
mengundi lewat pos, Bagus
Hartono mengatakan tidak
semua tenaga kerja paham akan
sistem tersebut dan sebagian dari
teman-temannya baru tahu tadi
malam bila hari ini adanya
pencoblosan.
Ketua Panitia Luar Negeri di
Malaysia Freddy Panggabaen
menegaskan sosialisasi pemilihan
telah dilakukan jauh hari, antara
lain melalui sosialisi langsung
maupun lewat media dan
internet.
Sumber http://m.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/04/140406_pemilu_malaysia_pemilihan_luar_negeri
Comments
0 Comments

No comments:

 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung