http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Wednesday, October 23, 2013

Nasib 16 TKW Belum Jelas Pencarian Diperluas

Jeddah (Antara) - Nasib 16 Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang diberitakan terlantar di Keemiran Qossim di Distrik Al-Aklah Assyukur Arab Saudi masih belum jelas karena satuan tugas (satgas) Kedubes Indonesia tidak menemukan keberadaan mereka di sana. "Kami sudah kirimkan satgas sejak hari pertama untuk mengecek ke setiap kantor kepolisian di Distrik Al-Aklah Assyukur ternyata tidak ada laporan itu. Demikian juga setelah diperluas pencarian ke distrik di Riyadh dan Madinah. Kami akan terus mencari ke distrik lainnya," kata Dubes RI untuk Arab Saudi Gatot Abdullah Mansyur di Jeddah, Selasa. Sayangnya menurut Gatot, Media Al-Jazeera, koran bermarkas di Riyadh, yang memberitakan kejadian itu tidak menjelaskan lebih lanjut dimana persisnya kejadian tersebut. "Sudah ditelepon ngak menjawab dan difaksimile juga tidak dijawab. Jadi kita susah melacaknya," katanya. Oleh karena itu, Gatot, Kedubes pada hari Selasa akan mengirimkan surat permintaan informasi terkait keberadaan 16 TKW itu ke Markas Besar kepolisian Arab Saudi. "Sampai hari keempat ini, kita belum mendapat notifikasi dari Pemerintah Arab Saudi terkait kasus itu. Kalau benar sudah ditangani kepolisian, kami lebih tenang karena pasti ada jaminan keamanan untuk mereka," katanya. Sebelumnya diberikan media Al Jazeera, sebanyak 16 warga Indonesia yang diduga pekerja rumah tangga ditemukan terlunta-lunta di sebuah daerah terpencil di Distrik Al-Aklah Assyukur Arab Saudi yaitu daerah antara Riyadh dan Mekah, Rabu (16/10) Mereka diselamatkan seorang pengendara yang kemudian menyerahkan mereka ke kepolisian setempat. Mereka yang tidak mempunyai dokumen resmi itu mengaku ditipu warga setempat yang berjanji akan mengantarkan mereka ke Mekkah. Pemerintah Arab Saudi saat ini memperketat penjagaan di setiap titik masuk ke Kota Mekkah dan Madinah karena hanya yang mempunyai visa haji yang bisa masuk. Demikian juga untuk penduduk setempat, Pemerintah Arab Saudi mengurangi kuota sampai 50 persen. Pemerintah Saudi juga memberikan sanksi keras bagi penduduk setempat yang memfasilitasi jamaah haji nonkuota. Orang Indonesia yang terbukti melanggar aturan menggunakan visa haji maka akan segera dideportasi dan mereka tidak boleh masuk ke Arab Saudi selama 10 tahun. Sementara bagi penduduk setempat yang kedapatan memberikan fasilitas untuk haji bagi para mukiman (istilah untuk pelanggar visa haji) maka akan dibawa ke meja hijau dengan tuntutan satu tahun penjara serta fasilitas haji lainnya disita termasuk kendaraan yang mengangkut para mukimin.(rr) sumber www.id.berita.yahoo.com/nasib-16-tkw-belum-jelas-pencarian-diperluas-071427225.html

Kakek Misterius Titip 1,5 Kg Sabu Kelas Wahid ke TKW


Jakarta: Berbagai cara dilakukan untuk menyelundupkan narkoba ke Indonesia. Salah satu caranya, menitipkan narkoba kepada para Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Indonesia yang akan pulang ke Tanah Air.
Dan itulah yang diceritakan Wanti, TKW yang bekerja di Makau. Dia mengaku dititipi sebuah tas jinjing saat akan pulang dari Makau pada 19 Oktober silam. Saat itu, perempuan asal Jawa Tengah itu transit di Taiwan sebelum bertolak menuju Surabaya.
Di Taiwan itulah perempuan berusia 28 tahun tersebut mengaku didekati seorang kakek warga negara Indonesia. Setelah itu, sang kakek misterius tersebut menitipkan sebuah tas jinjing.
"Dia minta tolong sambil nangis. Dia cuma bilang kasih tahu saya di mana pun posisi kamu. Saya nggak tahu isinya apa, yang saya tahu cuma bungkusnya makanan quaker oats itu," kata Wanti di Kantor BNN, Jakarta, Rabu (23/10/2013).
Belum jelas, apakah Wanti benar-benar tidak tahu barang yang dititipkan itu berisi sabu, atau dia menjadi bagian dari para bandar internasional yang pura-pura tidak tahu. Yang jelas, tas jinjing itu dia bawa hingga ke Tanah Air.
Kabag Humas BNN Kombes Sumirat Dwiyanto melanjutkan cerita Wanti tersebut. Setibanya di Surabaya, Wanti menuju ke salah satu hotel di Jemursari Raya. Di situ, Wanti dihubungi melalui ponsel denganprivate number.
Dari ujung telepon, Wanti diberi tahu akan ada orang yang mengambil tas yang dititipkan itu. "Datanglah Dori ke Wanti dan langsung mengambil tas jinjing itu," tambah Sumirat.
Setelah itu, kata Sumirat, petugas menangkap Dori. Sabu seberat 1.562,7 gram dari dalam tas jinjing itu disita. Kepada petugas, Dori mengaku hanya ditugaskan untuk mengambil tas dari Wanti.
"Dia tugasnya hanya mengambil tas itu. Setelah itu dia langsung kembali ke Jakarta. Jadi dia tidak tahu siapa yang menyuruhnya," ungkapnya.
Setelah menangkap Dori, giliran Wanti yang dibekuk di hotel yang sama.
Hasil pemeriksaan menunjukkan sabu kristal yang disita merupakan sabu dengan kualitas terbaik. Narkoba itu sama seperti hasil pengungkapamn BNN sebelumnya.
"Mirip barang yang dibawa dari Malaysia ke Surabaya juga. Sudah 6 kali barangnya mirip bentuknya kristal, besar, bening. Ada kemungkinan satu sumber. Ini yang sedang kita dalami," tutur Sumirat. (Eks/Mut)
Sumber www.liputan6.com/news/read/727571/kakek-misterius-titip-15-kg-sabu-kelas-wahid-ke-tkw

Keluarga TKI Australia yang Tewas Dibunuh Berharap Keajaiban


PONOROGO -Keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Ponorogo yang diduga dibunuh oleh kekasihnya asal Australia, mengharapkan keajaiban. Keluarga berharap TKI bernama Suryani tersebut itu masih hidup. Suryani dibunuh saat berlibur dengan kekasihnya ke Dili, Timor Leste.
“Kami masih berahap dia masih hidup. Kalau memang dibunuh dan meninggal, ada kejelasan. Yang membunuh harus dihukum setimpal,” ujar Suyitno, kerabat korban, Rabu (23/10/2013).
Sementara itu rumah keluarga alhmarhumah Suryani di Desa Muneng, Kecamatan Balong, tertutup rapat. Tidak terlihat adanya aktivitas di dalam rumah. Menurut Suyitno, keluarga belum mau berkomentar lantaran masih syok.
Terlebih, sebelum dikabarkan dibunuh, Suryani dinyatakan hilang selama hampir delapan tahun. “Keluarga kami berharap, agar kasus itu segera diungkap dan pelakunya ditangkap,” tegasnya.
Keluarga juga berharap jenazah Suryani segera dipulangkan. “Kalau memang sudah meninggal, jenazahnya ya dipulangkan. Harapannya begitu,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, kematian TKW itu diketahui keluarga saat tim dari Mabes Polri dan Kepolisian Federal Australia berkunjung ke rumah Suryani, semalam. Kedatangan tim guna meminta keterangan keluarga korban.
Suryani diduga dibunuh oleh kekasihnya,Nigel Paul, warga Perth, Australia, saat berlibur ke Dili, Timor Leste, pada 2005. Saat itu, Paul membuat laporan ke kepolisian setempat bahwa Suryani hilang dari hotel tempat mereka menginap. Kabar hilangnya TKI yang berangkat ke Australia pada 2004 silam itu juga disampaikan ke keluarga.
(Ahmad Subki/Sindo TV) (ris)
Sumber www.okezone.com/read/2013/10/23/521/885732

TKI Tujuan Sarawak Ditolak Masuk Melalui Sabah


Nunukan (ANTARA Kaltim) - Dua tenaga kerja Indonesia (TKI) tujuan Negara Bagian Sarawak Malaysia ditolak oleh masuk melalui Sabah Malaysia oleh pejabat imigrasi setempat.
Jabbar, agen TKI bersangkutan di Nunukan, Rabu mengemukakan kedua TKI yang bernama Anton Bin Rihin dan Sopian tersebut telah bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit di Sarawak tepatnya di Hass Management Sdn Bhd Lot 66 Sawai Land Districk Niah Miri.
Keduanya memegang dokumen keimigrasian resmi dengan menggunakan visa pemerintah Negeri Bagian Sarawak Malaysia atas jaminan perusahaannya tempatnya bekerja yakni Anton Bin Rihin dengan nomor paspor AR 794357 terbitan Konsulat Jenderal RI Kuching Sarawak dan Sopian bernomor paspor S 905584 terbitan Kantor Imigrasi Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB).
Anton maupun Sopian yang akan masuk kembali bekerja di Sarawak melalui Tawau Sabah pada 19 Oktober 2013, namun ditolak oleh petugas imigrasi setempat dengan alasan harus masuk ke negara itu melalui Tebedu Entikong Kalbar tempatnya stempel keluar saat cuti tiga bulan lalu, kata Jabbar.
Akibat penolakan petugas imigrasi tersebut, maka kedua TKI asal NTB itu akhirnya pulang ke Nunukan, ujar dia.
Jabbar yang menilai sangat aneh peraturan yang diterapkan petugas imigrasi Tawau yang seolah-olah semena-mena terhadap WNI yang akan masuk bekerja di negaranya.
"Saya anggap petugas imigrasi Tawau sangat aneh dalam menerapkan aturan. Padahal kedua TKI yang saya antar itu resmi memiliki visa kerja yang dikeluarkan pemerintahnya sendiri," katanya agak kesal.
Persoalan lainnya, lanjut Jabbar, paspor kedua TKI tersebut dicoret-coret.
Ia mengatakan sebenarnya kasus yang sama bukan baru kali ini terjadi tetapi telah beberapa kali dengan alasan yang tidak jelas.
Sementara itu, Johan Mulyadi, Konsul Muda Media Informasi/Komunikasi, Fasilitasi Penyelesaian Masalah Ketenagakerjaan KRI Tawau di Tawau, Rabu menjelaskan, tidak ada aturan yang membenarkan hal itu.
Menurut dia, sepengetahuan sepanjang memiliki paspor internasional apalagi telah memiliki visa kerja maka TKI tidak dibenarkan dilarang masuk ke Malaysia meskipun tempat kerjanya di negara bagian lain.
"Tidak ada aturannya itu bahwa kalau keluar melalui Entikong dilarang masuk lagi apabila melalui Tawau atau harus masuk melalui Entikong," ucap dia.
Terkait dengan kasus ini, kata Johan akan mempertanyakan kepada pihak imigrasi Tawau kebenaran aturan yang dijalankannya.
Ia mencontohkan, TKI yang hendak cuti (pulang kampung) bekerja di Sabah tetapi keluar melalui Tawau dan masuk lagi melalui Kuala Lumpur maka hal itu dibenarkan.
Sumber www.antarakaltim.com/berita/17377/tki-tujuan-sarawak-ditolak-masuk-melalui-sabah?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter

Ini Alasan Kenapa iPad Baru Tidak Pakai Sensor Sidik Jari



Ada yang terlewat dari peluncuran iPad Mini Retina dan iPad Air pada acara yang dihelat di Yerba Buena Center, Art Theater, San Francisco, AS, tadi malam.
Meski membawa peningkatan produk dan teknologi prosesor, generasi terbaru iPad itu tidak menyertakan sensor biometrik Touch ID seperti yang disematkan pada iPhone 5S.
Padahal, berbagai rumor dan bocoran sebelumnya cukup gencar mengatakan iPad baru akan hadir dengan sensor sidik jari di tombol Home. Mengapa?
MenurutPhonearena,kemungkinan besar Apple tak menyertakan sensor TouchID tersebut lantaran keterbatasan produksi sensor biometrik itu.
Sebagaimana diketahui, sempat muncul masalah dalam produksi iPhone 5S, yakni penempatan sensor itu. Akibatnya, pasokan iPhone 5S lebih rendah dari yang diharapkan Apple. Kondisi ini berdampak pada diundurnya jadwal peluncuran iPhone 5S di pasaran.
Mempertimbangkan hal itu, Apple memutuskan untuk tidak menyematkan teknologi sensor itu pada produk iPad terbarunya.
Selain sensor biometrik, hal lain yang juga tidak muncul pada iPad baru adalah iPad versi warna emas. Sebelumnya santer kabar yang mengatakan iPad baru juga akan muncul dengan pilihan warna emas, seperti halnya iPhone 5S.
Faktanya, Appe meluncurkan iPad Mini with Retina display dengan ukuran layar 7,9 inci dan iPad Air dengan bentang layar 9,7 inci.
Keduanya mengadopsi prosesor chip A7 yang memiliki performa lebih baik dan lebih cepat.

Terjawab, iPad Mini 2 Pakai Teknologi Layar Retina


Apple baru saja meluncurkan perangkat terbarunya di sebuah acara yang digelar di Yerba Buena Center, Art Theater, San Francisco, AS. Produk baru itu adalah 'iPad Mini with Retina Display'.
MelansirThe Verge,Apple telah mengubah nama iPad Mini teranyar dengan memberikan julukan baru pada iPad Mini 2 dengan iPad Mini with Retina Display. Upaya itu dilakukan Apple agar tablet baru dengan kualitas layar terbaik ini lebih menghentak.
Sama seperti iPad Mini sebelumnya, iPad Mini with Retina Display masih menggunakan layar 7,9 inci, namun memiliki resolusi empat kali lebih baik dari produk terdahulu, yaitu menjadi 2048 x 1536 piksel. Tentu saja ini membuat kualitas layar iPad Mini with Retina Display jauh lebih detail dan lebih tajam.
Apple mempersenjatai iPad Mini barunya ini dengan prosesor Apple A7 64-bit yang lebih bertenaga dalam pengoperasiannya. Prosesor itu sama dengan yang digunakan pada iPhone 5S.
Dilansir lamanStuff,iPad Mini with Retina Display sudah ditanamkan kamera belakang iSight 5MP HDR dan mampu merekam video berkualitas 1080p. Sementara kamera depannya berkemampuan 1,2MP dan mampu merekam video 720p.
Untuk konektivitas, iPad Mini terbaru ini sudah mendukung jaringan LTE dan Bluetooth 4.0. Tentu jaringan itu didapat dari dua model perangkat, yaitu model Wi-Fi dan model Wi-Fi plus jaringan seluler nano-SIM.
Ketahanan baterai dari iPad Mini with Retina Display cukup lama. Dalam keadaan siaga, perangkat mampu bertahan hingga 10 jam, saat bekerja pada jaringan 3G atau 4G, diklaim bisa bertahan hingga sembilan jam. Relatif lebih tahan lama dari iPad mini generasi pertama.
Berikut harga resmi Apple iPad Mini with Retina Display:
Wi-Fi only
- versi 16 GB: US$519 (setara Rp5,8 juta)
- versi 32 GB: US$649 (setara Rp7,3 juta)
- versi 64 GB: US$779 (setara Rp8,7 juta)
- versi 128 GB: US$909 (setara Rp10,2 juta)
Wi-Fi + 4G LTE
- versi 16GB US$681 (setara Rp7,6 juta)
- versi 32GB, 64GB, dan 128GB, masing-masing selisih harganya sekitar £100.
Isu pasokan
Dikutip dariCnet,iPad Mini with Retina Display baru akan mulai dijual awal November nanti. Namun, beberapa analis mengatakan, jumlah pasokan iPad Mini terbaru sampai tahun 2014 masih sangat terbatas.
Menurut Rhoda Alexander, Direktur Tablet dan Monitor Research di IHS iSuppli, untuk sampai tahun depan sepertinya produksi iPad Mini terbaru ini masih terbatas.
"Masalah keterbatasan pasokan iPad Mini with Retina Display terletak pada produksi layar retina 7,9 inci dengan resolusi 2048 x 1536 piksel. Apple kesulitan memproduksi layar itu dalam volume banyak," kata Alexander.
Sampai saat ini, pihak Apple belum mengonfirmasi masalah keterbatasan produksi dari iPad Mini terbarunya. Bisa jadi, Apple sengaja membuat iPad Mini with Retina Display jadi perangkat yang ekslusif.

Ahmad Dhani Soal Prudential: Asuransi Cuma Dapat Kecewa Saja!


Jakarta- Musisi kondang Ahmad Dhani masih meluapkan kekecewaannya terhadap perusahaan asuransi Prudential Indonesia. Ayah dari Abdul Qadir Jaelani (AQJ/Dul) ini menegaskan akan terus berjuang agar Prudential bisa mencairkan klaim anaknya.
"Kalo asuransi kita hanya dapat kecewa saja dan akan ganti asuransi yang lebih bonafit rencananya. Kita keluarga emang harus berasuransi yah, jadi ketika kita cabut dari asuransi tersebut, kita harus cari asuransi yang lain," kata Dhani saat ditemui di Thamrin, Jakarta Pusat seperti dikutip Rabu (23/10/2013).
Menurut Dhani, pihaknya akan terus berjuang untuk mencairkan klaim sang anak. Ia ingin tidak lagi ada nasabah lain yang mengalami kasus serupa.
"Kita perjuangkan bukan untuk saya pribadi. Jadi kita coba jangan sampai calon nasabah yang lain juga alam hal yang sama terhadap pasal di mana pelanggaran hukum itu tak jelas," paparnya.
"Karena bisa saja suatu saat kita jalan nyeberang, karena dianggap tidak menyeberang ditempatnya terus ditabrak kita tak dapat klaim," imbuh Dhani.
Lebih jauh Dhani mengatakan, dana yang harus dibayarkan Prudential tidaklah besar. Hanya mencapai Rp 225 juta.
"Nilainya sebenarnya tak terlalu besar yang harus dibayar asuransi tersebut. Cuma Rp 225 juta. Biaya RS Dul itu Rp 480 juta tapi yang kewajiban asuransi cuma Rp 225 juta. Itu pun tak dibayar sama mereka kan," ungkapnya.
Perseteruan antara Ahmad Dhani dan manajemen PT Prudential Indonesia masih terus bergulir. Hal itu terjadi karena Pihak Prudential tidak mau membayar klaim asuransi atas kecelakaan yang menimpa Dul beberapa waktu lalu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, tidak dibayarnya klaim asuransi tersebut disebabkan kecelakaan yang menimpa Dul terjadi karena kelalaian sehingga perusahaan asuransi tidak wajib membayar klaim.
"Kalau kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian si pengemudi, tidak wajib dibayar klaimnya. Pasti sebelumnya juga sudah ada dalam perjanjian," kata Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK Firdaus Djaelani.

Usai Dihukum Gantung, Pria Ini Hidup Kembali



Usai dieksekusi dan dipastikan mati oleh dokter, keesokan harinya Alireza M ternyata masih bernafas. Saat ini dia masih koma di rumah sakit. (Ilustrasi hukuman gantung di Iran)
Aries Setiawan, Santi Dewi| Rabu, 23 Oktober 2013, 17:06 WIB


VIVAnews -Menteri Kehakiman Iran, Mostafa Pourmohammadi, mengatakan tidak perlu menghukum mati untuk kedua kali bagi seseorang yang berhasil selamat dari eksekusi hukum gantung. Pasalnya, hal itu akan mencederai citra negara Iran.
Kantor beritaBBC, Selasa 22 Oktober 2013 melansir, pernyataan Pourmohammadi itu merujuk pada kasus vonis mati yang dijatuhkan kepada Alireza M, seorang penyelundup narkoba.
Meski begitu, Pemerintah Iran tetap tidak memiliki kendali untuk menentukan apakah hukuman kali kedua perlu dilakukan atau tidak.
Alireza, pria berusia 37 tahun itu sebelumnya sudah dieksekusi di tiang gantungan di timur laut kota Bojnord pekan lalu. Usai digantung selama 12 menit, dokter lantas menyatakan Alireza telah meninggal dunia. Eksekusi pun usai.
Tapi ketika keluarganya akan mengambil jasad Alireza keesokan harinya, mereka menyadari dia masih bernafas. Alireza kemudian dilarikan ke RS untuk memperoleh pertolongan medis dan proses pemulihan.
Selama dirawat, kamar Alireza dijaga ketat oleh petugas pengamanan. Kondisinya hingga saat ini masih belum diketahui, tetapi kantor beritaIRNAmelaporkan kondisi Alireza pada Senin kemarin memburuk dan jatuh koma.
Usai dinyatakan selamat, salah satu Hakim Tinggi Iran, Nourollah Aziz-Mohammadi, mengatakan Alireza harus dieksekusi kembali. Hal itu lantaran vonis yang diterimanya yakni hukuman mati.
"Ketika seorang terdakwa dihukum mati, maka dia harus meninggal ketika hukuman itu dilaksanakan," kata Aziz-Mohammadi.
Dan ketika kini dia berhasil bertahan hidup, lanjut Aziz-Mohammadi, maka hukuman serupa juga harus diulang kembali.
Namun keputusan itu mendapat tentangan dari beberapa pihak, antara lain Badan Amnesti Internasional dan kelompok pengacara di Iran.
Menurut seorang pengacara, Abdolsamad Khoramshahi, di dalam hukum Iran tidak diatur bagaimana perlakuan terhadap napi yang berhasil selamat dari hukuman mati.
"Karena hukuman itu sudah dilakukan, maka tidak ada alasan eksekusi kembali diulang," kata Khoramshahi seperti dikutip lamanHuffingtonpost.
Sementara Direktur Amnesti Internasional untuk program Afrika Utara dan Timur Tengah, Philip Luther, menyerukan agar hukuman eksekusi kali kedua bagi Alireza dihentikan. Dia juga meminta adanya moratorium bagi semua napi vonis mati lainnya.
"Sangat mengerikan apabila pria ini harus dihukum gantung untuk kali kedua setelah melalui peristiwa serupa sebelumnya. Apa yang mereka lakukan merupakan vonis mati yang kejam dan tidak berperikemanusiaan," kata Luther. (eh)
© VIVA.co.id

Gratis, Apple Luncurkan OS X Mavericks



VIVAnews -Apple memberikan kejutan menarik untuk para pengguna Macintosh. Di sela acara peluncuran iPad Air dan iPad Mini with Retina Display, Apple juga meluncurkan sistem operasi terbarunya: Mac OS X 10.9 Mavericks.
MelansirCnet,23 Oktober 2013, kejutan yang diberikan oleh Apple adalah OS X Mavericks, yang tersedia mulai hari ini, dapat diunduh secara cuma-cuma oleh seluruh pengguna komputer Mac.
"Hari ini, Apple telah merevolusi harga. Hari ini, OS X Mavericks sudah dapat diunduh gratis," kata Craig Federighi, Kepala Software iOS dan OS X Apple.
Sebelumnya, Apple telah memperkenalkan OS X Mavericks pada Juni lalu, di sebuah acara konferensi pengembangan perusahaan. Ketika itu, OS X Mavericks banyak mendapat pujian karena mampu memperpanjang ketahan baterai dan peningkatan beberapa fitur baru pada Safari, Maps, dan iBooks.
Federighi mengatakan, fitur terbaru dari OS X Mavericks yang digunakan pada MacBook Air 13 inci mampu memperpanjang ketahanan baterai selama satu jam untuk browsing Internet dan 1,5 jam untuk menonton film di iTunes.
Mac OS X 10.9 Mavericks sudah memiliki beragam fitur mulai dari iBooks, Apple Maps, Finder Tab, dan sejumlah fitur lain untuk manajemen daya agar lebih efisien.
"Sistem pada OS X Mavericks akan menyesuaikan dengan kemampuan memori dan RAM, sehingga akan menghasilkan kualitas optimal ketika sedang menjalankan program-program grafis yang berat. Kecepatan pengoperasiannya bisa diadu dengan OS lain," tutur Federighi.
Sistem operasi OS X 10.9 Mavericks sudah bisa diinstal di komputer Mac yang memiliki sistem operasi OS X 10.6 Snow Leopard atau yang lebih baru. OS terbaru dari Apple ini sudah bisa diunduh di toko aplikasi Mac App Store.
© VIVA.co.id

Kedatangan Jumhur Alihkan Kasus TKI Indramayu?



Indramayu - Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat tidak lama diberitakan berkunjung ke Indramayu dan memuji Kepala Desa Majasari Kec. Sliyeg Indramayu karena mempunyai Perdes tentang Perlindungan TKI (21/10/13). Kunjungan itu tidak berselang lama setelah Suwarji, Kasubdit Timur Tengah Direktorat Mediasi dan Advokasi BNP2TKI bersikap kasar kepada Hariyanto dan Mohammad Jihun Hidayat saat mediasi kasus TKI Wanikah BT Tokib di Lantai 2 Gedung BNP2TKI (09/10/13). Kedatangan Kepala BNP2TKI Mohammad Jumhur Hidayat ke Indramayu dinilai oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) di Indramayu hanya untuk mengalihkan kasus-kasus TKI Indramayu yang kini sedang didesak untuk ditangani. Pasalnya hingga saat ini masih ada 10 kasus TKI asal Indramayu yang belum tuntas tertangani meskipun sudah dilaporkan ke BNP2TKI. “Jumhur ke sini harusnya membawa kabar baik terkait beberapa kasus TKI asal Indramayu, bukan pencitraan semata,” demikian ungkap Juwarih, Ketua SBMI Indramayu kepada beberapa media massa. Juwarih memaparkan beberapa kasus TKI Indramayu yang pernah dilaporkan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dari laporan terakhir ada sekitar tujuh TKI asal Indramayu yang hingga kini belum ada tindakan, diantaranya: klik Disini

Orang Singapura Bilang: Kamu Pembantu Menjijikkan


Tribunnews.com, Singapura — Seorang pembantu rumah tangga membuat warga Singapura kesal. Gara-garanya, pembantu ini kedapatan mencuri barang-barang dari majikannya yang baru saja meninggal. "Pembantu tidak tahu diri, barang orang mati pun masih diinginkannya," ujar Wendy, anak dari majikan pembantu itu, seperti dikutip Stomp Singapura, Minggu (20/10/2013) . Dia menyebutkan barang yang dicuri mulai dari pakaian dan tas bermerek, uang tunai, perangkat komunikasi, bahkan kunci rumah. Kemarahan Wendy pun bertambah saat dia melihat pembantu itu berpose di laman Facebook mengenakan kebaya ibu Wendy. "Lancang sekali dia, berani-beraninya berfoto dengan penuh senyum, bahkan memamerkannya di Facebook," geram dia. Ketika aksinya ketahuan, pemecatan pun tak terelakkan. Pembantu ini dipulangkan ke kampung halaman, meski tak disebutkan asal-usul kampung halamannya. Namun, kata Wendy, pembantu itu tak tak terlihat jera. Dia mengaku mendapat kabar si pembantu justru berencana jalan-jalan ke Singapura meski izin kerjanya sudah dicabut dan terkena larangan kerja. "Kalau dia tetap ngotot, maka tidak ada pilihan, polisi Singapura akan menciduknya dan memprosesnya secara hukum," ujar Wendy. Masyarakat Singapura di forum online mengutarakan rasa "jijik" dan kemarahan mereka mendengar kasus ini.

Turis Arab kerap lecehkan wanita pelayan di Bali



Tiga turis asal Arab Saudi memukul sopir taksi di Kuta Bali karena masalah ongkos. Diakui sejumlah pegawai hotel, turis asal Timur Tengah memang kerap membuat masalah. Kelakuan para turis ini sampai membuat pegawai hotel wanita ketakutan. Mereka kerap menggoda pelayan wanita yang masuk kamar untuk membersihkan kamar atau mengantarkan pesanan. "Kalau karyawan wanita tahu tamunya orang Arab suka minta diantar pegawai yang pria. Mereka ketakutan. Sering sekali turis Arab itu mau peluk atau menggoda pelayan wanita," kata Komang, petugas keamanan salah satu hotel berbintang di Bali saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (21/10). Kelakuan mereka di dalam kamar juga sering membuat tamu lain kesal. Mulai dari menyetel musik keras-keras hingga berteriak-teriak. "Kalau dikasih tahu, susahnya minta ampun. Kebanyakan arogan," kata Putu, satpam yang lain. Menurut Putu, tamu bule lebih beretika. Mereka jarang bikin ulah kecuali kalau mabuk berat. "Nah, kalau Arab ini nggak mabuk juga kelakuannya macam-macam saja," katanya. Dewi, seorang pelayan restoran cepat saji juga kesal dengan kelakuan turis Arab. Saat itu ada seorang turis pesan kentang goreng, si turis ini kemudian mau menyuapi pelayan restoran wanita. "Dia bilang come on baby, come on baby sambil mau memasukkan kentang itu ke mulut pelayan yang cewek. Nggak malu, kelakuannya norak sekali," kata Dewi.

Brunei akan berlakukan syariah Islam dalam hukum pidana



Sultan Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, kemarin mengumumkan penegakan syariah Islam dalam hukum pidana yang akan berlaku efektif pada tahun depan. Sultan Hassanal Bolkiah, 67 tahun, mengatakan bahwa syariah Islam itu akan diberlakukan mulai April tahun depan, dalam sebuah langkah untuk menjadikan Islam yang lebih konservatif, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (22/10). "Ini karena kebutuhan kita, bahwa Allah Yang Mahakuasa, dalam semua kemurahan hatiNya, telah menciptakan hukum bagi kita, sehingga kita dapat menggunakan hukum itu untuk mendapatkan keadilan," kata Sultan Hassanal Bolkiah, yang juga salah satu orang terkaya di dunia. Penguasa dari negara kaya minyak dengan populasi penduduk sekitar 400 ribu jiwa itu pada 1996 telah mengenalkan hukuman pidana syariah untuk pertama kalinya. Brunei sudah mempraktikkan sebuah produk hukum Islam yang relatif konservatif dibandingkan negara tetangga muslim mereka di kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia. Hampir 70 persen dari warga Brunei berasal dari etnis Melayu beragama Islam. Sementara sekitar 15 persen lainnya adalah warga non muslim dari etnis China, diikuti masyarakat adat dan kelompok lain. Penjualan dan konsumsi minuman beralkohol di depan umum dilarang dan kegiatan keagamaan lain dibatasi dengan ketat.

Kisah pembuat film anti-Islam yang jadi mualaf


Produser Film Fitna, sebuah film yang menghina Nabi Muhammad, dan pegiat anti- Islam asal Belanda, Arnoud Van Doorn, menjadi mualaf awal tahun ini. Dia bahkan melakukan ibadah haji untuk pertama kalinya kemarin. Dia mengatakan mendapat ketenangan setelah menjadi seorang muslim. Berita terkait dia menjadi seorang muslim menjadi gaung besar di media-media kala itu. Padahal dia seorang mantan wakil ketua Partai Bagi Kebebasan Belanda (PVV) pimpinan Geert Wilders, politisi Belanda terkenal dengan gerakan anti-Islam, seperti dilansir situs yjc.ir, Maret lalu. Namun, setelah mempelajari Islam, Doorn akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf. Dia bersyahadat di akun Twitter miliknya dengan menggunakan bahasa Arab dan mengejutkan semua orang. Doorn, 46 tahun, merupakan sosok yang sopan dan lembut. Dia percaya bahwa Islamofobia atau diskriminasi terhadap Islam dan kaum muslim di Eropa berasal dari media-media Barat dan upaya pemerintah untuk memperlihatkan citra Islam yang gelap. Dia bahkan mengatakan jika orang-orang di Eropa tahu betapa indah dan bijaksananya Islam, maka mereka semua pasti akan menjadi mualaf. Dalam sebuah wawancara dengan Kantor Berita Ma'an (MNA), Doorn menyatakan minatnya untuk melakukan perjalanan ke Iran dan negara- negara Islam lainnya. Dia menjelaskan bahwa dirinya berharap dapat melihat beberapa kota di Negeri Mullah itu, seperti Isfahan, Shiraz, dan Qum. "Saya telah mempelajari Alquran berdasarkan keingintahuan, yang saya mulai sekitar setahun lalu setelah saya meninggalkan PVV. Sebelum itu saya hanya mendengar cerita negatif tentang Islam. Semakin saya membaca juga Alquran, semakin saya yakin bahwa Islam adalah agama yang benar-benar indah dan bijaksana," kata Doorn. "Saya telah memiliki pendidikan agama sebagai seorang Kristen, jadi saya sudah memahami banyak nilai-nilai. Lebih mudah untuk dari seorang Kristen menjadi seorang muslim daripada dari seorang yang tidak memiliki kepercayaan, karena saya sudah mengenal hal-hal tentang para nabi, malaikat, dan ajaran yang diperlukan dalam agama apapun," lanjut dia. Doorn mengatakan sangat menyesal telah menghina Islam. "Semoga penyesalan, pertobatan, dan air mata saya dapat mencuci seluruh dosa saya," ujarnya usai melaksanakan ibadah haji, seperti dikutip situs Irib. Dia juga menyatakan sejak dirinya naik haji dan datang ke tanah suci telah menjadi hal terbaik dalam hidupnya. Dia mengaku merasa malu saat berada depan makam Nabi Muhammad. "Saya benar-benar berharap Allah mengampuni saya. Saya mempunyai salah besar telah menjelekkan Nabi Muhammad," ucap dia. Doorn menjadi salah satu dari 15 ribu mualaf Belanda tahun ini. Jumlah itu meningkat dari tahun lalu hanya Jumlah mualaf Belanda telah meningkat dari 12 ribu orang.

KPU Minta Migrant Care Sampaikan Data Lengkap


Jakarta - Terkait Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri (DPTLN) yang menurut Migrant Care masih jauh dari sempurna, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ferry Kurnia Rizkiyansyah meminta lembaga tersebut untuk memberikan data lengkap pemilih yang belum terdaftar, agar dapat dicatatkan namanya untuk kemudian ditelusuri kepada Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN). "Disampaikan saja nanti datanya dimana, biar kita klarifikasi ke teman-teman PPLN. Jadi bisa ditelusuri. Siapa tau di PPLN sudah masuk. Berdasarkan Daftar Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) WNI luar negeri yang dimiliki Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak mencapai 6,5 juta orang, hanya 4 juta orang saja. Sementara Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) luar negeri dari Kemenlu hanya 2,1 juta jiwa. DPTLN yang terhimpun tercatat sampai hari ini sebanyak 2.003.278 pemilih," ujarnya dalam diskusi "Menuju Penetapan DPT" di Kantor KPU, Mentang, Jakarta Pusat, Selasa (22/10). Sebelumnya, Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah mengatakan meski KPU sudah menaikkan jumlah pemilih di luar negeri, dari Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri (DPSLN) dari 1,9 juta menjadi 2,1 juta pada Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) namun menurutnya masih banyak warga yang belum tercatat dalam DPTLN. "Memang kami lihat ada upaya melengkapi data, kalau di DPS hanya nama dan pasport, di DPSHP diperbaiki dengan alamat, alamat rumah majikan tapi tidak ada upaya peningkatan kualitas. Hampir 60 persen buruh migran yang ada di luar negeri terancam tidak bisa memilih, karena KPU melalui Panitia Pemilihan Luar Negeri hanya mencatat 1,9 orang pemilih, sedangkan mereka ada 6,5 juta orang yang tersebar di banyak negara," jelasnya. Anis menambahkan 60 persen tersebut artinya sekitar 4,5 juta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri tidak dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 mendatang karena namanya tidak masuk dalam DPTLN. Menurut Anis, agak sulit bagi KPU dapat menemukan jutaan orang hanya dalam satu hari dan mencatatnya dalam DPTLN dimana penetapan DPT sendiri termasuk DPTLN dijadwalkan pada 23 Oktober 2014. Dikatakannya, 6,5 juta orang WNI yang tercatat di datanya diperoleh dari data dinamis, yaitu data penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI), data pengiriman uang, dan data kasus yang didokumentasikan oleh Migrant Care, termasuk dalam legalisasi di berbagai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Anis menjelaskan masalah data pemilih yang jumlahnya beragam ini karena tidak ada tanggung jawab dari para departemen yang terkait. Artinya, lanjut Anis, PPLN selama ini bekerja sendiri untuk bisa tetapkan DPTLN. Misalnya lembaga lain seperti Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Kemlu serta lembaga terkait. "Tidak banyak yang dilakukan kaitannya keterlibatan lembaga lain sehingga bisa validasi data pemilih dinamis buruh migran oleh PPLN bisa maksimal. Ada pertemuan antar lembaga tapi hanya formalitas," ucapnya. Melihat kesemrawutan ini, Anis berharap KPU tidak perlu serentak tetapkan DPTLN. Tapi melihat kesiapan negara-negara tertentu yg bisa dilihat validitasnya secara komprehensif. Lebih lanjut dikatakan, pihaknya juga tak melihat KPU juga memanfaatkan sosial media, untuk menjaring pemilih di luar negeri. Sementara Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menurutnya juga kurang maksimal dalam memantau dan memastikan penetapan DPTLN. "Pengawasannya masih lemah, saya tidak tahu apakah panwas terbentuk atau belum. Pemilu 2009, Panwas LN baru terbentuk tiga hari sebelum pemilu," paparnya. Penulis: A-25/FER Sumber: Suara Pembaruan

JANJI KOSONG BROKER TKI KE KOREA

Tudingan Mengarah ke Senayan
ANGGOTA DPR ARDY MUHAMMAD DIADUKAN KE BADAN KEHORMATAN.
KEDEKATANNYA DENGAN JUMHUR MEMBUAT FERRY JULIANTONO JUGA TERSERET.
Selepas sibuk berkampanye, Ardy Muhammad harus berurusan dengan Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat pada 16 April mendatang.
Gara-garanya, anggota Dewan asal Nusa Tenggara Barat yang kini mencalonkan diri kembali dalam pemilihan calon anggota legislatif ini diadukan ke badan terhormat itu.
Pengaduan datang dari Mochamad Arc han dan beberapa rekannya yang mewakili 498 calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Korea Selatan.Mereka menuding Ardy ikut terlibat dalam aksi penipuan program pengiriman tenaga kerja ke Negeri Ginseng.
Tudingan terhadap Ardy juga datang dari Abdullah Ali, Komisaris PT Mitra Munara Kencana Lestari, perusahaan yang merekrut para calon tenaga kerja Indonesia. Ia tak mau disalahkan sendirian. Karena itu, ia didampingi
kuasa hukumnya, Herman Dulaimi, melaporkan Ardy.
Menurut Ali, salah seorang wakil rakyat di Senayan itu telah mengingkari janjinya akan membantu memberangkatkan para calon tenaga kerja. Padahal, kata Ali, “Saya sudah menyerahkan uang Rp 1,1 miliar kepada Pak Ardy melalui stafnya, Fahmi, sebanyak 16 kali.”
Yang membikinnya tambah jengkel, Ardy bak sakti mandraguna. Ia sama sekali
tak tersentuh jerat hukum, sementara Ali dan kawan-kawan sudah divonis hakim pada Agustus 2008 dengan hukuman penjara 2-3 tahun. Hakim menilai
PT Mitra Munara bertanggung jawab penuh atas kasus dugaan penipuan pengiriman tenaga kerja ke Korea ini.
Ketua Badan Kehormatan Irsyad Sudiro menyatakan bakal segera memanggil Ardy begitu masa reses anggota Dewan berakhir, pertengahan bulan ini. “Kami akan meminta klarifikasi atas semua pengaduan itu kepada yang bersangkutan,” katanya kepada Tempo, Jumat lalu.
Kisruh ini menyeruak ketika para calon tenaga kerja Indonesia ke Korea mendatangi Markas Besar Kepolisian RI sejak awal tahun lalu. Sebanyak 604 calon tenaga kerja mengaku telah menjadi korban “penipuan” bisnis pengiriman jasa tenaga kerja ke Korea. Belasan miliar rupiah telah mereka gelontorkan.
Tak sudi menerima perlakuan itu, Mochamad Archan dan sejumlah rekannya,
mewakili 498 calon tenaga kerja, melaporkan kasus ini ke kepolisian pada awal 2008.
Pengaduan serupa datang dari Gunawan Johan, Ketua Paguyuban Persatuan Tenaga Kerja Wijaya Kusuma Cilacap, Jawa Tengah, yang mewakili 106 calon tenaga kerja, pada Maret lalu. Perusahaan yang diadukannya bernama PT Kosindo Pradipta, unit bisnis Kosgoro di bidang Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.
Berkat pengaduan Archan dkk itulah, kasus ini kemudian bergulir ke meja hijau. Yang menarik, pada salinan putusan Pengadilan Negeri Tangerang yang memvonis Abdullah Ali bersalah, diungkap pula jejak Ardy dalam kasus tersebut.
Di situ disebutkan bahwa Ardy bersama staf ahlinya, Fahmi, membentuk Yayasan Persada Nusantara Jaya pada 14 Agustus 2007. Dalam struktur organisasi, Ardy dan Fahmi masing-masing menjabat pembina dan ketua.
Masih menurut dokumen Pengadilan itu, Ardy ternyata telah menjalin hubungan
dengan Imron Haji Tavadjio, Direktur Utama PT Mitra Maju Mulyo Lestari.
Mulyo Lestari.
Perusahaan yang telah bertahun-tahun merekrut calon tenaga kerja untuk diberangkatkan ke berbagai negara inilah yang kabarnya semula “dimintai tolong” oleh Ardy untuk menyiapkan calon tenaga kerja Indonesia ke Korea.
Dalam perjalanannya, Imron ternyata terjerat utang kepada Abdullah Ali. Untuk
menyelesaikan urusan utang-piutang itulah, ia kemudian mengalihkan proyek “pesanan” Ardy tersebut kepada PT Mitra Munara Kencana Lestari, yang dibentuk bersama oleh Imron dan Ali.
Di perusahaan ini, Imron dan Ali duduk sebagai komisaris. Sedangkan posisi direktur utama dipercayakan kepada Ade Rully Agustina, putri Ali.
Meski belum memiliki Surat Izin Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia dan tidak menerima penunjukan dari pemerintah untuk pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Korea Selatan, PT Mitra Munara berhasil menjaring 498 calon tenaga kerja, termasuk limpahan dari PT Mitra Maju. Biaya yang dikenakan kepada para calon tenaga kerja sebesar Rp 35-60 juta.
Archan, misalnya, mengaku harus menyetor Rp 52 juta agar bisa bekerja di Korea.
“Saya dijanjikan bakal mendapat gaji Rp 20 juta per bulan untuk menjadi operator di pabrik,” ujar sarjana ekonomi dari Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, ini.
Kenyataannya, angan-angannya baru sebatas mimpi. Ia kini malah harus bekerja serabutan untuk mencari nafkah. Padahal, sebelumnya, Archan sudah bekerja di sebuah lembaga pembiayaan kredit di Malang dengan gaji memadai.
Besarnya ongkos untuk bekerja di Korea antara lain digunakan untuk memberikan pelatihan keterampilan dan kemampuan berbahasa Korea. Nah, dalam soal ini, PT Mitra Munara menjalin kerja sama dengan Yayasan Persada milik Ardy.
Kerja sama juga mencakup upaya yayasan menjembatani pemberangkatan tenaga kerja Indonesia ke Korea.
Keterlibatan Yayasan Persada diakui Fahmi di persidangan. “Saya sudah mengadakan kerja sama dengan pengusaha Korea,” ujar staf Ardy itu. Lewat kerja sama tersebut, pengusaha Korea yang diketahui bernama Jo Yeon-sub akan mencarikan peluang kerja bagi para calon tenaga kerja di sana. Untuk keperluan itu, Fahmi mengaku telah menyerahkan duit Rp 500 juta yang diterimanya dari PT Mitra Munara kepada Yeon Sub.
Yeon Sub pun pernah menyurati Ardy agar segera mengeluarkan rekomendasi
program pengiriman tenaga kerja ke BNP2TKI bagi 498 calon TKI yang sudah
terdaftar di 266 perusahaan di Korea.
Masalahnya, ya, itu tadi, para calon tenaga kerja Indonesia tak kunjung bisa berangkat ke Korea karena ternyata pengiriman tenaga kerja ke sana
harus dalam skema kerja sama antarpemerintah alias G to G, bukan melibatkan pihak swasta.
Untuk mencari jalan keluar, Imron dan Ade Rully kemudian meminta bantuan
Ferry Joko Juliantono, yang dikenal punya hubungan dekat dengan Kepala
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) M. Jumhur Hidayat.
Kepada polisi yang memeriksanya pada 11 Februari 2008, Ferry mengaku telah menerima uang Rp 250 juta dari Imron dan Ade Rully. Sekitar Rp 50 juta ia gunakan untuk pergi ke Korea guna mengetahui mekanisme pemasaran tenaga kerja Indonesia ke Korea. “Tapi hasilnya tetap harus G to G,” kata Ferry.
Ia lantas mengembalikan sisa uang Rp 200 juta yang diterimanya.
Ferry juga tak menampik jika dikatakan pertemanannya dengan Jumhurlah yang membuat dirinya dimintai bantuan untuk menyelesaikan masalah ini. “Ya, mungkin karena Sdr. Imron dekat dengan Sdr. Jumhur,” katanya dalam berita acara pemeriksaan polisi.
Di situ dia juga mengaku bahwa perkenalannya dengan Imron bermula pada April 2007 dalam acara kunjungan BNP2TKI ke Korea. “Saya waktu itu diajak
oleh Sdr. Jumhur,” kata Ferry.
Saat dihubungi pada 29 Maret malam lalu, Ferry, yang tengah menjalani tahanan kota karena didakwa menjadi provokator unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak, membenarkan isi berita acara pemeriksaan polisi tersebut. Jumhur pun tak menampik soal kedekatannya dengan Ferry. “Ya, dia memang temen gue, sama-sama orang pergerakan,” kata Jumhur.
Meski begitu, Ferry menegaskan tidak pernah memberi janji apa pun kepada Imron. “Lagi pula saya sudah mengembalikan semua uang itu,” ujarnya. Selebihnya, Ferry mengaku sudah lupa perihal kasus tersebut.
Ardy juga menepis semua tudingan yang diarahkan kepadanya. Ia menampik
ketika disebut telah meneken surat tertanggal 27 Februari 2007 yang meminta
para calon tenaga kerja Indonesia berangkat ke Jakarta untuk mempersiapkan
keberangkatan ke Korea.
Saat ditemui di kantor PNI Marhaenisme di Jalan Gudang Peluru, Tebet, Jakarta, ia balik menuding Abdullah Ali telah memalsukan tanda tangannya. Ia pun mengaku tak pernah memiliki kop surat saat dirinya duduk di Komisi IX DPR, yang membidangi urusan ketenagakerjaan.
“Semua itu palsu dan dipalsukan. Begitu selesai mereka dipenjara, akan saya adukan ke polisi,” Wakil Ketua Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi Indonesia
itu mengancam.
Soal tuduhan menerima uang, lelaki kelahiran Ujung Pandang, 13 Oktober 1949 ini pun tak gentar. Ia meminta si penuduh menunjukkan kuitansi, tanda terima, atau bukti transfer. “Demi Allah, demi Tuhan, biar tak selamat kalau saya ambil uang dari TKI,” ujarnya. “Semua itu fitnah!” ●
Mereka Bersaksi tentang Ardy
Pengadilan Negeri Tangerang telah menghukum direksi dan komisaris PT Mitra Munara Kencana Lestari serta pengurus Yayasan Persada Nusantara. Hanya Ardy Muhammad, pembina Yayasan itu, yang lolos dari jerat hukum. Padahal anggota Komisi Ketenagakerjaan Dewan Perwakilan Rakyat ini disebut-sebut telah menerima duit Rp 1,1 miliar dari PT Mitra Munara, yang merekrut para calon tenaga kerja ke Korea. Inilah sejumlah kesaksian tentang jejak Ardy yang terungkap di persidangan.
selengkapnya

Ini Penyebab Kekacauan DPT (daftar pemilih tetap) Luar Negeri

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menilai, kekacauan daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN) disebabkan panitia pemilihan luar negeri (PPLN) hanya bekerja sendiri saat memutakhirkan daftar pemilih. Sedangkan, lembaga terkait melepas tanggung jawabnya. "Tidak adanya satu tanggung jawab dari para departemen yang terkait. Bagaimana PPLN selama ini bekerja sendiri untuk menetapkan DPT? Padahal ada lembaga lain," ujar Anis di KPU, Jakarta, Selasa (22/10/2013). Ia mencontohkan, lembaga terkait yang dimaksudnya adalah Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Dia mengatakan, semestinya sinergi dapat dilakukan antara PPLN dengan BNP2TKI dan Ditjen Imigrasi, terutama terkait data perpindahan buruh migran. "(Koordinasi) itu tidak banyak dilakukan. Ada pertemuan, tapi hanya formalitas," ujar Anis. Selain mengkritisi kurangnya koordinasi antarpara pemangku kepentingan, Anis mengatakan, kelemahan penetapan DPT juga disebabkan KPU tidak memanfaatkan media sosial untuk menjaring pemilih di luar negeri. Dia melansir, sekitar 4,5 juta warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri tidak dapat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 mendatang karena namanya tidak masuk dalam DPTLN. "Hampir 60 persen buruh migran yang ada di luar negeri terancam tidak bisa memilih, karena KPU memalui PPLN hanya mencatat 1,9 orang pemilih, sedangkan mereka ada 6,5 juta orang yang tersebar di banyak negara," ujarnya. Ia mengatakan, mustahil bagi KPU dapat menemukan jutaan orang hanya dalam satu hari dan mencatatnya dalam DPTLN. Pasalnya, penetapan DPT dilaksanakan Rabu (23/10/2013). Dikatakannya, 6,5 juta orang WNI yang tercatat di datanya diperoleh dari data dinamis, yaitu data penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI), data pengiriman uang, dan data kasus yang didokumentasikan oleh Migrant Care, termasuk dalam legalisasi di berbagai KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia. Penulis: Deytri Robekka Aritonang Editor: Hindra Liauw

Malaysia Buka Layanan Pengurusan Dokumen TKI Ilegal

JAKARTA - Kabar gembira bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di Malaysia. Sejak Senin (21/10) kemarin pemerintah Diraja Malaysia resmi membuka pelayanan pengurusan dokumen bagi TKI yang belum punya dokumen resmi karena tergolong Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI). Hal ini merupakan buah dari kerjasama pemerintah Indonesia- Malaysia melalui Program Khas Pengurusan PATI (PKPP) yang bertujuan untuk meningkatkan status ketenagakerjaan TKI illegal yang bekerja di negeri jiran itu menjadi tenaga kerja legal. Program ini dijalankan hingga 20 Januari 2014 mendatang. Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga kerja (Binapenta) Kemnakertrans, Reyna Usman, mengatakan, lewat program PKPP ini kedua negara sepakat memberikan kesempatan kepada TKI dan majikan untuk melakukan penyempurnaan dokumen demi legalitas para pahlawan devisa itu. "Waktu bagi majikan dan TKI untuk melengkapi dokumen kerja agar menjadi TKI yang legal harus dimanfaatkan secara optimal oleh TKI yang bekerja di Malaysia," kata Reyna di Jakarta, Selasa (22/10). Program PKPP ini merupakan salah satu hasil hasil pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar dan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Dato Seri Ahmad Zahid bin Hamidi di Putrajaya, Malaysia pada Kamis (26/9) lalu. Kedua pemerintahan telah sepakat untuk bersama- sama mencari jalan keluar perbaikan sistem penempatan dan perlindungan TKI. “Berdasarkan laporan, KBRI Kuala Lumpur telah membuka layanan dengan menyiapkan ruang aula kapasitas 400 orang untuk memberi layanan kepada PATI untuk melakukan pengurusan dokumen. Tapi sampai tadi pagi belum ada satupun PATI Indonesia yang memanfaatkan kesempatan tersebut," kata Reyna. Reyna juga mengingatkan agar para TKI dalam pengurusan dokumen tersebut tidak tertipu bujuk rayu para agen ilegal yang mengaku bisa menguruskan dokumentasi dan izin kerja di Malaysia. Ia mengingatkan bahwa untuk bekerja di Malaysia harus memiliki majikan. Selanjutnya, para majikan tersebut diminta untuk mengajukan kontrak kerja ke KBRI. Saat ini, WNI/TKI ilegal yang telah mendaftarkan diri ke perwakilan RI sebanyak 348.301 orang. Dari jumlah itu yang telah diberikan pemutihan oleh pemerintah Malaysia sebanyak 201.237 orang, sedangkan sisanya sebanyak 147.064 orang belum mendapatkan pemutihan karena harus melengkapi dokumen kerjanya.(fat/jpnn)

TKI Asal Lampung Dianiaya Selama 6 Tahun di Jordania



Laporan Wartawan Tribun Lampung Noval Andriansyah TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Enam tahun lamanya tidak pernah mendapatkan kabar dari sang anak, sekitar dua minggu lalu Siti Aminah (55) menerima sepucuk surat dari menantunya yang ternyata merupakan surat dari Astuti (35), yang tak lain merupakan anak kandungnya. Yang mengejutkan adalah surat tersebut terkirim dari Amman, Jordan. Awal kisah, Tuti, panggilan akrab Astuti, sejak 2007 lalu menghilang entah kemana. Menurut penuturan sang ibu, Tuti jarang sekali berkunjung ke kediamannya terutama setelah menikah dengan seorang pria bernama Edi. Tuti, merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara hasil dari buah cinta Siti Aminah dan Darusman (alm). Berdasarkan penuturan Siti, Tuti tidak menyelesaikan sekolahnya pada saat kelas tiga SD. "Sehari-hari dia berkerja sebagai buruh cuci di sekitar sini (Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Tanjungkarang Timur). Dia (Tuti) juga sudah mempunyai tiga anak Edo (7), Firdaus (9), Bella (5)," ujar Siti saat ditemui di kediamannya di Jalan Adi Sucipto Gang Tanggamus Sentosa I Nomor 32 Lingkungan I RT 005 Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, pekan lalu. Setelah kedatangan surat tersebut, barulah Siti tahu bahwa kepergian Tuti ke Amman, Jordan untuk menjadi seorang tenaga kerja (TKI). Setelah Siti membaca isi surat tersebut, hatinya terenyuh. Bagaimana tidak, di dalam isi surat tersebut, Tuti seolah merintih meminta pertolongan karena penyiksaan yang dilakukan oleh sang majikan. Tidak hanya sekedar dipukuli, terus Siti, Tuti juga dipekerjakan secara tidak layak dan tidak digaji selama enam tahun itu. "Yang pasti dia (Tuti) menulis disini (surat) kalau dia meminta pertolongan dan ingin segera pulang karena tidak tahan dengan kekerasan yang dilakukan majikan dia," ucap Siti disertai derai air mata karena mengingat anaknya. Siti mengetahui bahwa Tuti berada di Jordan berdasarkan alamat yang ada di surat tersebut. Alamat yang tertulis: Redwan ALS Madi PO BOX 962 196 Sport City, Amman, Jordan. Siti berharap, ada yang bisa membatu anaknya untuk kembali ke rumahnya. "Paling tidak dia bisa pulang dulu ke Indonesia, terus baru pulang ke sini (rumah Siti)," kata Siti. Sementara itu, Febrianda (28) Ketua Bidang Advokasi Ikatan Pemuda Pemudi Peduli Layanan Publik (IPPLP) Bandar Lampung, yang merupakan binaan Pusbbik Bandar Lampung, turut membantu Siti dalam mencari kejelasan dimana keberadaan Tuti, mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan penelusuran ke beberapa instansi terkait, namun belum mendapatkan hasil. "Yang membuat kita berat adalah tidak adanya dokumen- dokumen yang menyatakan bahwa Tuti ini berangkat sebagai TKI. Dugaan kita sementara ini dia (Tuti) pergi menggunakan paspor pelancong atau dia (Tuti) ini terkena trafficking," ujar Febri di tempat yang sama. Dijelaskan Febri, pihaknya sudah mencoba melakukan pengaduan di kepolisian, namun tidak bisa di proses. Pasalnya, tidak ada dokumen-dokumen tersebut. Ditambahkan Febri, pihaknya sudah menelusuri sampai mendapatkan orang yang mengantar Tuti. "Jadi ada yang namanya Laila. Nah, dia (Laila) ini yang membawa Tuti ke PT Lapindo (penyalur TKI). Tapi setelah kita ketemu, si Laila ini mengaku tidak membawa, dirinya hanya mengantar saja, katanya. Kita telusuri juga PT Lapindo ini tapi ternyata sudah tidak ada. Kabarnya sudah tutup (PT Lapindo)," beber Febri. Sementara itu, Laila yang coba dihubungi Tribun Lampung, tidak merespon telepon maupun pesan singkat yang dikirimkan. Meski aktif nomer ponselnya, tetapi tidak ada jawaban dari Laila.
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG

Tuesday, October 22, 2013

Air Zamzam Berbeda dengan Air Biasa Kala Dilihat Lewat X-Ray


Jeddah - Air zamzam yang berasal dari sumber mata air yang berada di Mekkah berbeda dengan air biasa. Air ini, bila dilihat dari mesin X-Ray memiliki tampilan berbeda. "Kalau dilihat tampilannya berwarna hitam, sedang air biasa atau cairan lain berwarna orange," kata Coordinator X- Ray Garuda, Tarmidi di Jeddah, Arab Saudi, Senin (21/10/2013). Dengan tampilan itu, akan sangat mudah dikenali kala dilihat lewat X-Ray. "Mungkin karena Air Zamzam ini banyak mengandung mineral ya. Ya ini kelebihannya, kuasa Allah," jelas Tarmidi. Air zamzam yang di Alquran ditemukan mata airnya oleh Siti Hajar dan putranya Ismail ini memang oleh-oleh favorit para jamaah. Banyak jamaah yang menyelundupkan zamzam ini di botol atau jerigen dan dimasukkan ke koper bagasi mereka. Pihak Garuda menyortir barang bawaan itu, Zamzam diberikan di embarkasi tempat para jamaah berasal. Masing-masing mendapat 5 liter. Para jamaah haji diimbau tak membawa zamzam terkait aturan keselamatan penerbangan. Dikhawatirkan botol atau jerigen bocor, karena zamzam dikemas dalam paket tersendiri. "Dua hari melakukan pemeriksaan kita amankan 2 ton zamzam. Tahun lalu selama kepulangan haji, kita amankan 9 ton," tutur Tarmidi.
detiknews
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung