
Ilustrasi
Keberangkatan Dewi Sukowati untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Singapura untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu, Dewi ingin memiliki banyak uang untuk mengobati ibunya yang sedang sakit kanker.
"Kakak saya itu orang baik. Ia ingin mempunyai banyak penghasilan agar bisa mengobati ibu yang masih sakit," kata Adik kandung Dewi Sukowati, Anggun (19), Jumat 21 Maret 2014.
Di mata Anggun, Dewi Sukowati adalah sosok kakak yang perhatian dan penuh kasih sayang terhadap keluarganya. Saat masih berada di rumah, ia dan Dewi berbagai tugas mengurusi berbagai kebutuhan keluarga, mulai memasak, mencuci, menyapu rumah dan lain sebagainya.
Termasuk berbagi peran menjaga warung kelontong kecil di rumahnya. Dewi lebih banyak faham urusan warung. Sebab ia yang paling sering berada di rumah. Harga barang-barang ia tahu, termasuk harga pupuk bersubsidi yang ikut dipasarkan ayah mereka, Sukilan.
"Namun setelah saya hamil ia yang lebih banyak mengurus berbagai hal di rumah," terangnya.
Anggun sudah menikah. Namun ia masih tinggal satu rumah dengan keluarganya. Sedang suaminya saat ini sedang merantau di luar daerah.
Menurut Anggun, saat ibunya terkena stroke, Dewi Sukowati adalah orang yang paling perhatian. Ia melakukan berbagai hal mulai dari menyuapi, mengganti baju hingga membantu saat ibunya buang air kecil atau besar. "Jadi yang paling open (perhatian) ya dia," ujarnya.
Anggun mengaku, pihak keluarganya sudah mengetahui kasus yang membelit kakaknya sejak beberapa hari yang lalu. Informasi soal dugaan pembunuhan yang dilakukan Dewi Sukowati juga diketahui ibunya, Sutrisnawati. Sejak mengetahui informasi tersebut, menurut Anggun ibunya terlihat menanggung beban yang besar.
Anggun khawatir, jika hal itu akan berimbas pada kesehatan ibunya. Maklum saja, butuh waktu lama untuk menyembuhkan ibunya yang terserang stroke. Setelah melalui perawatan intensif, kaki ibunya sudah mulai bisa dipakai untuk berjalan, meski belum seperti orang normal pada umumnya.
Namun kemampuan bicara ibunya masih belum sepenuhnya normal. Cara bicara ibunya masih 'pelo' sehingga kerap tak jelas materi yang dibicarakannya. "Ini yang kami khawatir. Ibu terserang stroke lagi karena terus-terusan memikirkan nasib kakak," tandasnya.
Sumber Sindonews.com











2. Keranjang belanja
Setelah konsumen masuk ke supermarket, dia akan mengambil keranjang belanjaan. Keranjang belanja mulai dirancang pada 1930-an untuk membantu memudahkan konsumen membeli barang dengan jumlah yang besar.
Saat ini, supermarket merancang troli dengan ukuran besar untuk mendorong konsumen memenuhi keranjang belanjaan mereka.
3. Di bagian depan supermarket ditempatkan makanan dengan margin yang lumayan tinggi, yakni roti panggang yang baru saja diolah. Ini akan mendorong konsumen untuk membeli, karena keranjang belanjaan mereka masih kosong.
4. Selain roti panggang yang menggugah selera, biasanya mereka juga menempatkan bunga segar yang harum. Bau yang wangi itu akan mendorong konsumen untuk membeli.
5. Supermarket akan menaruh produk susu dan kebutuhan lainnya di bagian belakang, sehingga memaksa konsumen untuk pergi ke seluruh lorong.
6. Setelah konsumen terpaksa harus berjalan ke seluruh lorong, biasanya mata mereka akan melihat-lihat barang-barang yang ada di semua rak, mulai dari atas sampai bawah.
7. Kebanyakan supermarket akan memindahkan pelanggan dari kanan ke kiri. Hal ini, dikombinasikan dengan fakta orang Amerika menyetir mobil di sebelah kanan, sehingga membuat orang cenderung akan membeli barang di sebelah kanan.
8. Setiap supermarket juga akan menerapkan trik penataan barang. Barang-barang yang lebih mahal akan ditempatkan di tempat yang lebih mudah untuk dijangkau.
9. Sementara itu, makanan manis dan mainan untuk anak-anak diletakkan di rak bawah, sehingga anak-anak bisa melihat dan mengambilnya.
10. Sampel makanan dibuat semenarik mungkin dan menjebak konsumen agar membeli barang yang sedang mereka tawarkan.
11. Penempatan barang-barang juga diusahakan mudah untuk dijangkau konsumen. Sebuah penelitian menyimpulkan menyentuh item barang akan meningkatkan konsumen untuk membelinya.
12. Warna juga akan mempengaruhi konsumen untuk masuk dan membeli barang yang ditawarkan. Sebuah toko yang berwarna warni akan menarik konsumen.
13. Musik. Sebuah penelitian menunjukkan musik dengan tempo lambat akan membuat konsumen berbelanja dengan santai dan menghabiskan banyak waktu.
Musik keras akan menyebabkan mereka tidak betah dan segera meninggalkan supermarket. Sementara itu, musik klasik akan menyebabkan konsumen untuk membeli barang dengan harga yang lebih mahal.
14. Ukuran toko. Di tempat-tempat yang ramai, konsumen akan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berbelanja dan merasa kurang nyaman.
15. Tampilan toko yang tidak menarik. Toko itu hanya akan didatangi konsumen saat benar-benar dalam keadaan darurat dan sesekali saja.
By






.jpg)


