http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Monday, April 21, 2014

Jepang Membutuhkan Lebih Banyak Lagi Perawat dari Indonesia



Rombongan tamu Japan
International Corporation of
Welfare Services (JICWELLS)
yang terdiri dari pemilik dan
pimpinan panti jompo di Jepang
bertemu dengan Kepala
BNP2TKI Gatot Abdullah
Mansyur, Kamis (17/4/2014) di
Kantor BNP2TKI.
BNP2TKI, Jakarta (17/4): Guna
meningkatkan kerjasama
pengiriman TKI perawat dan
careworker (pengasuh orangtua
lanjut usia/jompo), rombongan
tamu Japan International
Corporation of Welfare Services
(JICWELLS) yang terdiri dari
pemilik dan pimpinan panti
jompo di Jepang bertemu
dengan Kepala BNP2TKI Gatot
Abdullah Mansyur, Kamis
(17/4/2014) di Kantor BNP2TKI di
Jakarta.
Rombongan yang dipimpin oleh
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya, bertemu dengan Kepala
BNP2TKI Gatot Abdullah
Mansyur yang didampingi oleh
Deputi Penempatan BNP2TKI
Agusdin Subiantoro, Deputi KLN
dan Promosi Endang
Sulistyaningsih, dan Direktur
Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih selama 1 jam.
Dalam pertemuan tersebut
Hiroshi Furuya, meminta
Pemerintah Indonesia
mendatangkan lebih banyak lagi
tenaga perawat dan careworker
ke Jepang, karena menurut
mereka perawat dari Indonesia
sangat diterima oleh masyarakat
Jepang. "Perawat Indonesia
ramah dan berhati lembut, "
ujarnya. Hiroshi memaparkan, di
wilayah Ibaraki yang terletak 50
kilometer dari Tokyo, ada 1.100
yayasan atau perusahaan yang
mempekerjakan tenaga
careworker. "Saya berharap jika
satu yayasan mempekerjakan 1
saja tenaga asal Indonesia, maka
terkumpul 1.100 careworker asal
Indonesia, dan ini paling tidak
bisa memuaskan keinginan
kami,". menurutnya keramahan
dan kesetiaan para careworker
asal Indonesia, tidak diragukan
lagi.
Salah seorang anggota
rombongan JICWELS,
menanyakan tentang minat para
perawat dan careworker
Indonesia untuk bekerja di
Jepang, karena menurutnya yang
ada saat ini, sangat sedikit.
"Melihat angka yang dipaparkan
Kepala BNPTKI, mengenai jumlah
TKI perawat yang bekerja di
Jepang hanya 1.048, menurut
anggota delegasi tersebut,
jumlahnya masih terlalu kecil.
Menanggapi keluhan ini,
Direktur Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih, menjelaskan, minat para
TKI perawat ke Jepang setiap
tahun meningkat. "Mereka
tertarik dengan cerita-cerita
senior mereka yang bekerja ke
Jepang. Sehingga banyak
diantara mereka yang ikut
mendaftar untuk mengikuti
seleksi. Ketatnya pelaksanaan
seleksi, membuat mereka yang
lulus dan diterima bekerja di
Jepang jumlahnya menjadi
sedikit. Namun angkanya setiap
tahun meningkat," ujar Haposan.
Minat yang serius untuk
memperbanyak jumlah TKI
perawat ke negeri sakura ini
membuat beberapa anggota
JICWELS, dalam pertemuan ini
meminta Pemerintah Indonesia
melonggarkan syarat seleksi TKI
perawat yang akan bekerja ke
Jepang. Selama ini syarat untuk
seleksi perawat minimal lulusan
D3 perawat bisa diturunkan
menjadi setingkat SMK.
Deputi Penempatan BNP2TKI
Agusdin Subiantoro, menanggapi
usulan ini dengan menyarankan
anggota JICWELS
menyampaikannya kepada
pemerintah Jepang. Menurut
Agusdin, Pemerintah Indonesia
akan mengikuti jika usulan itu
disetujui. "Saat ini syarat bekerja
menjadi perawat di Jepang
haruslah yang sudah
berpengalaman 2 tahun.
Sebenarnya kami kesulitan
mencarinya, karena rata-rata
sudah bekerja. Jika syarat ini
diturunkan menjadi setahun saja,
peminatnya lebih banyak.
Apalagi jika JICWELS meminta
syarat SMK, pasti yang berminat
lebih banyak lagi," ujar Agusdin.
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya, memperkirakan pada
tahun 2015, Jepang
membutuhkan 1 juta tenaga
perawat dan Careworker, dan
dirinya berharap kebutuhan
sebanyak ini mayoritas bisa
dipenuhi tenaga perawat dari
Indonesia. Ditambahkan oleh
Direktur Pelayanan Penempatan
Pemerintah Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI Haposan
Saragih, MOU kerjasama
pengiriman TKI ke Jepang, tahun
2014 rencananya akan dievaluasi,
karenanya BNP2TKI berharap
JICWELL dapat segera memberi
masukan kepada pemerintah
Jepang perihal persyaratan
pegiriman TKI perawat .
Pertemuan diakhiri dengan saling
tukar menukar cindera mata
antara Kepala BNP2TKI Gatot
Abdullah Mansyur dengan
Pimpinan Persatuan/
perkumpulan Fasilitas
Kesejahteran (Panti Jompo)
wilayah Ibaraki Perfecture Hiroshi
Furuya. Selanjutnya rombongan
JICWELL berkunjung ke Kampus
Poltekes Kementerian Kesehatan
di Jalan Kimia Jakarta Pusat.
Sumber Jepang Membutuhkan Lebih
Banyak Lagi Perawat dari
Indonesia
Comments
0 Comments

No comments:

 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung