SBY dan Muhaimin Iskandar Lalai Urus TKI
JAKARTA - Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dianggap
tidak berbuat apa-apa untuk
memperbaiki nasib Tenaga
Kerja Indonesia. Selain
menderita karena berbagai
kekerasan yang menimpa
selama bekerja di luar negeri,
para pahlawan devisa juga
harus menghadapi aksi
pemerasan ketika pulang ke
Tanah Air.
"Ke mana presiden ketika ada
persoalan serius. Ada warganya
yang memeras warganya
sendiri," ujar Koordinator Divisi
Hukum dan Monitoring
Peradilan Indonesia Corruption
Watch (ICW) Emerson Yuntho
di kantornya, Jalan Kalibata
Timur IV, Jakarta, Minggu (3/8).
Menurutnya, upaya mengurangi
penderitaan TKI, presiden sama
sekali tidak menegur
pembantunya yakni Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Muhaimin Iskandar alias Cak
Imin yang dikenal bekerja
lamban dalam persoalan TKI.
"Harus ada teguran, ini masih
tanggung jawab pak menteri.
Sayangnya presiden tidak
menyikapi kasus ini," kata
Emerson.
Padahal, sejak tahun 2006,
Komisi Pemberantasan Korupsi
sudah memperingatkan adanya
persoalan menyangkut
pelayanan publik. Meski begitu,
tidak ada tindakan signifikan
atau pengawasan yang kuat
dan aman dalam hal pelayanan
publik dari pemerintah.
Terlebih, pelayanan kepada TKI
di dalam maupun luar negeri.
"Pertanyaan kami, SBY masih
presiden atau tidak. Jika tidak
bisa jadi presiden, dia bisa
bertindak atau dialihkan ke
wakil presiden," tegas Emerson.
(dem/rmo/jpnn)
Sumber
Showing posts with label SBY. Show all posts
Showing posts with label SBY. Show all posts
Monday, August 4, 2014
Wednesday, July 30, 2014
Terkait Pungli TKI, ICW Desak SBY Tindak Menakertrans dan Kepala BNP2TKI
Laporan Wartawan
Tribunnews.com, Eri Komar
Sinaga
JAKARTA - Presiden SBY diminta untuk bertindak tegas kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar serta Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur terkait dugaan pemerasan terorganisir yang terjadi di bandara Soekarno-Hatta terhadap para TKI. Koordinator Bidang Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho, mendesak agar Presiden memanggil keduanya guna memberikan penjelasan atas kejadian tersebut. "Presiden perlu memanggil dan minta keterangan dari Menakertrans dan Kepala BNP2TKI karena dianggap bertanggung jawab terhadap merebaknya praktik pungli terhadap TKI di bandara," kata Emerson saat dihubungi, Jakarta, Rabu (30/7/2014). Emerson menduga bahwa praktik culas terhadap TKI tersebut sudah berlangsung lama yang dilakukan oknum dari dalam dan preman. Kasus itu kembali menghangat pascainspeksi mendadak yang dilakukan Bareskrim dan KPK, pekan lalu. "Presiden juga jangan ragu untuk memecat satu atau keduanya jika memang diperlukan. Sekaligus untuk melakukan pembenahan sistem yang memberikan perlindung terhadap TKI," beber Emerson. Selain itu, Emerson juga menginmbau agar Polri menindak tegas aparatnya yang lalai dalam memberikan perlindungan kepada para TKI. Tak hanya itu, Emerson meminta kepada kementerian hukum dan HAM mencopot dan mengganti semua petugasnya yang terlibat. "Menteri Hukum dan HAM harus copot dan mengganti semua pegawainya yan dinilai terlibat atau membiarkan praktik pungli TKI ini terjadi di Bandara Soetta. Jika tindakan tegas ini tidak dilakukan maka kejadian pemerasan atau pungli berpotensi kembali terjadi," tukas Emerson. Sebelumnya, KPK bersama Badan Reserse Kriminal Mabes Polri melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jumat (25/7/2014) malam sampai Sabtu (26/7/2014) dini hari. Hasilnya, kedua lembaga hukum tersebut mencokok 18 orang yang diduga terlibat kasus dugaan pemerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Bandara Soekarno-Hatta. Di antaranya, seorang anggota TNI Angkatan Darat dan dua anggota Polri.
Sumber ↓
JAKARTA - Presiden SBY diminta untuk bertindak tegas kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar serta Kepala BNP2TKI Gatot Abdullah Mansyur terkait dugaan pemerasan terorganisir yang terjadi di bandara Soekarno-Hatta terhadap para TKI. Koordinator Bidang Hukum dan Peradilan ICW, Emerson Yuntho, mendesak agar Presiden memanggil keduanya guna memberikan penjelasan atas kejadian tersebut. "Presiden perlu memanggil dan minta keterangan dari Menakertrans dan Kepala BNP2TKI karena dianggap bertanggung jawab terhadap merebaknya praktik pungli terhadap TKI di bandara," kata Emerson saat dihubungi, Jakarta, Rabu (30/7/2014). Emerson menduga bahwa praktik culas terhadap TKI tersebut sudah berlangsung lama yang dilakukan oknum dari dalam dan preman. Kasus itu kembali menghangat pascainspeksi mendadak yang dilakukan Bareskrim dan KPK, pekan lalu. "Presiden juga jangan ragu untuk memecat satu atau keduanya jika memang diperlukan. Sekaligus untuk melakukan pembenahan sistem yang memberikan perlindung terhadap TKI," beber Emerson. Selain itu, Emerson juga menginmbau agar Polri menindak tegas aparatnya yang lalai dalam memberikan perlindungan kepada para TKI. Tak hanya itu, Emerson meminta kepada kementerian hukum dan HAM mencopot dan mengganti semua petugasnya yang terlibat. "Menteri Hukum dan HAM harus copot dan mengganti semua pegawainya yan dinilai terlibat atau membiarkan praktik pungli TKI ini terjadi di Bandara Soetta. Jika tindakan tegas ini tidak dilakukan maka kejadian pemerasan atau pungli berpotensi kembali terjadi," tukas Emerson. Sebelumnya, KPK bersama Badan Reserse Kriminal Mabes Polri melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jumat (25/7/2014) malam sampai Sabtu (26/7/2014) dini hari. Hasilnya, kedua lembaga hukum tersebut mencokok 18 orang yang diduga terlibat kasus dugaan pemerasan terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) di Bandara Soekarno-Hatta. Di antaranya, seorang anggota TNI Angkatan Darat dan dua anggota Polri.
Sumber ↓
Subscribe to:
Posts (Atom)