Saturday, June 14, 2014
Korsel siap serap 10.200 TKI formal
Dokumen foto sejumlah Tenaga Kerja Indonesia
sektor formal menjalani pelatihan sebelum
ditempatkan ke Korea Selatan. (ANTARA/
Indrianto Eko Suwarso
Bandung (ANTARA News) - Korea Selatan
(Korsel) siap menyerap 10.200 Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) formal tahun 2014 untuk
masyarakat berpendidikan minimal sekolah
menengah pertama (SMP) yang akan bekerja di
industri bidang manufaktur dan perikanan.
"Korea membutuhkan 10 ribuan orang tenaga
kerja Indonesia untuk manufaktur dan
perikanan. Sekarang dilakukan tesnya," kata
Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
Gatot Abdullah Mansyur usai meninjau peserta
pelamar kerja ke Korsel di Kampus Ikopin,
Sumedang, Jawa Barat, Sabtu.
Ia menuturkan, penyaluran tenaga kerja itu
merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia
dengan Korea Selatan yang setiap tahunnya
menyediakan kuota untuk TKI.
Para TKI itu, kata dia bekerja melalui pihak
perusahaan yang memberi jaminan keamanan,
hukum di negara tersebut, serta pendapatan
yang cukup tinggi sebesar Rp9 juta sampai
Rp11 juta per bulan.
"Penempatan TKI ke Korsel didasarkan MoU
antara pemerintah Indonesia dengan
Pemerintah Korea Selatan tentang pengiriman
TKI ke Republik Korea yang dimulai sejak bulan
Juli 2004," katanya.
Seleksi penempatan TKI ke Korea tersebut
dilaksanakan langsung oleh "Human Resources
Development of Korea" (HRD) dan disetujui oleh
"The Ministry of Employment and Labor Korea"
atau Kementerian Tenaga Kerja Korsel.
Pelamar untuk bekerja ke Korsel pada 2014
tercatat 30.596 orang terdiri dari 27.233
peserta laki-laki dan 3.363 peserta perempuan.
Seluruh peserta mengikuti ujian kecakapan
bahasa Korea melalui tes tertulis yang
berlangsung serempak di empat tempat
Kampus Universitas Pancasila, Jakarta, Kampus
Ikopin, Sumedang, Jabar, Kampus Universitas
Negeri Sebelas Maret, Solo, dan kampus
Universitas Islam Malang, Jawa Timur.
"Dari seluruh peserta se-Indonesia itu diseleksi
dulu, sebelum berangkat ada semacam
penataran satu minggu, di sana diberikan
berbagai informasi mengenai Korea," kata
mantan Duta Besar Arab Saudi itu.
Seorang peserta asal Cirebon, Jabar, Cahyono
mengaku tertarik bekerja ke Korsel dengan
upah setiap bulan mencapai Rp12 juta.
Ia berharap bekerja di sana dapt mengubah
kehidupan ekonominya sehingga mampu
membiayai keluarga dan memiliki rumah.
"Saya dulu kerja di Riau gajinya 1,2 juta
sebulan, tidak cukup, mudah-mudahan bisa
kerja di Korea, nanti gajinya untuk bangun
rumah," kata pria yang mengaku belum
menikah itu.
Sementara itu, BNP2TKI sejak 2004 sampai 18
Desember 2013 telah mengirimkan TKI ke
Korea Selatan sebanyak 50.538 orang. (*)
Editor: Priyambodo RH
Sumber antara.news
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)