http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Tuesday, April 22, 2014

Hari ke-45 Pesawat MH370 Hilang, Lokasi Pencarian Diduga Salah

"Merupakan keberuntungan bila kami berhasil menemukan puing pesawat."

Helikopter Seahawk S-70B-2
melakukan pencarian pesawat
MH370.


Keberadaan puing
pesawat Malaysia Airlines MH370
belum juga ditemukan memasuki
hari ke-45 pencarian. Harian
Singapura Straits Times, 21 April
2014, melansir adanya
kemungkinan lokasi pencarian
pesawat nahas itu keliru.
Harian bertiras paling tinggi di
Singapura itu mengutip
pernyataan salah satu anggota
Tim Investigasi Internasional (IIT)
yang bermarkas di Kuala
Lumpur. Anggota tim itu
mengatakan mempertimbangkan
untuk memulai semua proses
dari awal agar dapat
memecahkan misteri paling besar
di sejarah penerbangan dunia
tersebut.
Menurut laman Malaysiakini,
pernyataan Perdana Menteri
Malaysia Najib Tun Razak yang
mengatakan pesawat jenis Boeing
777-200 ER itu kemungkinan
jatuh di bagian selatan Samudera
Hindia, akan dipertimbangkan
ulang.
“Kami akan melihat
kemungkinan itu apabila hasil
yang keluar dalam beberapa hari
ke depan masih belum
menunjukkan hasil positif.
Namun di waktu yang
bersamaan, misi pencarian di
Samudera Hindia akan tetap
dilanjutkan,” ujar anggota tim itu.
Anggota tim IIT yang tidak
disebutkan identitasnya
mengatakan, bisa jadi pesawat itu
mendarat di tempat lain, sebab
belum ada puing-puing pesawat
yang ditemukan.
“Tapi, kemungkinan soal adanya
negara tertentu yang
menyembunyikan pesawat itu
ketika di waktu bersamaan 20
negara lainnya tengah
melakukan pencarian, sungguh
tidak masuk akal,” ujar pejabat
itu.
Spekulasi soal pesawat yang
disembunyikan muncul karena
ada pesan yang beredar di dunia
maya. Pesan itu diklaim berasal
dari salah seorang penumpang
asal Amerika Serikat, Philip
Wood. Wood menulis, pesawat
kini disandera di pangkalan
militer AS di Diego Garcia, di
tengah-tengah Samudera Hindia.
IIT juga menyatakan akan
mengerahkan lebih banyak aset
untuk menyisir area pencarian di
Samudera Hindia. Selain itu,
mereka juga akan menyisir ke
area yang lebih luas karena
dikhawatirkan tim mencari di
lokasi yang keliru.
“Kami tidak bisa fokus di satu
tempat terlalu lama karena
samudera begitu luas, walaupun
tim pencari dalam melakukan
pencarian telah mengikuti dan
menganalisis petunjuk yang
diterima. Merupakan
keberuntungan apabila kami
berhasil menemukan puing-puing
pesawat menggunakan
(kendaraan bawah laut)
Bluefin-21,” ujar pejabat IIT itu.
Sayangnya, sampai saat ini belum
ada bukti fisik mengenai
keberadaan kapal walaupun tim
telah menggunakan
penghitungan sains sejak hari
pertama, termasuk sinyal ping.
Sebelumnya tim SAR gabungan
berhasil mendeteksi empat sinyal
ping. Satu sinyal ping tambahan
berhasil ditangkap oleh kapal
militer Australia, Ocean Shield.
Sayangnya, sinyal ping kelima
tidak terkait dengan keberadaan
kotak hitam MH370.
Oleh sebab itu IIT berharap akan
mendapat data tambahan,
termasuk dari satelit yang sesuai,
dan dari fasilitas pertahanan
bersama Australia di Alice Spring
di bagian utara. Fasilitas di Alice
Spring itu merupkan radar besar
yang dikelola bersama AS dan
Australia. (eh)
Sumber Hari ke-45 Pesawat MH370
Hilang, Lokasi Pencarian Diduga
Salah

Tinggal di Kuburan karena Tak Mampu Bayar Kontrakan


Pemakaman yang menjadi
tempat tinggal.


Memiliki tempat tinggal yang
layak masih menjadi impian bagi
segelintir orang di Jakarta.
Beberapanya memilih tinggal di
tempat pemakaman umum.
Musliha (72) terpaksa tinggal di
makam karena tak mampu
membayar kontrakan. Dia tidak
bisa mencari nafkah sendiri dan
bergantung kepada anaknya.
"Mau enggak mau tinggal di sini.
Soalnya kalau kontrak sudah
enggak mampu. Kontrak Rp
300.000 per bulan, mau bayar
pakai apa?" kata Musliha yang
tinggal di TPU Cipinang Besar,
Cipinang Besar Selatan, Jakarta
Timur, kepada Warta Kota, baru-
baru ini.
Musliha tinggal sendiri.
Kebutuhan hidupnya biasanya
dipenuhi oleh anak satu-satunya
yang sudah menikah. "Anak saya
biasanya suka kasih uang ke saya
beberapa hari sekali. Dia sudah
nikah, jadi tidak tinggal dengan
saya," katanya.
Sebelumnya, Musliha sempat
mengontrak dengan biaya Rp
400.000 per bulan. Ia sempat
bekerja sebagai penyalur
pembantu rumah tangga.
Setelah kecelakaan yang
menyebabkan kaki kirinya
terluka, dia kesulitan beraktivitas.
"Sekarang susah kalau mau ke
mana-mana. Jadi, ya sehari-hari
di sini saja. Kalau tidur ya tinggal
gelar karpet, makan beli di
warung," kata Musliha.
Beratap
Di TPU itu puluhan orang
memenuhi makam, khususnya
makam Tionghoa. Mereka
bertempat tinggal di atas
makam-makam tersebut.
Makammu, istanaku. Itulah kata
mereka yang tinggal di sana.
Bertempat tinggal di atas makam
bersama puluhan warga lain
layaknya rumah pribadi.
Bentuk makam Tionghoa
umumnya menggunakan atap.
Beberapa menggunakan pilar-
pilar, bahkan juga menggunakan
marmer. Mereka
memanfaatkannya untuk
menghuni. Bentuk makam
tersebut bisa memberi
kenyamanan, bisa melindungi
dari terik matahari atau hujan.
Cukup menggelar alas untuk
tidur, mereka sudah bisa
menikmati malam, meskipun
hawa dingin sulit mereka hindari.
Makam itu mereka anggap
sebagai rumah kontrakan, yang
tanpa harus membayar.
Beberapa perabotan rumah
tangga, misalnya piring, gelas,
dan kasur, tampak berada di
atas makam tersebut. Tali-tali
mereka bentangkan dari makam
ke makam untuk menjemur
pakaian.

Jaga makam

Iyan (37), yang juga tinggal di
makam tersebut, mengaku
bekerja menjaga makam
tersebut. Menurut pria yang
sehari-hari sebagai pemulung itu,
ada 13 makam yang dijaga dan
dirawat.
"Saya yang biasanya potong
rumput dan bersihkan
makamnya. Dari 13 makam, saya
bisa dapat Rp 700.000," katanya.
Iyan tinggal di makam tersebut
sejak 2007. Sebelumnya ia tinggal
di emperan pertokoan di Pedati,
Jatinegara.
"Dulu saya dengan istri dan dua
anak tinggal di gerobak mulung.
Pas 2007, saya melihat makam
ini, saya ajak mereka coba
tinggal di sini," katanya.
Saat itu, Iyan melihat bangunan
makam yang cukup layak
ditempati. Yang penting baginya
bisa terlindungi dari panas dan
hujan.
Awalnya, ia dan keluarganya
merasa takut. Setelah seminggu,
mereka terbiasa. Namun,
dinginnya malam menjadi
masalah baginya ketika tidur di
makam tersebut. Ia pun
mencoba membiasakan diri.
Yang lebih penting lagi, Iyan
tidak perlu mengeluarkan biaya
sewa.
"Di sini enggak perlu bayar sewa,
daripada kontrak bisa sampai Rp
400.000 per bulan. Kata
pengurus pemakaman, yang
penting jangan bawa barang
banyak di sini, dan enggak boleh
kotor," katanya.
Editor: Ana Shofiana Syatiri
Sumber: Tinggal di Kuburan karena Tak Mampu Bayar Kontrakan

Kepala BNP2TKI: Harus Ada Plafon Uang Diat

Jakarta (Antara) - Kepala Badan
Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI) Gatot
Abdullah Mansyur mengatakan
besaran uang diat untuk kasus
pembunuhan di Arab Saudi
harus memiliki batas (plafon)
untuk mewujudkan keadilan.
"Ke depannya harus ada plafon.
Kita masih berpendapat
pemerintah tidak pada
tempatnya untuk membayar
seluruh nilai diat. Pemerintah
tidak bisa mengambil alih
kesalahan orang, demi
keadilan," kata Gatot dalam
diskusi di Wisma Antara, Jakarta,
Senin.
Untuk alasan kemanusiaan,
pemerintah tetap dapat
membantu dalam pembayaran
uang diat tersebut, namun
dibatasi sehingga tidak terjadi
lagi kenaikan besaran diat
hingga berkali-kali lipat nilai
normal.
"Kedepan kalau pemerintah
ingin membantu, harus dibatasi.
Misal pemerintah membantu
dengan nilai minimal dan sisanya
harus diusahakan sendiri," kata
Gatot.
Hal tersebut karena di Arab
Saudi, pembunuhan merupakan
kasus khusus yang
menggunakan hukum Islam
dalam penyelesaiannya yang
melibatkan pemberian maaf dari
keluarga korban dan
pembayaran uang "denda" atau
diat.
"Qishash itu harus diselesaikan
dengan keluarga. Bahkan raja
(Saudi) tidak bisa memaafkan.
Ini kasus yang tidak bisa
didiplomasikan," kata Gatot.
Berbeda dengan kejahatan lain
seperti terorisme atau narkoba,
Gatot menyebut kasus
pembunuhan tidak dapat
diselesaikan oleh jalur diplomasi
karena hukuman untuk kasus
pembunuhan menggunakan
hukum Islam seperti tercantum
dalam Alquran.
"Masyarakat harus paham
tentang qishash itu apa. Bahkan
Raja tidak bisa memaafkan. Baru
untuk kasus lain seperti teroris,
narkoba, sihir yang gak ada di
Alquran baru bisa dilakukan
diplomasi antar pemerintah.
Tapi untuk qishash tidak bisa,"
papar Gatot. (ar)
Sumber Kepala BNP2TKI: Harus Ada
Plafon Uang Diat

Kisah Heroik Kru Kapal Feri Korsel Selamatkan Penumpang

Dia rela meregang nyawa
demi menyelamatkan para
penumpang.


Foto mendiang Park Jee Young,
salah satu kru kapal feri Korea
Selatan yang tenggelam.


Di saat kemarahan
keluarga penumpang kapal feri
milik Korea Selatan, Sewol,
membuncah akibat ulah para kru
dan sang kapten, Lee Joon-seok,
namun mereka tidak bisa
membenci sosok Park Jee Young.
Bagaimana tidak, salah satu kru
kapal feri tujuan Incheon ke
Pulau Jeju itu rela meregang
nyawa demi menyelamatkan para
penumpang.
Dilansir dari kantor berita CNN,
Senin 21 April 2014, aksi heroik
Jee Young disaksikan oleh banyak
penumpang. Jee Young tampak
membantu penumpang
melarikan diri dan
mendistribusikan jaket
penyelamat. Hal itu dilakukan
perempuan berusia 22 tahun
tersebut, begitu mengetahui
posisi kapal feri sudah miring.
Ketika kehabisan jaket
penyelamat, dia lari ke lantai
lainnya untuk mencari lebih
banyak lagi jaket. Bahkan, Jee
Young rela tidak mengenakan
jaket penyelamat.
Saat seorang penumpang
bertanya mengapa Jee Young
tidak ikut memakai jaket
penyelamat, dia mengatakan
semua anggota kru menjadi
prioritas terakhir. Menurut
penjelasan dari media Korsel
yang mengutip pernyataan para
saksi, Jee Young lebih memikirkan
untuk menolong penumpang lain
terlebih dahulu, ketimbang
menyelamatkan diri sendiri.
Akibatnya, nyawa Jee Young
malah tidak tertolong dan
jenazahnya kini tengah
dibaringkan di rumah duka di
kota Incheon. Jee Young menjadi
satu dari 87 orang yang
dinyatakan tewas saat kapal
Sewol tenggelam. 215
penumpang lainnya masih
dinyatakan hilang.
Di rumah duka, terpancar
suasana kesedihan yang
mendalam. Bunga lily dan krisan
dikirim publik Korsel untuk
menghormati Jee Young. Saking
banyaknya bunga duka cita,
semua dijejer sejak di koridor
hingga ke ruang dibaringkannya
jenazah.
Di dalam bunga itu terlihat
beragam doa dan pesan yang
ditujukan khusus bagi Jee Young,
seperti "Kami tidak akan
melupakan semangat mulia
Anda". "Kami akan selalu
mengingat pengorbanan Anda"
dan "Pahlawan".
Seorang pria asing dengan luka
di bagian kepala pun hadir di
acara pemberian hormat bagi Jee
Young. Saat ditanya oleh pihak
keluarga, pria itu mengaku
berutang kepada Jee Young.
Menurut dia, apabila Jee Young
tidak memberi handuk di
kepalanya yang berdarah dan
membantunya ketika air mulai
membanjiri kapal, maka dia tidak
dapat berdiri di hadapan jenazah
Jee Young.
Bahkan, sebuah petisi online
mulai digerakkan untuk
mendorong pemerintah memberi
penghargaan Good Samaritan
bagi Jee Young. "Dia memang
bertanggung jawab dan begitu
baik," ujar sang nenek, Jung Jee
Kwon.
Kesedihan begitu melanda
keluarga ini. Mereka semua
menangis sambil menggenggam
tangan Jee Young.

Tulang punggung keluarga
Menurut salah satu kerabatnya,
Jee Young sebenarnya ingin
melanjutkan kuliahnya. Namun,
dia terpaksa meninggalkan
kampusnya demi menjadi tulang
punggung keluarga usai sang
ayah tiada.
Lalu, di tahun 2012 silam, dia
bergabung dengan perusahan
feri yang mengoperasikan Sewol.
Karena kerjanya dinilai bagus,
maka Jee Young dipindahkan ke
kapal feri yang lebih besar.
Tercatat baru enam bulan dia
bekerja di kapal itu.
Namun, nahas menimpa Jee
Young pada Rabu, 16 April 2014.
Kapal tiba-tiba miring dan
tenggelam. Hal ini sangat
mengejutkan banyak pihak
terutama keluarga.
Terlebih kapten kapal, Lee Joon-
seok, dan beberapa kru malah
melarikan diri ketika kapal sudah
dalam keadaan miring.
"Hal ini tidak adil bagi Jee Young
kami. Dia terpaksa harus
meninggal, sementara kapten
malah melarikan diri," ujar sang
bibi yang enggan disebut
namanya.
Kini, proses pencarian terhadap
korban hilang masih terus
dilakukan. Sebanyak dua pertiga
penumpang kapal merupakan
pelajar SMA yang tengah
menghabiskan liburan. (one)
Sumber Kisah Heroik Kru Kapal Feri
Korsel Selamatkan Penumpang

Monday, April 21, 2014

Jepang Membutuhkan Lebih Banyak Lagi Perawat dari Indonesia



Rombongan tamu Japan
International Corporation of
Welfare Services (JICWELLS)
yang terdiri dari pemilik dan
pimpinan panti jompo di Jepang
bertemu dengan Kepala
BNP2TKI Gatot Abdullah
Mansyur, Kamis (17/4/2014) di
Kantor BNP2TKI.
BNP2TKI, Jakarta (17/4): Guna
meningkatkan kerjasama
pengiriman TKI perawat dan
careworker (pengasuh orangtua
lanjut usia/jompo), rombongan
tamu Japan International
Corporation of Welfare Services
(JICWELLS) yang terdiri dari
pemilik dan pimpinan panti
jompo di Jepang bertemu
dengan Kepala BNP2TKI Gatot
Abdullah Mansyur, Kamis
(17/4/2014) di Kantor BNP2TKI di
Jakarta.
Rombongan yang dipimpin oleh
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya, bertemu dengan Kepala
BNP2TKI Gatot Abdullah
Mansyur yang didampingi oleh
Deputi Penempatan BNP2TKI
Agusdin Subiantoro, Deputi KLN
dan Promosi Endang
Sulistyaningsih, dan Direktur
Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih selama 1 jam.
Dalam pertemuan tersebut
Hiroshi Furuya, meminta
Pemerintah Indonesia
mendatangkan lebih banyak lagi
tenaga perawat dan careworker
ke Jepang, karena menurut
mereka perawat dari Indonesia
sangat diterima oleh masyarakat
Jepang. "Perawat Indonesia
ramah dan berhati lembut, "
ujarnya. Hiroshi memaparkan, di
wilayah Ibaraki yang terletak 50
kilometer dari Tokyo, ada 1.100
yayasan atau perusahaan yang
mempekerjakan tenaga
careworker. "Saya berharap jika
satu yayasan mempekerjakan 1
saja tenaga asal Indonesia, maka
terkumpul 1.100 careworker asal
Indonesia, dan ini paling tidak
bisa memuaskan keinginan
kami,". menurutnya keramahan
dan kesetiaan para careworker
asal Indonesia, tidak diragukan
lagi.
Salah seorang anggota
rombongan JICWELS,
menanyakan tentang minat para
perawat dan careworker
Indonesia untuk bekerja di
Jepang, karena menurutnya yang
ada saat ini, sangat sedikit.
"Melihat angka yang dipaparkan
Kepala BNPTKI, mengenai jumlah
TKI perawat yang bekerja di
Jepang hanya 1.048, menurut
anggota delegasi tersebut,
jumlahnya masih terlalu kecil.
Menanggapi keluhan ini,
Direktur Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih, menjelaskan, minat para
TKI perawat ke Jepang setiap
tahun meningkat. "Mereka
tertarik dengan cerita-cerita
senior mereka yang bekerja ke
Jepang. Sehingga banyak
diantara mereka yang ikut
mendaftar untuk mengikuti
seleksi. Ketatnya pelaksanaan
seleksi, membuat mereka yang
lulus dan diterima bekerja di
Jepang jumlahnya menjadi
sedikit. Namun angkanya setiap
tahun meningkat," ujar Haposan.
Minat yang serius untuk
memperbanyak jumlah TKI
perawat ke negeri sakura ini
membuat beberapa anggota
JICWELS, dalam pertemuan ini
meminta Pemerintah Indonesia
melonggarkan syarat seleksi TKI
perawat yang akan bekerja ke
Jepang. Selama ini syarat untuk
seleksi perawat minimal lulusan
D3 perawat bisa diturunkan
menjadi setingkat SMK.
Deputi Penempatan BNP2TKI
Agusdin Subiantoro, menanggapi
usulan ini dengan menyarankan
anggota JICWELS
menyampaikannya kepada
pemerintah Jepang. Menurut
Agusdin, Pemerintah Indonesia
akan mengikuti jika usulan itu
disetujui. "Saat ini syarat bekerja
menjadi perawat di Jepang
haruslah yang sudah
berpengalaman 2 tahun.
Sebenarnya kami kesulitan
mencarinya, karena rata-rata
sudah bekerja. Jika syarat ini
diturunkan menjadi setahun saja,
peminatnya lebih banyak.
Apalagi jika JICWELS meminta
syarat SMK, pasti yang berminat
lebih banyak lagi," ujar Agusdin.
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya, memperkirakan pada
tahun 2015, Jepang
membutuhkan 1 juta tenaga
perawat dan Careworker, dan
dirinya berharap kebutuhan
sebanyak ini mayoritas bisa
dipenuhi tenaga perawat dari
Indonesia. Ditambahkan oleh
Direktur Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih, MOU kerjasama
pengiriman TKI ke Jepang, tahun
2014 rencananya akan dievaluasi,
karenanya BNP2TKI berharap
JICWELL dapat segera memberi
masukan kepada pemerintah
Jepang perihal persyaratan
pegiriman TKI perawat .
Pertemuan diakhiri dengan saling
tukar menukar cindera mata
antara Kepala BNP2TKI Gatot
Abdullah Mansyur dengan
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya. Selanjutnya rombongan
JICWELL berkunjung ke Kampus
Poltekes Kementerian Kesehatan
di Jalan Kimia Jakarta Pusat.
Sumber Jepang Membutuhkan Lebih
Banyak Lagi Perawat dari
Indonesia

Dua Mantan TKI Karawang Diusulkan Dapat Bantuan


Karawang -
Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan
dan Anak (P2TP2A)
Kabupaten Karawang
mengusulkan dua mantan TKI
yang ada di wilayah tersebut
supaya mendapatkan bantuan
dari Pemprov Jabar.

Pasalnya, selepas kepulangan
mereka dari negeri orang
kehidupan mantan pahlawan
devisa itu sangat
memprihatinkan. Terlebih,
keduanya pulang ke tanah air
karena tersandung masalah.
Ketua Bidang Jaringan dan
Informasi P2TP2A Kabupaten
Karawang, Matin Abdul Razak
mengatakan jajarannya
mendengar informasi jika
Pemprov Jabar akan
memberikan bantuan bagi
mantan TKI. Adapun nilai
bantuan tersebut, kabarnya
mencapai Rp 20 juta.
“Kalau benar seperti itu, kami
akan usulkan dua mantan TKI
Karawang untuk mendapatkan
bantuan tersebut,” ujar Matin,
saat dihubungi melalui
selulernya, Senin (21/4).
Menurut Matin, kedua TKI
tersebut pantas untuk
mendapat bantuan itu. Dia
beralasan, kehidupan kedua
mantan pahlawan devisa itu
sangat memprihantinkan.
Apalagi, keduanya berstatus
janda yang harus menghidupi
sendiri anak-anak mereka.
Selama di negeri orang,
keduanya bukan mendapat
uang untuk mendongkrak
perekonomian keluarganya.
Tapi, mereka pulang ke tanah
air malah tersangkut persoalan.
Mereka sering mendapat
perlakuan tidak manusiawi dari
anak majikannya.
Selain itu juga tuduhan
pencurian barang berharga
yang berujung pada
penganiayaan terhadap mereka.
Karena kondisi itu, keduanya
pulang ke kampung halaman.
Tapi, untuk menyambung hidup,
mereka perlu mendapat
suntikan modal. Untuk itu,
P2TP2A kabupaten berniat
membantu mereka dengan
mengusulkan keduanya supaya
mendapat bantuan.
Adapun kedua mantan TKI itu,
terang dia, antara lain Aah binti
Salim Anel, warga Desa
Mekarbuat, Kecamatan
Tegalwari, serta Barkah binti
Amisem, warga Desa/Kecamatan
Cilebar.
“Keduanya layak dibantu.
Karena, kehidupan mereka
serba kekurangan,” pungkasnya.
[ito] sumber Dua Mantan TKI Karawang
Diusulkan Dapat Bantuan

Satu keluarga tewas akibat kebakaran di Sampit

Sampit, Kalteng, (ANTARA News) - Kebakaran hebat di Pasar Sejumput Jalan DI Pandjaitan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menewaskan satu anggota keluarga.
Korban yang jenazahnya sudah ditemukan adalah H Ardani (60) bersama menantunya Aisyah (30) dan sang anak Naila Mega (6). Dua orang lainnya yaitu Kursani (35) dan anak tertuanya Widya (9) yang merupakan anak dan cucu H Ardani, belum ditemukan dan diduga juga ikut tewas.
Kebakaran terjadi Senin sekitar pukul 01.30 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Saat berita diturunkan tiga jenazah korban masih di RSUD dr Murjani Sampit, sedangkan dua orang lainnya masih dalam pencarian.
Editor: Unggul Tri Ratomo sumber Satu keluarga tewas akibat kebakaran di Sampit

Ini Penampakan Menara Setinggi 1 Km Bikinan Arab Saudi


Dubai saat ini menjadi juara dari semua hal terbesar, tertinggi, terpanjang dan termahal. Tapi sepertinya semua ini bakal tersaingi oleh tetangganya, Arab Saudi.
Gedung tertinggi di dunia yang menjadi ikon Dubai, Burj Khalifa, rekornya akan terpecahkan jika rencana Arab Saudi membangun menara tertinggi di dunia bisa terealisasi. Menara ini akan dibangun di Jeddah, Arab Saudi.
Ada fakta menarik mengenai menara kerajaan yang disebut Kingdom Tower di Jeddah ini. Dikutip dari CNN, Senin (27/4/2014), berikut daftarnya.
Saat ini predikat gedung tertinggi dipegang oleh Burj Khalifa, di Dubai dengan tinggi 2.716 kaki atau 827 meter. Sedangkan gedung pencakar langit yang tengah direncanakan akan dibangun di Arab Saudi setinggi 3.280 kaki atau 1 kilometer.

Biaya konstruksi Kingdom Tower diperkirakan mencapai US$ 1,23 miliar. Kingdom Tower akan memiliki 200 lantai yang langsung menghadap ke Laut Merah. Diperkirakan konstruksi dari menara ini akan membutuhkan 80.000 ton baja dan 5,7 juta kaki kuadrat beton.

Direncanakan di lantai 157 akan dibuat teras atau semacam balkon. Jika terealisasi, maka ini akan menjadi teras tertinggi. Untuk membangun gedung ini, tekanan angin bisa menjadi tantangan tersendiri. Untuk menagntisipasinya, desain dari struktur akan berubah di beberapa lantai.

Struktur akan berhadapan dengan Laut Merah, dan menjadikan tantangan tambahan dalam proses konstruksi. Khususnya untuk membangun pondasi 200 meter.

Menurut Construction Weekly, pembangunan dari Kingdom Tower akan mulai dilakukan minggu depan.
Sumber Ini Penampakan Menara Setinggi 1 Km Bikinan Arab Saudi

Ketika Kartini Harus Hidup dalam Pingitan


Jakarta -Lulus dari Europese Lagere School (ELS), nasib buruk merundung Kartini. Ia harus menjalani pingitan. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke Hogere Burger School (HBS) ditampik sang ayah, Bupati Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat.
Usianya menjelang 13 pada 1892 itu. Mendadak, "Dunia Kartini menjadi sangat sempit, terbatas antara dinding-dinding gedung kabupaten yang tebal dan kuat, serta halaman yang luas dilingkari tembok tebal dan tinggi, dengan pintu-pintu yang selalu tertutup rapat," tulis Sitisoemandari Soeroto dalamKartini: Sebuah Biografi.
Ia pun harus belajar menjadi putri bangsawan sejati: bicara tak boleh keras; dilarang tertawa, hanya boleh tersenyum dengan bibir terkatup; berjalan perlahan-lahan; menundukkan kepala saban ada anggota keluarga yang lebih tua melintas.
Kartini marah. Kecewa luar biasa. Pada pagi hari, saat menyaksikan dua adiknya, Rukmini dan Kardinah, berangkat ke sekolah, Kartini kerap meneteskan air mata. Ingin rasanya ikut menghambur keluar, namun pintu segera tertutup untuknya.
Pingitan lazim dilakukan atas gadis-gadis ningrat. Menjelang remaja, mereka dianggap mesti menyiapkan diri memasuki kehidupan berumah tangga. Pingitan merupakan 'sekolah' untuk itu semua.
"...pola kehidupan gadis Jawa itu sudah dibatasi dan diatur menurut pola tertentu. Kami tidak boleh memiliki cita-cita. Satu-satunya impian yang boleh kami kandung adalah: hari ini atau esok dijadikan istri kesekian dari seorang pria!" tulis Kartini ke sahabat penanya di Belanda, Estelle "Stella" Zeehandellar.
Di rumah, Kartini cobacurhatkepada 2 kakaknya, Sulastri dan Slamet. Tapi, sia-sia. Ketika Kartini menyinggung-nyinggung kebebasan yang dikecap para wanita seusianya di Eropa, Sulastri berujar, "Masa bodoh! Aku sih orang Jawa.

Slamet dan Kartono
Sikap Slamet, sang kakak tertua, bahkan lebih buruk. Ia menganggap derajat Kartini lebih rendah. Maka, jika Kartini sedang duduk di kursi dan Slamet melintas, Kartini harus cepat-cepat turun, berjongkok, dan menundukkan kepala. Contoh lain, Kartini kudu berbicara dengan langgamKromo Inggil(bahasa Jawa halus) kepada kakaknya itu.
Bentrok keduanya sering terjadi. Kalau ayah mereka ada di rumah, Slamet jeri bersikap keras. Sayangnya, Pak Bupati banyak berada di luar rumah. Slamet pun menjadi-jadi, sementara Kartini hanya bisa melawan dengan suara gemetar.
Namun, Kartini punya Kartono, kakaknya yang 2 tahun lebih tua. Dari Kartono, ia menerima buku-buku pemikiran modern. Misalnya tentang Revolusi Prancis. Sayang, Kartono tak setiap saat ada di sisi Kartini karena mesti bersekolah di HBS Semarang. Namun, tiap kali Kartono pulang ke Jepara, Kartini mendapat sosok yang bisa memahami jalan pikirannya.
Bacaan juga disediakan ayahnya: buku, majalah, dan koran berbahasa Belanda. Berkat pendidikan di ELS, Kartini bisa berujar bahasa Belanda dengan fasih. Juga mampu menulis dan membaca teks bahasa Belanda dengan lancar.
Semua bacaan itu lumayan menghibur Kartini. Wawasan dan pengetahuannya pun kian luas. Semakin sadar saja Kartini bahwa ada yang keliru dalam perlakuan terhadap kaum perempuan.
Setelah 4 tahun dalam pingitan, situasi mulai dikendurkan. Kartini, juga Rukmini dan Kardinah yang belakangan ikut dipingit, boleh sesekali ke luar rumah meski dengan pengawasan ketat.
Pada 2 Mei 1898, pingitan untuk 3 kakak-beradik itu resmi selesai. Mereka bertiga diajak ke Semarang untuk menyaksikan penobatan ratu Belanda, Wilhelmina. Kepada Stella, Kartini menulis, "Ini merupakan kemenangan yang sangat-sangat besar. Karena itu juga kami sangat menghargainya."
Sumber Ketika Kartini Harus Hidup dalam Pingitan

Kartini, Berawal dari Iklan Mencari Sahabat Pena


Jakarta -1899 menjadi tahun penting buat Raden Ajeng Kartini. Ia genap 20 tahun. Setahun sebelumnya, Kartini lepas dari masa pingitan yang menyebalkan.
Kartini getol membaca sejak kecil. Ia rutin menyimak koran Semarang,De Locomotief. Ia juga menerima paket majalah yang diedarkan toko buku kepada para pelanggan. Di antaranya majalah wanita Belanda,De Hollandsche Lelie. Dari hanya sebagai pembaca, Kartini kemudian beberapa kali mengirim tulisan ke majalah tersebut. Dan, dimuat.
De Hollandsche Leliepula yang memuat iklan yang dipasangnya. Iklan kecil itu, dimuat pada edisi 15 Maret 1899, bertuliskan: "Raden Ajeng Kartini, putri Bupati Jepara, umur sekian dan seterusnya, ingin berkenalan dengan seorang 'teman pena wanita' untuk saling surat-menyurat. Yang dicari ialah seorang gadis dari Belanda yang umurnya sebaya dengan dia dan mempunyai banyak perhatian terhadap zaman modern serta perubahan-perubahan demokrasi yang sedang berkembang di seluruh Eropa.”
Menurut Sitisoemandari Soeroto dalamKartini: Sebuah Biografi, kepala perempuan ningrat itu penuh dengan rasa penasaran. Ia sangat ingin tahu tentang "pergerakan perempuan" di Eropa. "Apakah benar seperti yang digambarkan dalam buku-buku atau majalah-majalah?" tulis Sitisoemandari.
Gayung pun bersambut. Estelle Zeehandellar merespons. Ia lahir dari keluarga Yahudi di Amsterdam, 5 tahun lebih tua dari Kartini, dan seorang aktivis femini. Kartini memanggilnya Stella.
Sosok Stella yang idealis niscaya klop dengan perempuan kelahiran 21 April 1879 tersebut. Mereka pun segera saling berkirim surat. Pertemanan pena ini membuka jalan Kartini untuk "berkenalan" dengan sejumlah tokoh lain di Belanda.
Dalam surat pertamanya untuk Stella, Kartini bercerita tentang berakhirnya masa pingitannya. Ia menulis,"Aku mau maju, maju terus! Bukan pesta-pesta atau memburu kesenangan yang kuinginkan, tetapi tujuanku adalah adalah kemerdekaan. Aku mau merdeka, mau berdiri sendiri, agar tidak perlu tergantung pada orang lain, agar tidak terpaksa harus kawin..."
Kartini juga kerap membicarakan buku-buku yang dibacanya kepada Stella. Misalnya,Max Havelaarkarya Multatuli (Eduard Douwes Dekker). Ia terpukau dengan riwayat penulisnya yang pernah menjadi Asisten Residen di Lebak tapi gelisah dengan penderitaan rakyat pribumi

Dibukukan dan Menarik Perhatian
Buku lain yang diperbincangkan dengan Stella adalahHilda van Suylenburgkarya Goekoop-de Jong van Beek en Donk. "Roman feminis, yang di kala terbit menggoncangkan masyarakat Belanda ini, menceritakan tentang kepahitan dan penderitaan hidup seorang wanita yang menentang kekolotan..." tulis Sitisoemandari.
Konon, Kartini membaca buku tersebut sampai 3 kali. Sekali, ia pernah mengunci diri dalam kamar agar bisa menyelesaikan buku itu dalam satu kesempatan. Kisah di sana memang sangat cocok dengan keprihatinan putri Bupati Jepara tersebut.
Kartini banyak menulis tentang dirinya. Namun, ia juga banyak mengutarakan pandangan sosial-politisnya. Dalam sepucuk surat kepada istri Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, JH Abendanon, ia menulis, "Tetapi dapatkah Bunda menyangkal bahwa di samping hal-hal yang indah dan mulia dalam masyarakat Bunda terdapat banyak juga hal-hal yang sama sekali tidak patut dinamakan 'peradaban'?
Setelah Kartini wafat, JH Abendanon menghimpun dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan Kartini pada teman-temannya, bukan hanya Stella, di Eropa. Buku itu diberi judulDoor Duisternis tot Lichtyang secara harafiah bermakna "Dari Kegelapan Menuju Cahaya." Terbit pertama kali pada 1911.
Terbitnya surat-surat Kartini sangat membetot perhatian. Pikiran-pikiran Kartini mulai menggeser pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Hindia Belanda, terutama di Jawa. Itu semua berawal dari sebuah iklan kecil.
(Yus Ariyanto)
Sumber Kartini, Berawal dari Iklan Mencari Sahabat Pena

Polres Sumbawa selidiki kasus penipuan TKI

Sumbawa Besar, NTB
(ANTARA News) - Tim Reserse
Kriminal Polres Sumbawa,
NTB, tengah menyelidiki kasus
penipuan terhadap agen
tenaga kerja Indonesia, yang
mengakibatkan kerugian
hingga puluhan juta rupiah.
"Saat ini kami sudah
mengamankan pelaku
Suparjo, terkait kasus dugaan
pemalsuan dokumen identitas
dan melakukan penipuan
terhadap salah seorang agen
TKI senilai puluhan juta
rupiah," kata Kepala Satuan
Reskrim Polres Sumbawa, AKP
Erwan Perkasa, Minggu.
Dikatakan dia, modus yang
dilakukan Suparjo cukup rapi,
sehingga beberapa korbannya
terpedaya.
Bahkan Sumadi, salah seorang
guru honorer, harus terbawa-
bawa dalam kasus tersebut
karena identitasnya digunakan
Suparjo untuk menjalankan
aksinya.
Ditemui di ruang Reskrim
Polres Sumbawa, Sumadi
mengaku kaget ketika
didatangi keluarga Ida, korban
penipuan Suparjo.
Kedatangan keluarga korban
ini untuk menyampaikan kalau
identitas Sumadi telah
digunakan Suparjo untuk
melakukan penipuan.
Suparjo mengaku sebagai
Sumadi, yang menjabat
sebagai kepala cabang
perusahaan pengerah tenaga
kerja.
Lebih lanjut Sumadi
menyatakan bahwa setahun
yang lalu, Suparjo yang
merupakan teman
sekolahnya, mendatanginya.
Suparjo menawarkan Sumadi
menjadi tenaga pendidik di
sekolah miliknya, yang akan
dibangun karena ada bantuan
dana dari pusat.
Sumadi menyambut positif
tawaran itu, dan menyerahkan
dokumen berupa fotocopi
ijazah dan KTP sebagai
persyaratan menjadi tenaga
pendidik sebagaimana yang
diminta Suparjo.
"Sejak saat itu hingga
sekarang saya tidak pernah
menghubunginya mengenai
tawaran itu, saya sifatnya
menunggu dan tidak terlalu
berharap," papar Sumadi.
Belakangan baru terungkap,
jika pembangunan sekolah
termasuk tawaran menjadi
tenaga pendidik, tidak pernah
terealisasi. Dan fotocopi ijazah
maupun KTP Sumadi,
digunakan Suparjo untuk
melakukan serangkaian aksi
penipuan.
Sementara itu, Yudi yang
merupakan perwakilan
keluarga korban, baru
mengetahui penipuan tersebut
setelah dihubungi Ida, adik
sepupunya yang menjadi agen
TKI di Oman.
Kepada Yudi, Ida menyatakan
telah tertipu uang sebesar
Rp50,6 juta oleh orang yang
bernama Sumadi, yang
mengaku sebagai Kepala
Cabang Restu Bunda Sejati,
sebuah PJTKI di Kabupaten
Sumbawa.
Dalam aksinya, Sumadi yang
sesungguhnya adalah Suparjo
Rustam ini, berjanji akan
memberikan atau
mengirimkan dua orang TKW
untuk dipekerjakan di Oman
melalui Ida, yang menjadi
agen di negara tersebut.
Untuk meyakinkan Ida agar
mentransfer uang
pemberangkatan dan
pengurusannya, Suparjo
mengirim dua paspor TKW.
Setelah uang terkirim dan
lama ditunggu, dua TKW yang
dijanjikan tak kunjung
berangkat. Ida sempat
menghubungi lelaki yang
mengaku sebagai Sumadi,
yang dijawab bahwa
keberangkatan dua TKW itu
dicegah aparat kepolisian di
Bandara Lombok Internasional
(BIL) karena adanya
permasalahan dokumen.
Dari penjelasan inilah, Yudi
bersama keluarga lainnya
mencari orang yang bernama
Sumadi, dan akhirnya berhasil
menemukannya di sebuah
kos-kosan Simpang Bangkong,
Desa Karang Dima,
Kecamatan Badas.
Awalnya Suparjo tetap
mengaku bernama Sumadi
dan tinggal di Kelurahan
Brang Biji, Kecamatan
Sumbawa. Setelah
diinterogasi, akhirnya lelaki itu
berterus terang bernama
Suparjo Rustam asal
Kecamatan Moyo Hilir, dan
Sumadi itu adalah nama
temannya yang dicatut.
Suparjo sengaja menggunakan
KTP dan ijazah Sumadi sebagai
persyaratan, karena menjadi
kepala cabang PJTKI harus
bergelar S1. Selanjutnya
Suparjo menyatakan PJTKI
yang dipimpinnya tidak
pernah tercatat, apalagi
memiliki kantor di daerah ini.
"Apa yang diungkapkan
pelaku semuanya bohong,"
kata Yudi.
Editor: Ade Marboen sumber Polres Sumbawa selidiki kasus
penipuan TKI

Saturday, April 19, 2014

RI Selidiki Usia TKI Dewi Sukowati yang Bunuh Sosialita Singapura

Usia Dewi diduga tidak sesuai dengan paspornya, yakni 23 tahun.

TKI Dewi Sukowati didakwa membunuh Nancy Gan, sosialita di Singapura, (20/3/2014).

Otoritas Indonesia
menyelidiki usia TKI Dewi
Sukowati yang dituduh telah
membunuh sosialita asal
Singapura, Nancy Gan. Seorang
anggota dewan mengatakan,
pihaknya tengah menyelidiki
siapa yang bertanggung jawab
memalsukan usia Dewi.
Dilansir dari stasiun berita
Channel News Asia, Kamis 17
April 2014, pengacara Dewi,
Mohamed Muzamil, mengatakan
usia Dewi tidak sesuai seperti
yang tertulis di paspornya. Di
dalam paspor, usia Dewi tertera
23 tahun. Namun, hingga saat ini
belum diketahui berapa usia
Dewi sebenarnya.
Sebelumnya, dalam sidang
dengar yang digelar sebelumnya,
Muzamil memohon kepada
hakim agar dilakukan
pengecekan terhadap usia Dewi
yang sebenarnya. Sesuai dengan
hukum yang berlaku di Negeri
Singa, minimum usia untuk
bekerja sebagai asisten rumah
tangga yakni 23 tahun.
Apabila Dewi terbukti berusia di
bawah 18 tahun saat peristiwa
pembunuhan itu terjadi, maka
Dewi akan terbebas dari vonis
mati.
Orangtua Dewi telah
diterbangkan ke Singapura untuk
diwawancarai mengenai kejiwaan
Dewi. Hal ini dilakukan untuk
membuat laporan evaluasi yang
dibutuhkan dalam proses
penyelidikan kasus pembunuhan
itu.
Ayah Dewi dilaporkan berada di
Singapura selama empat hari. Dia
meninggalkan Negeri Singa pada
Rabu kemarin. Muzamil
mengatakan kedatangan ayah
Dewi ke Singapura, semuanya
atas fasilitas dan pengaturan dari
KBRI di sana.
Sidang dengar terhadap kasus
Dewi akan kembali digelar pada
15 Mei 2014.
Dewi ditangkap oleh polisi
Singapura karena diduga
membunuh Nancy pada 19
Maret 2014. Jasad Nancy
ditemukan tewas mengambang di
kolam renang di bungalo Victoria
Park Road, Bukit Timah.
Saat ditemukan di kolam, Nancy
mengenakan piyama dan terluka
di bagian kepala. Pergelangan
tangannya juga terluka.
Koordinator Fungsi Protokol dan
Konsuler KBRI Singapura, Fachri
Sulaiman, kepada VIVAnews
yang pernah menghubunginya
beberapa hari lalu, menyebut
bahwa Dewi ditangkap karena
saat peristiwa itu terjadi, hanya
dia lah satu-satunya orang yang
tengah berada di kediaman
Nancy.
"Namun, pasti polisi Singapura
memiliki bukti kuat untuk
menahan Dewi. Tidak mungkin
langsung main tangkap begitu
saja," kata Fachri. Namun, dia
enggan merinci bukti-bukti apa
saja yang dikantongi polisi
sehingga bisa menahan Dewi.
Nancy Gan merupakan seorang
pianis ternama di Singapura. Dia
juga berprofesi sebagai seniman
keramik yang kerap
menyumbangkan karya-karyanya
untuk lembaga amal.
Dia pernah menikah dengan
politisi yang menjadi anggota
legislatif Hong Kong, Hilton
Cheong-Leen, namun kemudian
bercerai. Dia dikaruniai dua anak.
Kemudian dia memilih tinggal di
Singapura bersama asisten
rumah tangganya. (one)
Sumber RI Selidiki Usia TKI Dewi Sukowati yang Bunuh Sosialita Singapura

Kepergok Akan Perkosa 2 Gadis, Mantan TKI Stres Tembaki Warga

Polisi terpaksa melumpuhkan pelaku dengan menembak kedua kakinya. ilustrasi Seorang mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang diduga stres, melepaskan tembakan ke tiga warga yang tengah berusaha menangkapnya di Desa Julak, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Kamis kemarin, 17 April 2014. Dominikus (28) alias Jungkang, kepergok warga hendak memperkosa dua gadis dari desa setempat. Panik lantaran upaya melancarkan nafsu bejatnya gagal, Dominikus pun menarik pelatuk senjata rakitannya. Tiga warga pun tumbang setelah ditembus timah panas. “Kami berusaha menyergapnya. Tapi malah ditembak," kata Markus, salah satu korban penembakan, saat ditemui di IGD Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kalimantan Barat, Jumat 17 April 2014. Polisi yang datang ke lokasi kejadian terpaksa melumpuhkan Dominikus dengan menembak kedua kakinya. Sebab, ia mengamuk sambil memegang senjata tajam berupa parang dan pistol di tangannya. Bukan hanya luka di kaki, Dominikus juga mengalami luka di sekujur tubuhnya setelah dihakimi warga yang kesal dengan ulahnya. Korban penembakan dan pelaku ternyata masih memiliki hubungan keluarga. Menurut Atin (40), ibu salah satu korban penembakan, Dominikus memiliki tingkah laku ganjil sejak tidak lagi memiliki pekerjaan. "Dari lajang memang di sudah mulai gila. Saat kerja di Malaysia, di kebun kelapa sawit, dia lari dari bosnya, karena tidak betah dan gajinya tidak pernah dibayar. Entah bagaimana dia bisa lolos ke luar dari Malaysia," tutur Atin. Atas peristiwa itu, Markus menderita empat luka tembak di bagian dada dan perutnya. Markus yang masih dalam keadaan sadar saat kejadian, langsung dievakuasi warga dan polisi ke RS Bhayangkara Polda Kalimantan Barat. Kini, ia menjalani perawatan intensif. Selain Markus, dua korban lainnya yakni, Amran dan Retno, juga menderita luka akibat serpihan letupan senjata rakitan.

Stres setelah jadi TKI

Insiden penembakan ini terjadi di Desa Julak, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat ini bermula ketika Dominikus alias Jungkang yang diduga mengalami gangguan mental, tiba-tiba saja muncul dengan membawa parang dan senjata api rakitan. Tak lama kemudian, ia mencegat dua gadis desa yang kebetulan melintas. Dua gadis ini dipaksa pelaku agar menanggalkan pakaiannya. Merasa terancam, kedua wanita ini teriak sehingga memancing perhatian warga. Mengetahui warga hendak menangkapnya, pelaku selama tiga hari melarikan diri ke dalam hutan. Polisi dan warga harus bersusah payah meringkusnya. Apalagi dia membekali dirinya dengan parang dan senjata rakitan. Dominikus bahkan sempat menembaki polisi yang berusaha mengamankannya. Karena mengancam keselamatan warga pelaku akhirnya ditembak polisi. Namun tembakannya menggunakan senjata rakitan lebih dulu melukai tiga warga. Sejauh ini polisi belum dapat memastikan motif pelaku membabi buta menembaki warga kampung. (umi) Sumber Kepergok Akan Perkosa 2 Gadis, Mantan TKI Stres Tembaki Warga

Thursday, April 17, 2014

Rindu Abah, Kani Mengadu pada Bupati

Rindu Abah, Kani Mengadu
pada Bupati
Lima TKI HSU yang Terancam
Pancung Dimaafkan Kelu

AMUNTAI - Keluarga Tenaga
Kerja Indonesia atau TKI asal
Kabupaten Hulu Sungai Utara
yang terancam hukuman
pancung di Negara Saudi Arabia,
Selasa (15/4) sekitar pukul 15.30
wita, ramai-ramai mendatangi
rumah jabatan bupati setempat
Drs H Abdul Wahid HK MSi.
Dalam rombongan tersebut,
terlihat H Supiyani ayah dari
Abdul Azis ditemani Kani anak
dari terpidana terancam
pancung, bersama keluarga TKI
lainnya, langsung menuju ruang
utama rumah berasitektur
rumah banjar tersebut.
H Supiyani bercerita, anaknya
berangkat ke Saudi Arabi sejak
2002 dan bekerja sebagai ojek
(pemandu) menuju Masjidil
Haram kepada jamaah haji.
Namun sejak 2005 anaknya
tersangkut kasus pembunuhan
bersama kelima rekannya.
"Saya cuma ketemu sekali waktu
umroh, itupun lewat kaca saja.
Abdul Azis sudah menghabiskan
masa tahanan kurang lebih 7
tahun lamanya," ungkap Supiani
dengan mata berkaca-kaca.
Supiani pun meminta kepada
pemerintah daerah, provinsi dan
pusat dalam hal ini, Presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono
untuk bisa membebaskan
putranya termasuk rekan Abdul
Azis dari tanahan.
Kani, anak dari Abdul Azis, juga
berharap abahnya dapat
dibebaskan dari penjara Saudi
Arabia. "Kami sudah sangat
rindu abah. Jadi kami mohon
kepada pemerintah untuk
memperjuangkan nasib bapak
saya, seperti TKI lainnya yang
bebas dari hukuman," ucap
Kani.
Terkait curhatan para keluarga
TKI, Bupati H Abdul Wahid HK
MSi berjanji memperjuangkan
nasib warganya sampai ke
Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia.
"Akan kita upayakan untuk
mendapatkan dukungan dari
pemerintah pusat. Jadi tunggu
keputusan pengadilan
berikutnya," katanya.
Diakui bupati, Untuk HSU ada
lima orang warganya yang
terancam hukum pancung.
Namun lanjutnya, pihak Ahli
waris (korban) yang
berkebangsaan Pakistan itu
sudah memaafkan.
Berdasarkan surat yang diterima
keluarga pada 8 Januari 2014
dari Kementerian Luar Negeri,
juga diketahui kalau keluarga
korban secara terbuka
memberikan pemaafan (tanazul)
kepada seluruh terdakwa yang
terdiri dari lima orang WNI. Dan
disebutkan pemberian maaf
tersebut didasarkan karena Allah
semata dan tanpa meminta
imbalan uang diyat (blood
money) atau uang darah.
Selanjutnya, hakim
menyampaikan bahwa
pengadilan dapat menerima
pemberian pemaafan tanpa
tuntutan diyat oleh ahli waris.
Namun pihak ahli waris korban
tetap berhak atas uang diyat
syari' untuk kasus pembunuhan
yang disengaja, yaitu sejumlah
400 ribu real atau sekitar Rp1,2
miliar.
Hal tersebut berdasar, karena
korban meninggalkan anak dan
istri. Namun demikian besaran
uang diyat syar'i yang harus
dibayarkan oleh kelima WNI
kepada ahli waris, akan
ditetapkan hakim pada sidang
berikutnya yang belum diketahui
oleh pihak keluarga. Sumber Rindu Abah, Kani Mengadu pada Bupati

Kemenlu RI Bantah TKI Siti Zaenab Dimintai Uang Diyat Rp90 Miliar

Keluarga majikan yang dibunuh belum memberikan ma'af

Orangtua Siti Zaenab, TKI yang
terancam hukuman mati di Arab
Saudi, bertemu dengan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono di
Semarang, Jawa Tengah
(30/03/14)


Kasus Siti Zaenab,
Tenaga Kerja Indonesia yang
didakwa membunuh majikannya
pada 1999 lalu, kembali
mencuat. Keluarga sang majikan
disebut-sebut meminta uang
diyat sebesar Rp90 miliar.
Direktur Perlindungan WNI dan
BHI dari Kementerian Luar
Negeri, Tatang Budie Utama
Razak, membantah rumor itu.
Kata Tatang, hingga hari ini
keluarga bahkan masih belum
memaafkan perbuatan Zaenab.
Itu diungkapkan Tatang saat
dihubungi VIVAnews melalui
telepon pada Selasa malam, 15
April 2014. Tatang bahkan
menyebut nyawa Zaenab berada
di ujung tanduk, lantaran putra
bungsu sang majikan, Walid
Abdullah Al-Ahmadi, menolak
memberikan maaf bagi TKI asal
Madura itu.
“Saya tegaskan, belum ada
nominal diyat yang disebut. Pihak
keluarga korban juga belum
membicarakan mengenai hal itu,”
ucap Tatang.
Dia mengaku tak habis pikir awal
mula berita itu berkembang.
Pasalnya, pemberitaan itu turut
didengar oleh keluarga ahli
waris, sehingga mengganggu
proses “pendekatan” yang
tengah dilakukan Pemerintah RI.
“Saat saya kemarin berada di
Saudi, tim utusan Presiden SBY
diminta oleh Pak Maftuh untuk
mengurus kasus TKI lainnya yang
terancam hukuman mati. Untuk
kasus Siti Zaenab, kami bertemu
dengan pihak yang berupaya
menjembatani dan mereka
mengaku menyerah karena
adanya berbagai pemberitaan
miring di tanah air,” Tatang
memaparkan.
Dalam pemberitaan tersebut,
ditulis adanya pihak ketiga yang
mencoba menawarkan uang
diyat senilai Rp90 miliar.
Tatang meminta, berhati-hati
dalam menulis soal itu. Sebab,
dapat mempersulit penyelamatan
Zaenab dari eksekusi hukum
pancung.
Hingga saat ini, lanjutnya, upaya
pendekatan masih terus
dilakukan agar keluarga ahli
waris memaafkan. Namun,
Tatang enggan merinci upaya
macam apa yang tengah
dilakukan.
“Ya, intinya kami melakukan
pendekatan kepada pihak yang
berpengaruh. Bisa kepada
pemerintah daerah atau ulama
yang dikenal di sana,” kata dia.
Keluarga Zaenab juga sempat
dipertemukan dengan keluarga
ahli waris, Maret 2014.
Riwayat Zaenab
Siti Zaenab tiba di Saudi, 1997 silam. Namun, di tahun 1999, dia dituduh membunuh majikannya, Nurah binti Abdullah. Pada Juli 2000, pengadilan Saudi memvonisnya dengan hukum pancung. Menurut Tatang, KBRI di Riyadh pernah berhasil memperoleh celah hukum bagi Zaenab yaitu dengan menunggu pemaafan yang diberikan oleh anak terakhir Nurah. Saat itu, putra terkecil Nurah masih berusia empat tahun. Pengadilan lalu tidak mengeksekusi Zaenab dan menunggu Walid memasuki usia dewasa. “Jadi, praktis sejak tahun 1999 hingga 2013, belum ada proses apa pun, sambil menunggu Walid memasuki usia akil baligh,” kata Tatang. Menurut Tatang, Zaenab seharusnya sudah dieksekusi pancung ketika Walid menolak memberikan maaf. Namun, itu ditunda karena Pemerintah RI terus berupaya melobi keluarga ahli waris. sumber Kemenlu RI Bantah TKI Siti Zaenab Dimintai Uang Diyat Rp90 Miliar

Tim lobi Satinah sewot, nilai Muhaimin tak becus urus TKI


Tim lobi kasus
TKI Satinah di Saudi Arabia
sempat mendapat kesulitan
melakukan deal atas
pembayaran diat. Keadaan itu
diperburuk dengan adanya
pemberitaan dari Indonesia yang
menyerang keluarga korban.
Ketua Tim Lobi Maftuh Basyuni
menyayangkan pernyataan
Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Muhaimin Iskandar.
Cak Imin biasa Muhaimin disapa
mengatakan, gagalnya
kesepakatan diat lantaran tim
lobi tidak bisa berbahasa Arab.
"Statement Menaker kita yang
katakan karena tidak becusnya
tim yang dikirim oleh
pemerintah berbahasa Arab,
sehingga perlu penerjemah. Itu
lah menyebabkan gagalnya kita
untuk mengurangi jumlah diat
yang dibayarkan," ujar Maftuh,
Selasa (15/4).
Maftuh mengatakan saat melobi
keluarga korban, tim didampingi
oleh Dubes Arab. Kesepakatan
itu tidak ada masalah atas
kendala bahasa.
"Kalau toh saya tidak bisa
berbahasa Arab yang dampingi
saya dubes Arab yang mimpinya
saja pakai bahasa Arab,
mimpinya. Kalau saya mimpinya
pakai bahasa Jawa," sindir
Maftuh.
Maftuh berang Cak Imin
bukannya ikut berkontribusi tapi
justru berkomentar tidak enak.
Padahal, selama ini, lanjut
Maftuh, Cak Imin sebagai
Menakertrans tidak pernah
memberikan arahan kepada Tim
Lobi.
"Yang tepat adalah Menaker
tidak pernah berikan kontribusi
dan tidak pernah berikan
petunjuk apa yang harus kami
lakukan. Nah kemudian, saya
bukan orang pemerintah lagi,
saya orang partikelir, saya ingin
sampaikan dengan jujur,"
ujarnya.
Untuk itu, Maftuh merasa
tugasnya sudah selesai untuk
membebaskan Satinah dari
hukuman pancung. Maftuh pun
meminta Cak Imin agar
menyelesaikan kasus TKI lainnya
seperti TKI
"Tadi katakan oleh pak Tatang
(Kemenlu) sudah 176 bahkan
184 TKI yang terbebas dari
hukuman mati. Untuk Di Arab
Saudi saja sudah 48 TKI, tambah
satu lagi Satinah ini, bisa jadi 49.
Nah Tinggal sekarang yang TKI
Zainab mudah-mudahan nanti
diselesaikan oleh Menakertrans
kita," ujarnya.
Sumber: Tim lobi Satinah sewot, nilai
Muhaimin tak becus urus TKI

Dua TKI Luka Parah Tertimpa Struktur Bangunan di Selangor


Mereka tertimpa kayu dan
cedera di bagian leher serta
punggung.



Ilustrasi bangunan roboh.

Dua Tenaga Kerja
Indonesia terluka parah setelah
struktur depan sebuah rumah
yang sedang direnovasi di Jalan
Sulam, Shah Alam, Selangor,
Malaysia, roboh, pukul 08.00
waktu setempat, Rabu 16 April
2014.
Kantor berita Malaysia, Bernama,
melansir kedua TKI yang terluka
tersebut bernama Suji Madura
dan Marasak. Masing-masing
berusia 33 dan 40 tahun. Mereka
berdua cedera di leher dan
punggung tertimpa struktur
kayu, dan dibawa ke Rumah
Sakit Tengku Ampuan Rahimah
di Klang.
Asisten Direktur Operasi
Pemadam Kebakaran Selangor,
Mohd Sani Harul, menyatakan
menerima panggilan darurat
pada pukul 08.55 dari
masyarakat. Tim kemudian
langsung diturunkan ke lokasi
kejadian untuk memberikan
bantuan.
Pekerja lain di rumah yang
sedang direnovasi itu, Mahrus, 25
tahun, mengatakan selama
kecelakaan itu ada empat
pekerja lain yang berada di
dalam rumah. Keempatnya tak
terluka sedikitpun.
Hanya Suji dan Marasak yang
terluka karena mereka berada
tepat di bawah struktur depan
rumah.
Sumber Dua TKI Luka Parah Tertimpa Struktur Bangunan di Selangor

Miliki Ekor, Anak Ini Dianggap Dewa

Dia dianggap mirip Hanoman.

Amar Singh, Bocah Berekor yang Dianggap Dewa

Seorang anak laki-laki berusia enam tahun tumbuh dengan sebuah ekor di bagian bawah punggungnya. Hal ini kemudian membuatnya dipuja seperti figur seorang dewa di desa tempat ia tinggal.
Anak bernama Amar Singh tersebut merupakan warga negara India yang tinggal di Njimapur, Uttar Pradesh, India Utara. Ekor unik di tubuhnya terdiri dari rambut tebal bewarna hitam yang saat ini telah tumbuh sepanjang 12 inci.
Orang-orang di desa itu pun menghubung-hubungkannya dengan dewa berwujud seekor monyet putih dalam kepercayaan agama Hindu yakni Hanoman.
Keluarganya mengklaim bahwa anak laki-laki ini lahir dengan ekor yang kala itu hanya sepanjang satu inci. Tahun demi tahun berlalu dan ekor di tubuh sang anak kian memanjang. Keluarga pun mengaku tak pernah memotongnya.
"Anak saya adalah anak yang sangat baik hati. Dia juga sehat dan normal juga giat belajar seperti anak-anak lainnya," ujar sang Ayah, Ajmer Singh, dilansirMirror.
Menurutnya, alasan keluarga tidak memotong ekor sang anak adalah karena rambut ekor itu dianggap sebagai hadiah dari Tuhan.
Amar, anak paling muda yang memiliki empat orang saudara perempuan dan satu orang saudara laki-laki itu juga terlihat menikmati hidupnya di desa. Setiap hari ia banyak menghabiskan waktu bermain dengan anak-anak sebayanya juga sapi-sapi ternak.
Warga desa lainnya juga banyak yang mengemukakan teori bahwa kondisi Amar mirip dengan kondisi sapi yang merupakan hewan yang dianggap suci dalam budaya Hindu. Sumber Miliki Ekor, Anak Ini Dianggap Dewa

Kapal Feri Berpenumpang 470 Orang Tenggelam di Korea Selatan

kapal feri di korea selatan tenggelam Sebuah kapal feri berpenumpang 470 orang tenggelam di baratdaya pesisir Korea Selatan. Puluhan kapal penyelamat diturunkan untuk mengevakuasi para korban yang kebanyakan siswa SMP.
Sumber Kapal Feri Berpenumpang 470 Orang Tenggelam di Korea Selatan

KBRI Seoul Belum Bisa Pastikan Ada WNI di Kapal Feri Korsel

Tim SAR masih berkonsentrasi menyelamatkan penumpang.

Kapal Feri di Korea Selatan tenggelam.
Pejabat Konsuler KBRI Seoul, Korea Selatan, Didik Eko Pujianto, belum memperoleh informasi apakah terdapat WNI dalam Kapal Feri Sewol yang tenggelam pada Rabu pagi, 16 April 2014 di 20 kilometer dari bagian selatan Pulau Byungpoong.
DihubungiVIVAnewspada Rabu malam, Didik menyebut hingga saat ini masih terus berupaya memperoleh informasi soal keberadaan WNI dalam kapal feri tujuan Pulau Jeju itu.
"Kami masih belum mengonfirmasi apakah terdapat WNI di dalam kapal, karena sejauh ini tim SAR masih berkonsentrasi untuk menyelamatkan para penumpang yang masih berada di laut dan dinyatakan hilang," kata Didik.
Dari informasi sementara yang berhasil diperoleh Didik, baru diketahui adanya empat warga negara asing. Dua orang warga negara Filipina, satu warga negara Rusia, dan sisanya masih belum dapat teridentifikasi.
Kepolisian Korsel terus menyelidiki sesuai dengan data yang ada di dalam manifes kapal. "Hingga saat ini sebanyak 284 orang masih dinyatakan hilang. Kebanyakan penumpang merupakan pelajar SMA yang hendak berlibur ke Pulau Jeju," kata Didik.
Mereka berangkat dari Incheon, lanjut dia. Ditanya soal kemungkinan penyebab kapal bisa tenggelam, Didik menyatakan berdasarkan laporan sementara kapal seberat 6.825 ton itu kemungkinan menabrak karang, karena perairan yang dilalui cukup rendah.
Dia pun menyebut bahwa ini merupakan bencana yang sangat besar di Korsel, lantaran ratusan orang tenggelam dalam kapal feri.
Sumber KBRI Seoul Belum Bisa Pastikan Ada WNI di Kapal Feri Korsel
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung