Laporan Wartawan Tribun Jambi, Edi Januar
TRIBUNJAMBI.COM, KERINCI - Pria yang diduga sebagai pelaku
pembunuhan
dan pemerkosaan, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berasal dari Desa
Sungai Abu, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, berhasil
diamankan polisi.
Pelaku
pembunuhan tiga
TKI
tersebut, diamankan oleh Satpolair Polres Karimun, saat berada di
rumahnya. "Ya, memang benar sudah ditangkap. Hanya saja bagaimana proses
penangkapannya saya belum mendapat laporan, karena sekarang sedang
berada di Batam," ujar Kapolres Karimun AKBP Suryo Dwi Cahyono saat
dihubungi Tribun, Selasa (7/5/2013) malam.
Untuk penangkapan sendiri katanya, dipimpin oleh Kasatpolair. "Saya
masih menunggu laporan, nanti saya kabari lagi," katanya. Informasi yang
didapat Tribun, pelaku
pembunuhan tersebut atas nama Nurdin Alias J (40).
Dia ditangkap sekitar pukul 16.30 WIB sore, di Desa Pamak, Kecamatan
Tebing. Dari tangan tersangka, polisi berhasil menyita sejumlah barang
bukti, di antaranya 5 unit HP.
Selain itu, dari tangan tersangka juga disita 1 buah tas hitam berlis
warna pink dengan tulisan Hiiker. Juga disita dua pasang sepatu dan
satu pasang sandal, satu buah parang dan satu buah samurai, satu tali
pinggang dan satu helai baju lengen pendek bertuliskan the man the
legend, satu lembar celana pendek warna biru.
Saat ditangkap, Nurdin tidak memberikan perlawanan kepada petugas.
Bahkan, saat diinterogasi oleh polisi, pelaku sudah mengakui
perbuatannya membunuh tiga
TKI yang berasal dari Kabupaten Kerinci tersebut.
Dilakukannya penangkapan terhadap pelaku
pembunuhan dan pemerkosaan terhadap
TKI Kerinci, juga diungkapkan oleh Kapolres Kerinci, AKBP Ismail. Dia mengatakan, diamankannya pelaku
pembunuhan TKI tersebut, setelah Polda Jambi melakukan koordinasi dengan Polda Riau.
"Pelakunya sudah ditangkap hari ini. Setelah mendapatkan informasi,
kita langsung mengirimkan foto dan ciri-ciri pelaku ke petugas di sana,
sehingga mereka langsung mengidentivikasi keberadaan pelaku, dan
melakukan penangkapan," kata Kapolres Kerinci, saat dihubungi Tribun via
telepon, Selasa (7/5/2013).
Selain itu, polisi di sana juga tidak menemui kesulitan yang berarti,
untuk mengetahui pelaku, karena selama ini Nurdin juga dikenal sebagai
tekong.
"Kalau tekong di sana tidak terlalu sulit dikenali," jelasnya. Dia
mengatakan, Selasa malam, korban SJ yang didampingi oleh Kepala Desa
Sungai Abu, akan diberangkatkan ke Jambi, dan selanjutnya akan
diterbangkan ke Batam, untuk membuat laporan di Polda Kepri.
"TKP pemerkosaannya kan di Tanjung Balai Karimun, sehingga semua
pemberkasan dan penyidikannya akan dilakukan di sana. Untuk kepentingan
pengungkapan kasus ini, korban kita terbangkan ke sana," katanya.
Kasat Reskrim Polres Kerinci, AKP Agus Saleh, diminta komentarnya
mengaku dua orang petugas polisi, akan ikut mendampingi kades dan korban
ke Batam. "Satu orang dari polres kerinci dan satu orang dari Polda
Jambi," jelasnya.
Untuk pendanaannya, selain ditanggung oleh Polda Jambi dan Polres
Kerinci, juga menggunakan dana pribadi Kapolres. "Untuk memberangkatkan
anggota dan saksi kesana butuh dana yang cukup besar," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Senin (6/5/2013) lalu, pelaku sempat
menghubungi SJ, korban yang diperkosanya, yang masih berada di ruangan
perawatan kebidanan, Rumah Sakit Umum Mayjend HA Thalib Kerinci.
"Ya, hari ini dia (Pelaku.red), menghubungi saya melalui telepon. Dia
minta saya datang menemui dia di Tanjung Balai. Katanya dia menunggu
saya di pantai," ujar SJ, yang didampingi penyidik Polres Kerinci,
kepada Bupati Kerinci, H Murasman, yang datang berkunjung ke rumah
sakit.
Untuk informasi, tiga
TKI asal Kabupaten Kerinci tewas dibunuh pelaku di Kukup, Malaysia, saat akan pulang ke Indonesia. Ketiga
TKI
tersebut adalah Mat Diam (35), Dazar (35), dan Saprudin (20). Sedangkan
satu korban lainnya, yakni SJ (35) diperkosa oleh pelaku.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi Syahrasaddin prihatin kasus
tewasnya tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kerinci yang bekerja di
Malaysia. "Kita sangat prihatin dengan kejadian ini," ujarnya.
Sekda dengan tegas juga mengutuk keras atas tewasnya tiga
TKI
itu. "Yang pasti kita mengutuk keras, apalagi masih berkeliaran," kata
Syahrasaddin. Menurutnya pemerintah Provinsi masih akan berkoordinasi
untuk langkah lebih lanjut, termasuk juga di antaranya dengan pemerintah
pusat yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.