http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Thursday, March 6, 2014

Pemalsu Ijazah TKI dan Caleg Dibekuk

Metrotvnews.com, Pontianak:
Polda Kalimantan Barat
menangkap dua pemalsu
dokumen kependudukan seperti
ijazah. Keduanya menerima
orderan dari TKI dan calon
anggota legislatif. Jaringannya
terus dikejar. Sebab, dokumen
palsu ini berdampak kepada
kepemilikan dan status.
"Kebanyakan untuk TKI. Ini
berdampak pada nasib TKI kita
di luar negeri. Umur bisa
dipalsukan, ijazah juga," cetus
Direktur Reserse Kriminal Umum
Polda Kalbar Kombes Rudi
Hartono, Kamis (6/2).
Dua tersangka itu adalah Edy
Junaedi,44, pembuat dokumen-
dokumen bodong; dan Riki,35,
makelar dokumen itu. Mereka
ditangkap jajaran Direskrimum
Polda Kalbar di rumah pelaku, di
Jl Sultan Hamid II Komplek
Gerbang Permata Sari Asri No. G
12, Pontianak Timur, Kalbar,
Selasa (4/3).
Rudi menjelaskan, Edy memiliki
peran sebagai pemalsu beberapa
jenis dokumen kependudukan.
Dari yang sudah diakuinya, Edy
memalsukan Kartu Keluarga,
Akta Kelahiran, dan KTP untuk
wilayah Kalbar, Kalteng, DKI
Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali,
Sumatra, Sulawesi, Papua,
Maluku, NTT, NTB; SKCK dan
Akte Cerai untuk wilayah yang
belum teridentifikasi; serta Akte
Nikah wilayah Kalbar dan Pulau
Jawa.
"Buku Nikahnya, yang
bersangkutan mengisi sendiri,"
ucap dia.
Selain itu, ada pula pemalsuan
Ijasah SMP dan SMA. Dokumen
ini disinyalir sudah dipesan TKI
dan beberapa calon anggota
legislatif lokal untuk
meloloskannya dari persyaratan
administrasi minimal. Meski
begitu, Rudi enggan menyebut
nama-nama caleg itu.
"Nanti kita malah ikutan black
campaign," selorohnya.
Digarap pula pemalsuan BPKB
wilayah Kalbar; STNK sepeda
motor dan mobil untuk wilayah
Kota Pontianak dan Kubu Raya,
Kalimantan Barat; SIM C, A, dan
A Umum, B1 dan B1 Umum, B2
dan B2 Umum. Rudi mengaku
masih mendalami keterkaitannya
dengan pelaku curanmor.
Lebih gawat lagi, sambungnya,
ada pemalsuan Sertifikat Tanah
di wilayah Kota Pontianak. Jika
pemalsuan ini dibiarkan, ini
rentan terhadap sengketa tanah.
Mekanisme pemesanan
dokumen-dokumen palsu itu,
jelas Rudi, didahului dengan
pesanan. Peminat, katanya, mesti
memesan dulu lewat Riki. Baru
kemudian Riki menghubungi Edy
untuk membuat dokumen sesui
pesanan.
Tarifnya, ungkap dia, sangat
terjangkau. Untuk memesan
ijasah bodong, masyarakat cukup
mengeluarkan Rp 100 ribu, BPKB
Rp 500 ribu, STNK Rp 100 ribu,
SIM Rp 100 ribu, KK Rp 50 ribu,
KTP Rp 50 ribu, Akte Kelahiran
Rp 50 ribu, Akte Nikah Rp 100
ribu, Buku Nikah Rp 150 ribu,
Sertifikat Tanah Rp 300 ribu, dan
SKCK Rp 50 ribu.
"Uang tersebut adalah harga
untuk Riki (dari Edy). Sedangkan
(tarif) Riki kepada pemesan tidak
tahu berapa," sambung Rudi.
Modus pemalsuan dokumen-
dokumen itu, Rudi menjelaskan,
ada beberapa jenis. Pertama,
pelaku membeli blangko asli
sebagian dokumen itu dari
seseorang bernama Ika, di
Sungai Adong, Kubu Raya,
Kalbar. Pelaku sendiri tidak tahu
darimana Ika mendapat blanko
asli itu.
"Tersangka mengisi blangko asli
kemudian diisi datanya," ujar dia.
Jika tidak ada blanko asli, Edy
terbiasa mencetak sendiri blanko
asli tapi palsu. Dokumen itu bisa
diisi sendiri oleh pelaku, atau
juga diserahkan kepada Riki
untuk kemudian pemesan
mengisi sendiri dokumennya.
Setiap pesanan dari Riki, Edy
langsung menerima pembayaran
sesuai harga yang
ditentukannya," imbuh dia.
Kepada polisi, pelaku mengaku
sudah beroperasi selama tiga
tahun. Omset per bulannya
mencapai Rp1,5 juta.
Dari penggerebekan rumah
pelaku, kata Rudi, pihaknya
sudah menyita sejumlah
dokumen bodong. Yakni, kartu
akta nikah, Cap "Untuk Duda"
dan "Untuk Janda", akta
kelahiran cetakan lama dan
baru, akta perkawinan, KTP,
Kartu Keluarga, notice Pajak,
STNK, hologram dokumen Akta
Kelahiran dan SIM, BPKB, Kartu
SIM A dan C Polresta Pontianak,
blangko SKCK.
Ditambahkannya, adapula
sertifikat tanah, Segel Sertifikat
Hak Milik dari Badan Pertahanan
Nasional, materai asli. Selain itu
ada plastik laminating KTP,
laminating dop, alat cetak
(pemindai atau scanner, tiga
printer, dan tiga komputer), alat
press laminating KTP, alat
pemotong kertas, serta alat
untuk memotong KTP.
"Edy Junaedi dan Riki serta
barang bukti diamankan di Dit
Reskrimum (Polda Kalbar) untuk
proses penyidikan lebih lanjut,"
tandasnya. (Arif Hulwan)
metrotvnews.com

Rusuh di Jeddah, TKI Minta Segera Dipulangkan


Jakarta - Direktur
Migrant Care, Anis Hidayah,
mengatakan tenaga kerja Indonesia
yang berada di pusat penahanan
Al-Shemaisi, Jeddah, Arab Saudi,
masih menunggu untuk
dipulangkan. Mereka mendesak
untuk segera dikembalikan ke
Indonesia. "Jumlahnya sekitar 600-
an orang," kata Anis saat
dihubungi, Rabu, 5 Maret 2014.
Jumlah tersebut merupakan sisa
dari 12 ribu orang TKI yang
sebelumnya tinggal di sana. Anis
belum tahu kapan pastinya
sejumlah TKI tersebut akan
dipulangkan. Hanya saja, kata Anis,
mereka meminta untuk segera
dikembalikan ke tanah air.
Juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Robert Matheus Michel
Tene, memastikan tidak ada
korban dari pihak warga negara
Indonesia dalam kerusuhan di
pusat penahanan Al-Shemaisi,
Jeddah. "Kami akan terus
berkoordinasi dengan perwakilan
Indonesia di sana," kata dia.
Pada Ahad malam lalu, sejumlah
pekerja asing terlibat kerusuhan
dengan penjaga keamanan di
pusat penahanan Al-Shemaisi,
Jeddah. Akibatnya, satu pekerja
asing meninggal dan sembilan
orang terluka.
Juru bicara kepolisian Mekkah,
Komandan Ati al-Qurashi,
mengatakan para tahanan
berusaha menimbulkan kekacauan.
"Polisi pun terpaksa turun tangan,
sehingga meenimbulkan korban
tewas dan luka dalam usaha
pengamanan," kata al-Qurashi
seperti yang dikutip Al-Jazeera,
Senin, 3 Maret 2014.
Namun, Al-Quraishi tak mau
menjelaskan penyebab kerusuhan
dan bagaimana kejadian detilnya.
Bahkan al-Qurashi tidak
menyebutkan nama serta
kebangsaan korban tewas atau
yang terluka. Al-Qurashi hanya
bilang, "kericuhan terjadi kala
pekerja asing menanti proses
deportasi."
AMRI MAHBUB
TEMPO.CO

Banyak TKI Yang Stres Di Penampungan Saudi

Kerusuhan di tempat penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) overstayer di Jeddah, Arab Saudi pekan lalu, menandakan penanganan dari pemerintah Indonesia masih minim. Seharusnya, pihak pemerintah bisa mencegah hal itu terjadi.
Hal itu diungkapkan Direktur Mi­grant Care Anis Hidayah ke­padaRakyat Merdekadi Ja­karta, kemarin. Menurutnya, hal itu terjadi karena lambatnya peme­rintah dalam melakukan pemu­langan TKI overstayer. Padahal, para TKI sudah berada di penam­pungan sejak November 2013.
“Dalam kejadian ini penanga­nan pemerintah antiklimaks. Pe­merintah sangat lambat mela­kukan penanganan dan tidak mem­perdulikan nasib rakyatnya. Para TKI dibiarkan menunggu tan­pa kejelasan kapan akan dipu­langkan ke Indonesia,” kata Anis.
Akibatnya, kata Anis, mayo­ritas TKI di penampungan me­nga­lami stres berat, karena terlalu la­ma mendekam di tempat pe­nam­pungan. Seharusnya, peme­rintah segera memulangkan TKI yang berada di penahanan. Ka­rena, mereka sudah tidak mem­punyai akses untuk men­dapatkan pekerjaan dan kembali ke Tanah Air. Bahkan, untuk mendapatkan keduanya mereka dipersulit dan diabaikan.
Menurutnya, peristiwa kerusu­han ini harus dijadikan pelajaran bagi pemerintah untuk mengeva­luasi pengiriman TKI ke Arab Sau­di. Selain itu, harus bisa mela­yani warga negaranya yang men­cari nafkah di luar negeri dan memberikan kemudahan jika ada yang ingin kembali ke Tanah Air.
“Harusnya Pemerintah ber­benah diri. Jangan terus menerus mela­kukan pengiriman TKI ke Arab Saudi, kecuali semua TKI yang di Saudi terbebas dari masa­lah. Akan tetapi, Pemerintah tidak me­lihat ke arah itu. Hanya me­mentingkan devisanya saja, tanpa memberikan perlindungan yang maksimal,” tudingnya.
Berdasarkan info dari Migrant Care, sudah ada dari para relawan yang menangani para TKI. Na­mun, pihaknya belum terlihat ada perwa­kilan pemerintah yang ikut men­dampingi. “Jangan mentang-men­tang tidak ada korban peme­rintah jadi terkesan setengah hati. Perlakuan pemerintah harus adil dan tidak memandang ada korban atau tidak,” tuturnya.
Aktivis LSM Perlindungan Buruh Migran Lily Pujiati me­nyatakan, untuk melakukan pemulangan TKI Overstayer tidaklah sulit. Menurutnya, asal­kan ada koordinasi yang baik an­tara Kemenlu dan KJRI, pena­nganan TKI akan lebih mudah. Sayangnya, selama ini koordinasi keduanya kacau balau dan tumpang tindih dalam melaksa­nakan tugasnya.
“Pemerintah melalui Kemenlu harus bisa melakukan pemula­ngan. Karena memang sudah tu­gas dari Kemenlu dan sudah ada anggarannya untuk memulang­kan TKI. Kalau memang tidak bisa berarti power dalam diplo­masi masih lemah,” ungkapnya.
Lily menyebut, masalah yang dihadapi TKI itu selalu sama. Diantaranya, na­ma seorang TKI tidak sama ke­tika be­rangkat dan pulang, sehingga pas­pornya tidak dapat dilacak dan sulit pulang. Lalu ada pengenaan denda ter­hadap War­ga Negara Asing (WNA) di Arab yang melebihi batas izin tinggal.
Lily menyarankan, agar masa­lah serupa tidak terulang lagi. TKI yang akan bekerja kembali ke Arab dan negara penempan lainnya. Harus diproses dengan benar. Pertama, mulai dari proses pemenuhan dokumen resmi. Ka­re­na banyak yang tidak ber­do­kumen resmi. Kedua, kemam­puan individu harus dilatih. Keti­ga harus mengetahui negara pe­nempatan dan budayanya.
Sebelum­nya, telah terjadi kerusuhan di Tarhil Shumaysi, Jeddah, Arab Saudi, sebuah lo­kasi penam­pung­an TKI yang akan dipulangkan ke negara asal­nya pada hari minggu pekan lalu. Satu orang dilaporkan tewas dan sembilan lainnya luka-luka. Akan tetapi, belum diketa­hui negara asal para korban.
Berdasarkan data Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah per 21 Januari lalu, sekitar 1.400 buruh migran yang masih ditampung di Shumaysi. Mereka semua sedang menunggu doku­men deportasi untuk dipulangkan ke Indonesia. Jumlah tersebut ter­masuk ribuan warga negara In­donesia yang melampaui batas izin tinggal resmi(overstayers).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene mengata­kan, tidak ada WNI yang men­ja­di kor­ban dan terlibat dalam ke­ja­­dian ter­sebut. “Informasi yang kami pe­roleh tidak ada korban. Kami akan te­rus berkoordinasi dengan perwa­kilan Indonesia,” ujarnya.
Tene menambahkan, KJRI su­dah memberi arahan kepada para TKI agar tertib menunggu gi­­liran dipulangkan. Selama be­rada di Shumaysi, segala kebu­tuhan TKI overstayer ditanggung penuh pemerintah Arab Saudi. Sebab, fasilitas Shumaysi dan kebijakan deportasi buat buruh migran overstay merupakan kebi­jakan Arab Saudi.
Mental Siswa & Guru Rawan Terganggu ...
Ujian Nasional Dikawal 30 Ribu Polisi
Pelaksanaan Ujian Na­sio­­nal (UN) pada tahun ini kembali akan dikawal aparat ke­polisian. Hal ini semakin mem­pertegas bah­wa pelaksa­naan UN tak ubah­nya seperti kondisi berba­haya. Padahal, UN adalah kegia­tan evaluasi atas hasil belajar siswa selama me­nem­puh satu jenjang pendidikan.
Sekjen Federasi Guru Inde­penden Indonesia (FGII) Iwan Hermawan, melihat pelibatan aparat kepolisian sudah mem­pertegas bahwa UN adalah se­buah kondisi yang darurat. “Ini adalah situasi darurat untuk pen­didikan nasional yang bera­wal dari ketidakpercayaan pe­me­rintah kepada guru,” katanya saat dikontakRakyat Merdeka, kemarin.
Pelibatan polisi juga menan­dakan pelaksanaan UN tidak aman. “Ketika siswa se­dang UN, pengawalan dari po­lisi akan membawa dampak psi­kologis bagi siswa, dimana sis­wa diintimidasi melalui ke­ha­diran polisi, baik itu keha­diran polisi berseragam mau­pun mobil polisi di lingkungan se­kolah,” katanya.
Iwan mengaku, prihatin kare­na saat pelaksanaan UN, para siswa, guru, dan pengawas di­ang­gap sebagai orang jahat sehingga harus diawasi polisi. “Padahal secara teknis UN juga diawasi oleh perguruan tinggi,” imbuhnya.
Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai, pengawa­lan ketat aparat kepolisian da­lam pelaksanaan ujian nasional terlalu berlebihan. “Kalau prin­sipnya menjaga kerahasiaan, polisi sebaiknya ditempatkan pa­da beberapa titik dalam dis­tribusi logistik UN, tapi tidak bo­leh keluyuran di sekolah-se­kolah,” katanya.
Dia menilai pengawalan ketat kepolisian menunjukkan pemerintah gagal membangun sistem pendidikan yang man­diri dan juga pelaksanaan UN yang bermutu. “Yang harus di­ta­ngani itu bagaimana modus-modus pelanggaran dan kecu­rangan dalam UN harus dihu­kum,” ujarnya.
Doni juga mengusulkan agar pe­merintah membuat me­kanis­me pelaporan terkait pelang­garan dan kecurangan dalam UN.
Setidaknya bakal ada 30 ribu personel polisi yang terlibat dalam penjagaan UN 2014. mengawasi di percetakan, mengawal pendistribusian, dan menjaga di gudang-gudang panitia provinsi.
Rakyat Belum Nikmati Potensi Bisnis Kelautan
Himitekindo Minta Mahasiswa Terlibat
Ketua Dewan Pakar Himpu­nan Mahasiswa Ilmu dan Tek­nologi Kelautan Indonesia (Hi­mi­te­kindo) Badarudding Andi Picunang meminta mahasiswa terlibat aktif dan menjadi garda ter­depan dalam memanfaatkan potensi kelautan Indonesia. Men­urutnya, potensi laut harus di­mak­simalkan untuk kemas­la­hatan rakyat.
“Kita patut berbangga karena Kementerian Kelautan dan Pe­rikanan telah mendesain pro­gram yang menurut saya inilah yang kita butuhkan untuk men­jadi negara maritim dan negara yang kuat, Jadi jangan selalu ber­pikir daratan. Sumber daya alam kelautan kita sangat kaya dan belum dimanfaatkan,” kata Badarudding dalam Simposium Nasional Kelautan Himitekindo di Universitas Padjajaran (Un­pad), Bandung, kemarin.
Badar menilai, program Blue Economy dari pemerintah tidak bisa hanya dilaksanakan secara teoritis, karena pro­gram inilah yang dapat men­jadikan Indo­nesia negara mari­tim yang sesung­guhnya.
Lebih jauh Badar yang meru­pakan inisiator berdirinya Hi­mitekindo mengungkapkan, ke­bahagiaannya karena Himite­kin­do sudah menjadi organisasi yang besar dan telah tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Kondisi ini, diperkirakannya, akan menjadi modal besar un­tuk kemajuan Ilmu dan Tek­nologi kelautan Indonesia.
Badar menambahkan, Himi­te­kindo merupakan inisiator berdirinya Kementerian Kelau­tan dan Perikanan yang diben­tuk de­ngan tujuan pengem­ba­ng­an Il­mu dan Teknologi Ke­lautan demi terwujudnya ma­syarakat adil dan makmur. “Pa­da saat ka­mi ru­mus­kan Himi­tekindo ini ka­mi me­re­komen­da­si­kan untuk dibuat de­parte­men khusus untuk kelau­tan, dan Alhamdulillah saat Gus­dur menjadi Presiden ke­ingi­­nan ka­mi ini dapat tercapai,” ujar Ca­leg Partai Golkar untuk dae­rah pemilihan DKI Jakarta III ini.
Turut hadir dalam Simpo­sium Nasional Kelautan ini Men­teri KKP Syarif Cicip Su­tartjo dan perwakilan mahaiswa kelautan dari 20 universitas. *** sumber RMOL

Delapan Puluh TKI Berhasil Diselamatkan dari Suriah

Masih ada sekitar 3.000 TKI lagi yang ada di tengah perang Suriah.

Situasi kota Homs, Suriah
Sebanyak 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) berhasil dipulangkan dari Suriah di tengah gejolak perang di negara Timur Tengah itu. Puluhan tenaga kerja wanita ini tiba di Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Selapajang, Tangerang, Banten, Rabu sore kemarin.
Salah satu TKI asal Jepara, Jawa Tengah, yang ikut dipulangkan dari Suriah, Nukriah, mengaku trauma dan enggan kembali bekerja di negara tersebut. Nukriah mengaku pasrah dengan keadaan di sana.
Saat keadaan aman, kata Nukriah, mereka melarikan diri dan meminta pertolongan pihak kepolisian. Nukriah merasa beruntung bisa pulang dalam keadaan selamat.
Normawati, direktur lembaga pendamping danpenerbangan tenaga kerja indonesia mengatakan bahwa kepulangan 80 TKI dari Indonesia itu dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia.
Dia juga menyerukan penghapusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 16 tahun 2012 soal kepulangan mandiri TKI. Menurutnya, UU tersebut tidak berpihak pada perlindungan TKI.
"Sejak 2013 sudah ada 5.000 TKI yang dipulangkan dari Suriah dan saat ini masih ada kurang lebih 3.000 TKI yang belum pulang. Rencananya pemerintah Indonesia akan memulangkan secara bertahap hingga semua TKI di Suriah pulang semua," kata Normawati.
Setibanya di Tangerang, puluhan TKW ini langsung didata dan akan dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.
Menurut PBB, sudah lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik yang sudah memasuki tahun ketiga di Suriah. Perundingan damai antara pejuang revolusi dan pemerintah Suriah belum menemui titik terang karena Presiden Bashar al-Assad menolak untuk turun. (eh)
Sumber VIVAnews

Jenazah Jojon dalam Perjalanan, Ratusan Orang Sudah Padati TPU Kebon Pedes


Setelah disalatkan di Masjid Al Munawaroh, Sentul City, jenazah komedian Jojon akan langsung dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat.
Pantauan detikHot, hingga pukul 13.00, Kamis (6/4/2014) makam sudah disiapkan. Begitu juga dengan tenda berukuran sedang sudah lebih dulu berdiri di atas makam.
Tidak hanya itu, pemandangan tak biasa juga terliha di TPU. Selain awak media yang ingin meliput, ratusan orang dari warga kampung sekitar juga terlihat berdesakan ingin berdiri paling dekat dengan liang lahat.
"Mau lihat almarhum, saya kagum sama Pak H Jojon," ujar salah seorang warga.
Jojon tutup usia karena serangan jantung dan asma di RS Premier Jatinegara sekitar pukul 06.10 WIB. Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 66 tahun.
(kmb/mmu)
Sumber
Detik_Hot

Tuesday, March 4, 2014

TKI di Kebun Sawit Malaysia Meninggal di Kamar Tidurnya

Laporan Wartawan Pos Kupang, Simon Seli

photo ilustrasi
KUPANG - Hujan lebat mengguyur Bandara El Tari Kupang saat keluarga menjemput jenazah Sem Liem (38), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Bonleu, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang diberangkatkan dari Sibu, Malaysia. Sem ditemukan tewas di dalam kamar tidurnya.
Manajer Operasional PT Citra Bina Tenaga Mandiri, Ida Bagus Putra, ditemuiPos Kupang (Tribunnews.com Network) di Bandara El Tari saat penjemputan jenazah Sem Liem, Senin (3/3/2014) mengatakan, Sem merupakanTKI yang direkrut oleh perusahaan itu. Sem bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia.
Bagus menjelaskan, Sem diberangkatkan ke Malaysia 5 November 2013 dengan tujuan bekerja di perkebunan kelapa sawit di daerah Malaysia. Namun pada 13 Februari 2014, sekitar pukul 02.00 Wita, diberitakan dari Malasyia bahwa Sem ditemukan meninggal dunia dalam posisi tertidur di dalam kamar tempat tinggalnya.
"Sem bukanTKI baru, tetapi sudah sering pulang pergi Malaysia dan terakhir diberangkatkan lagi karena keinginannya bekerja lagi di perkebunan kelapa sawit. Dia bekerja seperti biasa dan tidak ada masalah, baik kesehatan maupun urusan pekerjaan. Kami terkejut mendapat informasi bahwa Sem ditemukan teman satu kamarnya terbujur kaku di tempat tidurnya," ujar Bagus.
Ia menjelaskan, sesuaimedical report (catatan medis) dari Malaysia, Sem meninggal dengan kategori kewajaran karena dalam posisi tertidur.
"Pernyataan pihak Malasyia seperti itu, tetapi lebih jelas mengetahui kepastian meninggalnya Sem, kami mengajukan permintaan kepada Malaysia agar jenazah Sem diotopsi dan disetujui oleh keluarga Sem. Namun hasil otopsi sama, Sem meninggal bukan karena tindakan kekerasan. Kami memutuskan jenazahnya kami urus pulangkan ke kampung halamannya di TTS," tutur Bagus.
Ia mengatakan, Sem dibawa ke kampung halamannya untuk dikebumikan oleh pihak keluarga.
"Kami dari perusahaan pengerah tenaga kerja, BP3TKI, dan Dinas Nakertrans TTS hadir semua saat ini. Kami urus sampai penguburan dan ada santunan dari Asuransi Jasindo karena sebelum Sem berangkat ke Malaysia, diasuransikan sebagai tenaga kerja proteksi," jelas Bagus.
Paman Sem bernama Timotius Liem mengatakan, Sem tidak sakit dan di tempat kerjanya juga tidak ada masalah. Selain itu, selama Sem di Malaysia, komunikasi dengan keluarga di kampung baik-baik saja.
"Keluarga terkejut mendapat berita dari temannya Sem yang sama-sama bekerja di perkebunan kelapa sawit, bahwa Sem sudah meninggal. Informasi dari temannya, pagi Sem bekerja dan saat siang jam makan Sem pulang istirahat makan.
Namun pada tengah malam temannya cek mendapati Sem sudah meninggal dunia," ujar Timotius.
Sumber TRIBUNNEWS.COM

Kuhabiskan Rp 60 Juta Untuk Biaya Agen


Stop Overcharging!
Yemi, BMI dari Blitar ini telah 9 tahun bekerja di Hong Kong.
Di majikan pertama (tahun 2005) hanya bertahan selama 4 bulan. Dia diberhentikan (interminit) karena kakinya sakit sehingga majikan Yemi memulangkan dia ke Agen. Gaji yang diterima Yemi masih dibawah standar (underpay) HK$ 2000, alasan Perusahaan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) karena Yemi belum memiliki pengalaman kerja di luar negeri. Gaji Yemi pun dipotong selama 6 bulan sebanyak HK$ 1800.
Di Agen, sambil menunggu proses penyembuhan sakitnya, Yemi mencari majikan baru. Setelah dapat majikan baru, Yemi harus keluar dari Hong Kong selama menunggu Visa dan dia tinggal sementara di China. Gaji Yemi di majikan kedua ini pun masih sama yaitu underpay. Karena Yemi belum selesai potong gaji waktu bekerja di majikan yang pertama, otomatis gaji Yemi harus dipotong lagi. Dari yang awalnya 6 bulan menjadi 9 bulan.
1,5 tahun bekerja di majikan kedua, lagi-lagi Yemi di interminit karena majikan perempuan cemburu terhadap Yemi yang selalu mendapat perlakuan baik dari suaminya. Yemi kembali pulang ke agen sebelum menyelesaikan kontrak. Setelah menunggu beberapa hari sebelum visanya habis, Yemi mendapat majikan baru kembali untuk ketiga kalinya dan nasib baik mulai menghampiri karena dia digaji sesuai standar (full). Akan tetapi, Yemi tetap harus menikmati potong gaji sebanyak 5 bulan yang setiap bulannya sebesar HK$ 3000.
Pekerjaan Yemi terbilang ringan. Serumah hanya ada majikan perempuan dan anak satu perempuan, sedang majikan laki-laki tinggal di China dan jarang pulang ke Hong Kong. Namun Yemi harus kembali menikmati interminit untuk ketiga kalinya. Karena kedua majikannya bercerai sedangkan yang tanda tangan kontrak adalah majikan laki-laki dan sudah tidak membutuhkan pekerja lagi.
Yemi kembali pulang ke Agen dan mencari majikan baru. Majikan baru Yemi dapat, dengan gaji full dan juga libur penuh. Ini adalah tahun kelima Yemi bekerja dengan majikan yang keempat. Selain baik, majikan Yemi juga membantu membayar biaya tagihan telepon setiap bulannya. Jarang sekali ada majikan sebaik ini, yang mau membantu membayar tagihan telpon pekerjanya.
Kalau ditotal semuanya, Yemi mengeluarkan uang sekitar Rp 60 juta lebih (kurs 1500 per 1 dolar) untuk membayar agen mulai dari majikan pertama melalui PJTKI sampai majikan keempat ini dengan perincian :
Majikan pertama : Potong gaji 6 x HK$1800
Majikan kedua : Potong gaji 3 x HK$ 1800
Majikan ketiga : Potong gaji 5 x HK$ 3000
Majikan keempat : Potong gaji 3 x HK$ 3000
Sekali lagi para pahlawan devisa selalu menjadi daging empuk agen-agen nakal. Para BMI tidak tahu uang tersebut untuk apa saja. Yang mereka inginkan adalah bagaimana mendapatkan majikan kembali setelah diinterminit atau setelah menyelesaikan kontrak.
Tingginya angka potong gaji masih menjadi masalah besar bagi BMI di Hong Kong. Dan sayangnya pejabat yang berwenang seakan angkat tangan dengan hal ini. Padahal peraturan di Hong Kong sangat jelas, potongan agen tidak lebih dari 10% gaji sebulan.
Rakusnya agen dan PJTKI sepertinya memang diamini oleh pemerintah RI.
Sumber Fera Nuraini

Nyonya dan Nenek Menampar BMI


photo ilustrasi
Tia (23), BMI asal Malang, masuk ke Hong Kong 2 Februari 2013, melalui PT. Prayoga dan disalurkan oleh agen Hawai berkantor di Jordan.
3 bulan di majikan pertama, Tia diinterminit karena anak (4 tahun) yang dia jaga jatuh. Mungkin majikan gak terima karena anaknya jatuh lalu menginterminitnya. Tia mencari majikan lagi dan dapat di kawasan Wong Tai Sin. Majikannya bermarga Luo.
Di rumah ini ada Nenek umur 80 tahun, majikan perempuan dan laki-laki, serta anak 2 berumur 4 tahun dan 2 tahun.
Pekerjaan tia adalah bersih-bersih dan jaga anak, masak belanja juga antar jemput ke sekolah. Tia juga pernah tiga kali diajak majikannya selama beberapa ke China dan disuruh bekerja di sana. Tia bangun jam 6 pagi dan tidur kadang sampai jam 2 malam.
Saat hari Minggu yang seharusnya jatah liburnya, Tia tetap masih disuruh kerja seperti mengelap rumah dan bersih-bersih lainnya, setelah beres semuanya, Tia baru bisa keluar rumah.
Minggu 2 Februari 2014, Tia diharusnya jam 7 bangun, tapi karena kecapekan dan ini adalah hari liburnya, dia bangun jam 7 lebih. Saat Tia bangun, majikan perempuan marah-marah dan ngomel-ngomel gak jelas sampai terjadi aksi penamparan ke pipi Tia.
Tia menangis dan bilang akan lapor ke polisi. Majikan masih saja marah-marah. Nenek yang saat itu pergi ke taman untuk olah raga pulang ke rumah. Mendengar ribut-ribut, si nenek malah ikutan memarahi Tia dan juga menampar pipi Tia, duh.
Saat keluarga majikan masih ribut-ribut dengan suara keras sampai terdengar oleh tetangga, Tia masuk ke toilet dan mengunci pintu dari dalam. Tia menelepon agen, tapi apa jawaban yang dia dapat? "Aku sibuk banget, urus saja masalahmu sendiri dengan polisi."
Tia menghubungi Kakaknya yang kebetulan di Hong Kong sudah 12 tahun. Tia menceritakan semua kejadian yang dia alami termasuk aksi penamparan tersebut. Kakak Tia lalu melepon Polisi dan jarak 10 menit ada bel rumah berbunyi, polisi datang.
Tia keluar dari Toilet dan menceritakan apa yang terjadi ke polisi. Tentu saja majikan kaget dengan kedatangan polisi tersebut. Majikan mengelak tuduhan penamparan yang dialami Tia.
Laporan Tia diterima oleh polisi. Karena ketakutan, Tia akhirnya keluar dari rumah itu bersama polisi. Tia menemui Kakaknya dan diajak bertemu dengan salah satu organisasi BMI di Hong Kong yakni BTM-PILAR.
"Aku takut pulang ke rumah. Aku gak nyaman, mbak."curhatnya dengan wajah melas saat jam menunjuk di angka 8 malam, dimana para buruh migran kebanyakan sudah mulai pulang ke rumah majikan setelah libur.
"Tapi barang-barangku masih di sana semua. Paspor kontrak kerja juga di sana." katanya.
"Sudah gak papa. Nanti kita bantu mengambil. Yang penting kamu sekarang di tempat yang aman."Jawab Kak Sumber, Ketua BTM-PILAR. Saat ini Tia tinggal di tempat yang aman.
"Majikanku telpon aku terus, Mbak." Curhat Tia via Watsap tadi malam. Dia cerita kalau saat ini dia merasa nyaman dan jauh lebih tenang.
Pak Konjen, ini ada kasus kekerasan menimpa BMI lagi. Ada agen yang tak mau membantu saat ada BMI yang sangat menbutuhkan bantuan.
Pak Konjen dan semua staf KJRI, harus berapa lagi korban berjatuhan karena keserakahan agen?
Silahkan datangi agen ini, Pak. Nanti akan saya tulis lagi agen mana yang layak untuk ditutup karena memeras para BMI bak sapi. Memperlakukan BMI sangat tak manusiawi.
Kami tunggu gebrakan dari KJRI.
Sumber http://bmi-hk.blogspot.hk/2014/03/nyonya-dan-nenek-menampar-bmi.html?m=1

Keluarga TKI Hilang di Laut Berterima Kasih pada BP3TKI Denpasar


I Wayan Pageh, Kepala BP3TKI Denpasar
Jakarta, BNP2TKI, Senin (03/03) - Ijinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian Pemerintah yang telah berkenan bersilaturahmi ke rumah almarhum I Nyoman Gede Bagiada (46 tahun) di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Demikian ungkapan lewat pesan singkat (Short Message Service/SMS) yang disampaikan Made Bagiada, paman I Nyoman Gede Bagiada, kepada Kepala BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) Denpasar I Wayan Pageh yang kemudian di-forward ke redaksi www.bnp2tki.go.id
Minggu (02/03/2014).
Made Bagiada menyampaikan pesan SMS tersebut atas nama keluarga almarhum I Nyoman Gede Bagiada. Dikatakannya, setelah mendapatkan penjelasan perihal kematian I Nyoman Gede Bagiada dari Pemerintah (BP3TKI Denpasar, red.), pihak keluarga almarhum akan menindak lanjuti dengan persiapan upacara manusa yadnya (upacara persembahan suci) untuk almarhum I Nyoman Gede Bagiada.
Kepala BP3TKI Denpasar I Wayan Pageh didalam silaturrahmi ke rumah duka I Nyoman Gede Bagiada di Jalan Markendea Gg Buni No 2 Banjar Serangan, Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, mengajakserta Sekretaris KPI (Kesatuan Pelaut Indonesia) Cabang Bali, Anak Agung Wiranata, dan Anak Agung Abu dari PT Cipta Wira Tirta (CWT) Cabang Bali dan perwakilan dari PT Ratu Oceaniaraya Bali. Mereka diterima keluarga almarhum berikut disambut sekitar 150 warga Banjar Serangan, Desa Mengwi. Didalam kesempatan itu telah diserahkan sumbangan duka berupa uang tunai sebesar Rp 20 juta, masing-masing Rp 5 juta dari BP3TKI Denpasar, KPI Cabang Bali, PT CWT dan PT Ratu Oceaniaraya.
Wayan Pageh mengatakan, didalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKO-TKLN) di BP3TKI Denpasar diketahui, bahwa I Nyoman Gede Bagiada adalah TKI pelaut. Ia bekerja pada pengguna (user) kapal pesiar Celebrity Cruise Line yang beralamat 1050 Caribean Way Miami Florida. I Nyoman Gede Bagiada bekerja pada bagian Cooks (juru masak) melalui agensi PT Cipta Wira Tirta (CWT) Cabang Bali, dengan negara tujuan Amerika Serikat. Sebelum berangkat bekerja ke luar negeri, pemilik Paspor T 408552 dan Visa Nomor 2011038260002 ini juga melengkapi dokumen ketenagakerjaan dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) bernomor 51602122511680001 yang diterbitkan di Bali pada tanggal 13 September 2012.
Wayan Pageh menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima dari Kepolisian Fort Lauderdale, Florida, dan ditembuskan kepada Kementerian Luar Negeri RI yang diinfokan ke BP3TKI Denpasar disebutkan, bahwa I Nyoman Gede Bagiada dikabarkan meninggal dengan cara menceburkan diri ke laut pada saat berlayar dan kejadian itu terekam dalam kamera pengawas. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada 29 Januari 2014 sekitar pukul pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Tepatnya, saat kapal pesiar tersebut berlayar di perairan Selat Yucatan, atau di antara perairan Meksiko dan Kuba, sekitar 300 mil dari Amerika Serikat.
"Atas kabar itu, kami telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan telah dilakukan pencarian oleh petugas pemantau laut Amerika Serikat, namun korban tidak ditemukan," kata Wayan Pageh. "Korban sengaja menceburkan diri ke laut dan terekam langsung kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV)," tambahnya.
Wayan Pageh menambahkan pula, didalam surat Kemenlu RI No. 03180/WN/02/2014/65 yang ditandatangani Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang Budhie Utama Razak disebutkan, bahwa pihak kepolisian dari US Coast Guard mengatakan, jasad I Nyoman Gede Bagiada tidak ditemukan, mengingat ia terjun dari ketinggian sekitar 45 meter dan kemungkinan terhisap gelombang akibat baling-baling kapal.
Berdasarkan penyelidikan, I Nyoman Gede Bagiada sengaja menceburkan diri diduga akibat tekanan batin karena penyakit diabetes yang diidapnya dan tidak mendapat biaya cuti pulang dari perusahaannya bekerja, guna menjenguk keluarganya di Bali. Hal tersebut juga diperkuat oleh keterangan teman-teman sekerjanya.
Konsulat Jenderal RI di Houston, Texas, juga telah melakukan koordinasi kepada pihak RCCL guna meminta tanggung jawab perusahaan untuk segera memberitahukan pihak keluarga dan terkait kompensasi yang diberikan kepada ahli waris. Pihak RCCL sendiri tengah menyelesaikan dokumen yang dibutuhkan untuk pengeluaran dan pengiriman kompensasi kepada ahli waris.***(Imam Bukhori) sumber BNP2TKI

Migrant Care: Ada 79 Resiko Yang Akan Dihadapi Oleh TKI


KBRN, Jakarta: Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan banyak resiko yang akan dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia khususnya perempuan yang bekerja disektor domestik seperti pembantu rumah tangga (PRT) jika hendak mengadu nasib di luar negeri.
Resiko selama ini yang menimpa buruh migran adalah kekerasan fisik yang berujung pada kematian atau cacat, kekerasan seksual, dan gaji tidak dibayar.
“Ada 79 resiko yang dihadapi oleh buruh migran ketika bekerja di luar negeri terutama perempuan yang bekerja di sektor domestik seperti PRT. Ini sangat sistemik yang mereka hadapi,” kata Anis Hidayah, dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Minggu (2/3/2014).
Dalam penempatan buruh atau tenga kerja, Indonesia harus mencontoh sikap pemerintah Filipina. Pemerintah Filipinan menerapkan empat standar untuk negara tujuan pengiriman tenaga kerja. Pertama ada soal gaji. Pemerintah Filipina membuat standar soal upah yaitu US$ 400 atau setara Rp 4 juta/ bulan.
Kedua adalah soal jam kerja, kemudian pengaturan libur dan ke empat adalah akses komunikasi dengan pihak keluarga. Migrant Care juga menyoroti diplomasi Pemerintah Indonesia yang terkesan formal atau G to G, tanpa melibatkan unsur masyarakat.
“Belum ada upaya membangun yang beragam pendekatan misal di Arab dan Malaysia kan memiliki organisasi keagamaan yang besar dan kita bisa memanfaatkan melalui OKI, NU, dan Muhamadiyah. Jalur kultural people to people dengan melibatkan tokoh yang berpengaruh juga belum banyak dilakukan”.
Adapun untuk penempatan TKI ke luar negeri, Migrant Care menuntut agar pemerintah merumuskan kebijakan yaitu TKI dapat bekerja di luar negeri secara mandiri tanpa melalui agen. Pasalnya banyak TKI kendati melalui rekrutmen agen atau penyalur tenaga kerja namun tetap bermasalah.
“Kalau secara mandiri tidak akan terjerat hutang karena tidak perlu membayar ke agen, calon dan bisa bertemu langsung dengan majikan dan dapat menandatangi kontrak dengan majikan,” ujarnya.
Migrant Care mengaku telah merumuskan 10 poin penting rekomendasi untuk pemerintah baru setelah pilpres 2014 soal penanganan TKI.
Sumber RRI

TKI Asal Ponorogo Tewas Terjatuh dari Lantai II Apartemen di Thailand


Surya/sudarmawan
TKI asal Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Zulham Azhori (28) tewas akibat terjatuh dari lantai II apartemennya di Thailand sepulang kerja, Minggu (2/3/2014).

PONOROGO - Zulham Ashori (28), tenaga kerja Indonesia asalPonorogo, Jawa Timur, dikabarkan tewas secara mengenaskan diThailand.
Zulham, dikabarkan tewas karena terjatuh dari lantai II apartemen tempat tinggalnya, sepulang bekerja dari pabrik elektronik.
Kabar tersebut, kontan membuat kedua orang tuanya, Sugiyanto (57) dan Markamah (48), warga Jl Sekar Taman, RT 02, RW 02, Kelurahan Tonatan, Kecamatan/KabupatenPonorogo dirundung duka.
Mereka semapt tak percaya saat mendapatkan kabar duka itu. Sebab, korban sempat pulang ke kampung halamannya pada Tahun Baru 2014.
"Kami juga masih sempat berkomunikasi melalui ponsel, beberapa hari sebelum dia dikabarkan meningga, yakni Rabu (26/2/2014) malam itu," kata Sugiyanto, Minggu (2/3/3014).
Apalagi, kata dia, yang memberikan kabar sang anak meninggal kali pertama kepada kedua orangtua korban adalah teman korban diThailand.
Menurut rekan zulham kepada Sugiyanto, anaknya hendak mengambil kunci apartemen tetapi terpeleset. Seketika itu, korban terjatuh dari lantai II apartemen. Korban mengalami luka serius di bagian kepala belakang.
"Saat dibawa ke rumah sakitThailand, nyawa anak saya tak tergolong dan tak bisa diselamatkan," terang Sugiyanto kepada Surya, Minggu (2/3/2014).
Kabar itulah yang membuat keluarga korban ini panik dan makin histeris setelah kepastian kematian anak sulung dari 4 bersaudara itu dinyatakan benar-benar meninggal dunia.
Namun, karena menunggu persoalan administrasi, maka jenazah baru bisa diterbangkan ke Surabaya, Minggu (2/3/2014).
Sumber TRIBUNNEWS.COM

Sunday, March 2, 2014

Waspada, Banyak Perempuan Indonesia Dipaksa Jadi Pelacur di AS!


Banyak
perempuan Indonesia yang
ternyata dijual ke Amerika
Serikat, untuk kemudian
dijerumuskan ke lembah hitam
dan mendapat perlakuan kejam.
Tersebutlah Shandra
Woworuntu, seorang perempuan
asal Indonesia menjadi korban
perdagangan manusia di
Amerika Serikat. Ia dipekerjakan
secara kejam sebagai seorang
pelacur. Demikian dilaporkan
lembaga penyiaran negara
Jerman, Deutsche Welle.
Shandra adalah seorang ibu dan
juga lulusan sebuah perguruan
tinggi saat pertama datang ke
Amerika. Begitu tiba di Bandar
Udara John F Kennedy, ia
dibawa pergi paksa dengan
ancaman pistol oleh sebuah
geng yang beroperasi di New
York. Itulah awal mula ia
terjebak dalam dunia prostitusi
dan kekerasan di Amerika
Serikat.
Setelah kehilangan pekerjaan
sebagai seorang penganalisis
keuangan di sebuah bank akibat
krisis ekonomi Asia, ia
memutuskan untuk melamar
sebagai pekerja sementara di
sebuah hotel di Chicago. Setelah
lulus tes, dengan membawa visa
dari Kedutaan Amerika Serikat,
ia meninggalkan anak
perempuannya dan terbang ke
Amerika Serikat.
“Saya sangat bersemangat. Saya
pikir ini adalah The American
Dream. Saya akan mendapatkan
uang dan kembali lagi setelah
enam bulan,“ katanya. Tapi, di
malam pertama saat tiba di
Amerika Serikat, ia dipekerjakan
di sebuah rumah bordil di New
York dan dipindah-pindahkan
dari satu germo ke germo yang
lain—dari seorang germo warga
Malaysia, Johnnie Wong, lalu ke
seorang laki-laki Taiwan yang
hanya bisa bicara bahasa Kanton
dan bahkan kepada seorang
germo Amerika Serikat. “Mereka
menodongkan pistol ke kepala
saya dan saya hanya berpikir
untuk menyelamatkan nyawa,“
tutur Shandra, yang kini menjadi
aktivis anti-perdagangan manusia
dan perbudakan di Survivors of
Slavery.
Banyak perempuan yang ia
temui adalah orang Indonesia.
Mereka yang bekerja di bordil itu
juga telah diperdaya dari luar
negeri. Sebagian besar dari
mereka adalah remaja. Seorang
gadis berusia antara 10 sampai
12 tahun yang ia temui di sana
dan tak ia ketahui asal-usulnya
dipaksa bekerja di kasino-kasino
dan hotel-hotel. Para pelanggan
akan memilih seorang
perempuan dalam barisan atau
memesan mereka melalui
telepon. “Telepon selalu
berdering,” kenang Shandra.
Para perempuan yang
diperkejarkan secara paksa itu,
tambah Shandra, sering tak
diberi makan, tapi sering
disuguhi alkohol dan obat-
obatan.
Shandra pun menjadi buta-
waktu berkali-kali, karena kerap
dipindahkan menggunakan van
yang punya jendela berwarna
dan dijaga tukang pukul
berbadan besar. Shandra juga
diharuskan melunasi biaya
perekrutan sebesar US$ 30 ribu.
Shandra bisa lolos lewat kendela
kamar mandi yang terbuka di
lantai dua sebuah rumah.
Sebelumnya, ia sempat
membujuk perempuan lain
untuk ikut lari bersamanya. Ia
dan perempuan lain itu pun
meloncat. Dan secara ajaib,
keduanya selamat tanpa cedera.
Sejak hari pertama tiba di
Amerika Serikat, Shandra sudah
tak memiliki paspor karena
paspornya telah di rampas.
Setelah berminggu-minggu hidup
dalam kekerasan—polisi, FBI,
dan gereja menolak percaya
ceritanya—akhirnya ia berhasil
mendapat bantuan dari Safe
Horizon, sebuah agen di Amerika
Serikat yang memberikan
bantuan kepada korban
kejahatan dan penyalahgunaan
narkotika.
Ceritanya memang tampak tak
masuk akal, tapi agensi yang
menyelamatkan Shandra
mengatakan hal ini biasa terjadi.
Ini tak hanya terjadi kepada
orang asing, kaum muda
Amerika Serikat pun sering
melarikan diri dan menempatkan
diri mereka sendiri dalam kondisi
berbahaya. Mereka tergiur
tawaran menjadi model atau
kontrak musik.
Alliance to End the Slavery atau
Aliansi Penghenti Perbudakan
dan Perdagangan manusia
memperkirakan, sekitar 14.000
sampai 17.000 laki-laki,
perempuan, dan anak-anak
setiap tahun diselundupkan
secara ilegal ke Amerika Serikat
untuk dipekerjakan dalam dunia
perdagangan sex, di pabrik,
pertanian, atau di bar-bar. “Ini
adalah kejahatan terorganisasi
dan mereka sangat
terorganisasi,“ kata Melysa
Sperber, Direktur Alliance to End
the Slavery. Kelompok ini
menyerukan pemerintah
Amerika Serikat melakukan
kontrol yang lebih besar
terhadap para perekrut yang
memperdayai orang-orang yang
rentan tersebut untuk datang ke
Amerika Serikat.
Departemen Luar Negeri
Amerika Serikat menyadari
negaranya adalah negara tujuan,
transit, dan asal bagi laki-laki,
perempuan, dan anak-anak, baik
warga asing maupun warga
Amerika Serikat, yang menjadi
sasaran kerja paksa, jeratan
utang, perbudakan paksa, dan
perdagangan sex. Mereka yang
menjadi korban tersebut
sebagian besar berasal dari
Mexico, Thailand, Filipina,
Honduras, dan Indonesia.
Beberapa tahun lampau,
Konsorsium Pembela Buruh
Migran Indonesia (Kopbumi) juga
mencatat adanya perdagangan
ribuan perempuan Indonesia
setiap hari ke luar negeri.
Mereka ada yang dijadikan
pelacur dan ada juga yang
dijadikan pembantu rumah
tangga. Kopbumi mencatat
setidaknya ada lima jalur
sindikasi perdagangan
perempuan, yakni Belawan, Riau,
Entikong, Nunukan, dan Bandara
Soekarno-Hatta. “Pelabuhan
Belawan merupakan pintu
masuk ribuan buruh migran
ilegal asal Sumatera Utara
menuju Johor, Malaysia. Para
calo atau tekong memasukkan
calon buruh migran ilegal ke
Johor umumnya menggunakan
jalur ini dengan kapal laut,” kata
Trisakti Rachim dari Kopbumi,
beberapa tahun lalu.
Sementara itu, Riau
dipergunakan oleh calo/tekong
sebagai pintu masuk ke Malaysia
melalui Singapura, Johor, dan
Pulau Penang. “Sebelum ke tiga
tempat itu, mereka
diselundupkan menggunakan
kapal dan perahu-perahu
tradisional menuju Batu Ampar,
Batam, Sri Bintang Pura, dan
Pangkal Pinang. Para calon
buruh migran ilegal itu
umumnya berasal dari Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Nusa
Tenggara Timur. Mereka
umumnya akan bekerja sebagai
pembantu rumah tangga atau
buruh pabrik di Johor,” ungkap
Trisakti.
Nunukan merupakan pintu
masuk ke Sabah, Malaysia. “Jalur
ilegal yang biasa digunakan calo
atau tekong adalah Pantai
Tawao. Calon buruh migran
umumnya berasal dari Sulawesi
Selatan dan Jawa Timur,” kata
Trisakti.
Ia juga mencatat Bandar Udara
Soekarno-Hatta sebagai salah
satu pintu untuk
menyelundupkan calon buruh
ilegal. “Biasanya kegiatannya
berlangsung dari pukul 06.00
sampai pukul 10.00. Tujuannya
umumnya Hong Kong, Taiwan,
Korea, dan Timur Tengah,”
katanya.
Jalur Entikong digunakan bagi
mereka yang akan dijual ke
Sarawak, Malaysia. “Secara
geografis, Entikong adalah pintu
perbatasan darat Indonesia-
Malaysia. Di samping memakai
jalur darat Entikong, kadang
penyelundupan perempuan juga
memakai jalur laut, langsung ke
Kuching, Malaysia. Tapi, bagi
calo atau tekong, jalur darat
lewat Entikong adalah jalur yang
paling aman untuk
menyelundupkan calon buruh
migran ilegal ke Malaysia,” tutur
Trisakti. Kopbumi mencatat,
setiap hari rata-rata 500 calon
buruh ilegal yang masuk lewat
Entikong.
Namun, pintu perbatasan
Indonesia-Malaysia di Kalimantan
Barat bukan hanya di Entikong.
“Ada 13 pintu di sana, yang rata-
rata dari masing-masing pintu itu
ada 500 orang diselundupkan ke
Malaysia. Selain Entikong, pintu
yang paling digemari adalah
pintu perbatasan di daerah
Jagobabang, Bengkayang, karena
dari sana ke Kuching hanya dua
jam,” ujar Trisakti.
Umumnya, perempuan yang
dijual ke Sarawak dan Kuching
dijadikan pelacur. “Kebanyakan
mereka awalnya diiming-imingi
akan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga, bekerja di
restoran, dan bekerja tempat
hiburan semacam karaoke, tapi
kemudian dipaksa untuk jadi
pelacur, karena mereka di sana
diserahkan kepada germo,”
ungkap Trisakti. Kalau tidak mau,
mereka akan diintimidasi atau
disiksa,” kata Trisakti. Sumber www.asatunews.com/berita-19307-waspada-banyak-perempuan-indonesia-dipaksa-jadi-pelacur-di-as.html#.UxDCYpDm_4U.twitter

Demi Cari Untung, Agen TKI di Arab Saudi Sebar Gosip


RIYADH- Kementerian Tenaga Kerja Republik Arab Saudi menuduh beberapa agen perekrut tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi, menyebarkan informasi ada negosiasi baru dengan Pemerintah Indonesia terkait TKI.
Para agen tersebut kemudian menambah isu bahwa negosiasi saat ini sudah terhenti dan mencapai kegagalan. Atas alasan tersebut, pihak agen meningkatkan biaya rekrutmen bagi calon TKI dari Indonesia.
Menurut kabar, setiap TKI dimintai uang mulai dari 8.000 riyal atau sekira Rp24,6 juta hingga 21 ribu riyal atau sekira Rp64,8 juta (Rp3.087 per riyal). Wakil Menteri Luar Negeri Arab Saudi Ahmed Al-Fuhaid mengatakan, kenaikan ini benar-benar mencengangkan.
"Tidak ada ambiguitas mengenai perjanjian kerja sama rekrutmen tenaga kerja dengan Indonesia. Pihak kami pun tidak melakukan negosiasi ulang apapun," ujar Al-Fuhaid, seperti dikutipArab News, Sabtu (1/3/2014).
Pihak Arab Saudi dengan Indonesia sebelumnya sudah menyepakati kerja sama untuk membentuk komite bersama tentang TKI. Komite ini nantinya akan bertugas untuk merampungkan mekanisme proses rekrutmen dan kontrak.
Komite tersebut dijadwalkan akan bertemu di Riyadh pada Maret 2014 dan di Jakarta pada April 2014. Sementara proses rekrutmen pun baru akan dimulai setelah April.
"Biaya rekrutmen akan turun setelah perjanjian tersebut ditandatangani. Para agen ini seperti ingin mencari keuntungan sendiri," tegasnya.
"Warga (calon majikan) akan melakukan negosiasi mengenai gaji dengan para pekerja secara langsung. Bila pekerja memiliki kemampuan lebih, maka dia akan mendapatkan gaji lebih besar," jelasnya.
Sementara Wakil Menteri Pelayanan dan Hubungan Kerja di Kemlu Arab Saudi Ziyad Al-Sayegh menambahkan, pihaknya sudah meminta para agen untuk menyediakan calon majikan dengan pelayanan terbaik. Bila mereka melanggar peraturan, maka akan hukuman bagi para agen. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/03/01/411/948448/demi-cari-untung-agen-tki-di-arab-saudi-sebar-gosip

Usai Gorok Anak Majikan, TKI di Malaysia Bunuh Diri


KUALA LUMPUR - Kejadian mengerikan melibatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia kembali terjadi. Seorang TKI dilaporkan membunuh dua orang anak majikannya dan kemudian menghabisi nyawanya sendiri.
TKI yang diketahui bernama Agnes tersebut menggorok leher dari Koay Jia Hong yang masih berusia lima tahun dan Melvin Selvam Joseph yang berusia 18 bulan. Keduanya merupakan saudara tiri dari pasangan Koay Wan Nee dan Selvam Joseph.
Agnes ditemukan oleh majikannya dalam kondisi sama dengan dua anak majikan tersebut. Dirinya ditemukan tewas dalam kondisi leher yang tergorok.
Kepolisian Malaysia mengesampingkan adanya dugaan kekerasan dari orang asing. Ketika juga melihat tidak ada kerusakan di pintu rumah, ketika pembunuhan itu dilaporkan pada Selasa, 25 Februari 2014 malam waktu setempat di Taman Sri Putra, Sungai Buloh, Selangor.
"Agnes sangat disukai oleh keluarga dan kedua anak itu juga sangat menyukainya," kata Kepala Polisi Sungai Buloh, Junaidi Bujang, seperti dikutipThe Star, Kamis (27/2/2014).
Bujang menambahkan, bahwa Agnes adalah pemeluk Kristen yang taat. "Dari pernyataan pihak keluarga, kami dapat menyimpulkan bahwa kejiwaannya (Agnes) stabil. Kami terus mencari tahu apa yang sebenarnya membuatnya terpicu (melakukan pembunuhan)," lanjutnya.
Junaidi menambahkan tidak ada benda berharga yang hilang dari rumah. Selain itu, tidak pernah ada kesalahpahaman terjadi antara Agnes dan keluarga majikannya. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/02/27/411/947491/usai-gorok-anak-majikan-tki-di-malaysia-bunuh-diri

TKI Pembunuh Balita di Malaysia Diyakini Ilegal


Keluarga dari balita yang dibunuh TKI (Foto: The Star)
KUALA LUMPUR - Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang membunuh dua orang balita anak majikannya di Malaysia, diyakini masuk ke Negeri Jiran dengan cara ilegal. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat konsuler RI di Malaysia.
Menurut Konsuler RI Dino Nurwahyudin, TKI yang diketahui bernama Agnes ini tidak memilik dokumen perjalanan. Selain itu, Dino menambahkan bahwa identitas asli dari Agnes masih menjadi misteri.
"Kami tidak tahu siapa dia (Agnes) atau bagaimana dia bisa masuk ke Malaysia, karena tidak ada dokumen tentangnya ataupun yang dipegang oleh majikannya," ujar Dino, seperti dikutipThe Star, Kamis (27/2/2014).
"Untuk saat ini, kami masih bekerja sama dengan polisi di Malaysia dan di Indonesia untuk memastikan identitasnya dan berharap bisa mendapatkan kejelasan," lanjutnya.
Dino menambahkan, Agnes diperkirakan sudah bekerja selama 18 bulan. "Kami mendapat kabar bahwa dia direkomendasi oleh keluarga yang sebelumnya memperkerjakannya yang pindah ke Johor," tuturnya.
Menurut Dino, setiap TKI yang datang bekerja di Malaysia harus melewati pemeriksaan kejiwaan. Untuk masalah Agnes, kemungkinan besar dia tidak melalui jalur legal untuk masuk ke Malaysia.
Sebelumnya Agnes diketahui menggorok leher dari Koay Jia Hong yang masih berusia lima tahun dan Melvin Selvam Joseph yang berusia 18 bulan. Keduanya merupakan saudara tiri dari pasangan Koay Wan Nee dan Selvam Joseph.
Agnes ditemukan oleh majikannya dalam kondisi sama dengan dua anak majikan tersebut. Dirinya ditemukan tewas dalam kondisi leher yang tergorok.
Kepolisian Malaysia mengesampingkan adanya dugaan kekerasan dari orang asing. Ketika juga melihat tidak ada kerusakan di pintu rumah, ketika pembunuhan itu dilaporkan pada Selasa, 25 Februari 2014 malam waktu setempat di Taman Sri Putra, Sungai Buloh, Selangor. (faj)
Sumber http://m.okezone.com/read/2014/02/27/411/947530/tki-pembunuh-balita-di-malaysia-diyakini-ilegal

Bali Wajibkan TKI Teken Kontrak Sebelum Berlayar


Ratusan TKI dari Sabah, Malaysia, memilih pulang ke Indonesia melalui Pelabuhan Tunon Taka Kabupaten Nunukan, Kaltim akibat konflik
DENPASAR - Guna menghindari penipuan terhadap para tenaga kerja Indonesia asal Bali, khususnya yang akan dipekerjakan di kapal pesiar, BP3TKI Denpasar mewajibkan TKI sudah menandatangani kontrak sebelum berlayar. Selama ini kata Kepala BP3TKI Denpasar, Wayan Pageh, kontrak ditandatangani di atas kapal, dan TKI kerap terpojok.
"Kalau sudah berada di atas kapal, mereka tidak punya pilihan lain, kecuali mengikuti kemauan perusahaan penggunanya," kata Pageh kepada Republika di Denpasar, Kamis (27/2).
Seringkali kata Pageh, isi kontrak yang disodorkan ke para TKI merugikan TKI sendiri, seperti fee untuk agen yang besarnya mencapai Rp 60 juta setahun. Padahal para TKI dibayar dengan gaji antara 6.500 dolar AS-7.000 dolar AS. Seakan-akan lanjut Pageh, gaji setahun TKI habis hanya untuk membayar agent fee.
Karena itu jelas Pageh, untuk memberikan perlindungan kepada para TKI, pihaknya mengharuskan para TKI memiliki kontrak kerja yang sudah ditandatangani saat mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Dengan kebijakan yang dibuatnya itu lanjut Pageh, pihak agen kapal pesiar di Bali sempat melakukan protes, namun Pageh tetap berpegang pada kebijakannya.
"Sekarang mereka hanya minta tidak lebih dari Rp 25 juta untuk setiap TKI. Padahal itu sebenarnya juga tidak boleh, karena menarik fee ke pekerja bagian dari traficking," katanya.
Sekretaris Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Cabang Bali, AA Bagus Wiranata mengatakan, perlindungan terhadap TKI mutlak diperlukan. Untuk Bali sebutnya, kebanyakan pekerjanya bekerja di kapal pesiar dan mutlak memerlukan perlindungan. "TKI Bali sering diiming-iming untuk berangkat duluan, baru membuat kontrak setelah di atas kapal. Ini merugikan TKI," katanya.
Wiranata yang pernah bekerja di kapal pesiar selama dua tahun mengemukakan, penghasilan bekerja di kapal pesiar saat ini tidak seenak sebelumnya. Dulu kata Wiranata, tamu kerap memberikan tips langsung ke TKI dan satu minggu bisa mencapai 500 dolar AS. Tapi sekarang pemilik kapal mengharuskan uang tips semuanya dikumpulkan, baru dibagikan sama rata.
"Ini sebenarnya akal-akalan pemilik kapal saja, untuk ikut menikmati uang tips," kata Wiranata.
Mengenai besarnya agent fee yang diminta oleh agen kapal pesiar di Bali, Wiranata mengatakan seharusnya hanya sebulan gaji atau hanya sekitar Rp6,5 juta-Rp 7 juta. Sedangkan patokan dunia internasional maksimal 1.000 dolar AS dan itu dibayar oleh perusahaan pengguna.
Berdasarkan data kata Wiranata, di seluruh dunia terdapat sebanyak 292 buah kapal dengan kapasitas 40,4 juta orang setahun atau 3,5 juta orang sebulan. Kapal-kapal pesiar itu mermerlukan sebanyak 841.000-1,6 juta tenaga kerja. "Bali hanya menempatkan sekitar 14.000 tenaga kerjanya di kapal, yakni 13.000 orang di kapal pesiar dan 1.000 orang di kapal ikan dan kapal barang," kata Wiranata.
Red:Bilal Ramadhan
Rep:Ahmad Baraas
Sumber REPUBLIKA.CO.ID

TKI Asal Belu Tewas Ditembak Teman Majikan


Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur Muksimus Tuas, diduga ditembak hingga tewas oleh teman majikannya.
"Saya menduga suami saya menjadi korban penembakan teman majikannya saat berburu," kata Istri Muksimus Tuas, Riani, saat ditemui di Bandara El Tari, Kupang dalam penerbangannya dari Malaysia bersama jenazah suaminya dengan pesawat Garuda, Kamis.
Kendati pun demikian, Riani tidak bisa memastikan apakah suaminya menjadi korban karena sengaja ditembak atau karena salah tembak. "Saya belum tahu apakah suami saya itu korban salah tembak atau memang sengaja ditembak," katanya.
Dia mengatakan, sudah bersama suaminya Muksimus Tuas di Malaysia dan bekerja sebagai tukang kebun, di sebuah perkebunan sawit milik majikannya, selama 13 tahun.
"Namun naas menimpa suami saya dan meregang nyawa karena ditembusi peluru, pada Selasa (18/2) lalu," katanya.
Menurut Riani, insiden penembakan yang telah merenggut nyawa suaminya tersebut, sedang diselidik oleh Polisi Diraja Malaysia. "Saya berharap, kejadian ini segera terungkap," katanya, sedih.
Jenazah Muksimus dan istrinya Riani, dijemput ratusan keluarga dan kerabat di Bandara El Tari Kupang, dalam suasana haru.
Setelah tiba di bandara, jenazah lalu disemayamkan sementara dan didoakan seluruh keluarga dan kerabat, sebelum diberangkatkan ke kampung halaman di Desa Alas Kota Bot, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Muksimus Tuas, tewas tertembak, di sebuah hutan bernama Ipo, yang jaraknya sekitar 200 km dari Kuala Lumpur-Malaysia, saat bersama teman majikannya Chong Kaming, berburu di hutan negeri jiran tersebut.
Korban Muksimus, adalah seorang TKI legal yang berada di Malaysia bersama istrinya. Diketahui Muksimus pergi menggunakan dokumen resmi, dengan nomor paspor 092483.
Beberapa anggota keluarga korban di Bandara El Tari mengatakan, akan menuntut majikan korban segera membayar penuh gaji Muksimus Tuas, yang belum diterima selama kurang lebih satu tahun, serta asuransi kecelakaan yang menimpa korban.
"Kita akan tuntut semua hak korban," kata salah seorang keluaga korban.
Red:Taufik Rachman
Sumber: REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA

4 Pembius TKI Diamankan Polres Bandara Soetta


PeristiwaHati-hati menerima minuman sembarangan, karena motif kejahatan salah satunya kerap mencampurkan obat tidur pada minuman
Tangerang -Bagi para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang baru pulang ke tanah air, berhati-hatilah dengan ajakan orang tak dikenal untuk pulang bersama. Dengan dalih memberi minum, pelaku mencampur minuman dengan obat tidur, alhasil barang berharga pun lenyap.
Hal ini diutarakan TKI asal Kampung Bongas RT 1 RW 3, Desa Bongas, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Iwan Haryanto. Iwan mengungkapkan motif pelaku pembiusan kerap berperilaku baik dan mengajaknya pulang bareng, serta memberi minuman.
"Saya kenal sama salah satu dari 4 orang itu. Sikapnya berperilaku baik, ngajakin pulang bareng. Tapi tiba-tiba saya tertidur, bangun-bangun sudah entah dimana dan barang-barang saya hilang," kata Iwan di Kota Tangerang, Kamis (27/02/2014).
Kepala Satuan Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Dhany Aryanda mengatakan, para pelaku melakukan aksi penipuan dan membius para TKI di Terminal Khusus TKI sebanyak 5 kali.
"Mereka mengaku juga sebagai TKI, untuk pulang ke arah yang sama. Pelaku mengaku dijemput keluarga," tutur Dhany.
Otak pelaku dalam komplotan tersebut, diketahui berinisial RN berasal dari Bekasi Timur, serta TSR asal Pemalang, Jawa Tengah. Dhany menjelaskan, keduanya bersama-sama mendekati korban dan mengaku satu daerah dengan korban.
Setelah berhasil meyakinkan korbannya, keduanya pun langsung mengajak korban ke sebuah mobil yang sudah disediakan. Pelaku lain berinisial AT, sudah siap dibelakang stir yang terparkir di bandara. Sedangkan pelaku lain, AM, mengaku sanak keluarga dari ketiganya.
"Kemudian setelah masuk ke dalam mobil, pelaku jalan ke arah toko jamu yang ada didaerah Kecamatan Benda, Kota Tangerang. Pelaku sudah langganan disitu, kemudian tersangka TSR, mencampur minuman itu dengan obat yang membuat korban tak sadarkan diri," ungkap Dhany.
Ketika obat tidur tersebut bekerja, pelaku meminta nomor PIN ATM korban. Dalam keadaan setengah sadar, korban pun memberikan nomor PIN-nya.
Setelah menguras isi ATM korban, pelaku lalu membuang korban ke wilayah Daan Mogot Tangerang tak jauh dari Polres Metro Tangerang. "Mendapat informasi tersebut, kami melakukan penyelidikan," ungkap Dhany.
Polres Kota (Polresta) bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang meringkus ke 4 pelaku pembiusan dan sedang diperiksa di Polresta Bandara Soetta, guna penyelidikan lebih lanjut.
Liputan6.com

Saturday, March 1, 2014

8 TKI Asal Jateng Terancam Hukuman Mati di Berbagai Negara


PeristiwaDari Jateng tercatat 8 orang TKI terancam hukuman mati. Dalam 2 tahun terakhir 1.927 TKI asal Jateng bermasalah di berbagai negara.
Tenaga kerja Indonesia (TKI) yang terancam hukuman mati di luar negeri ternyata tak hanya Satinah. Dari Jawa Tengah saja tercatat ada 8 orang TKI. Menurut Tatang Razak, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Indonesia, dalam 2 tahun terakhir ada 1.927 TKI asal Jateng yang bermasalah di berbagai negara.
"Di Jawa Tengah, catatan 2 tahun terakhir ini ada 1.927 kasus TKI bermasalah di berbagai negara. 8 Orang terancam hukuman mati," kata Tatang di Kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Jumat (28/2/2014).
Untuk hukuman mati, secara nasional mencapai 240-an TKI yang terancam hukuman mati. Namun negara berhasil membebaskan mereka hingga 176 TKI dari hukuman mati. Ditambahkan, TKI yang terancam hukuman mati itu mayoritas terlibat kasus narkoba.
Kasus Satinah dan Karni
"Kasus lain yaitu pembunuhan seperti yang dialami Satinah, TKI asal Kabupaten Semarang dan Karni asal Brebes," kata Tatang. Khusus untuk kasus Satinah, pemerintah dan donatur sudah menyiapkan diyat Rp 12 miliar dari diyat yang ditentukan yaitu Rp 21 miliar.
"Presiden juga sudah mengirim surat kepada raja di sana untuk mendekati keluarga agar menerima tawaran tersebut. Usaha berbicara kepada lembaga agar donatur menambah (donasi). Keluarga Satinah juga sudah kirim surat ke keluarga korban. Semoga Satinah dibebaskan," kata Tatang.
Sedangkan dalam kasus Karni, Tatang menyebutkan bahwa pemerintah hanya bisa memberikan bantuan hukum, karena pihak majikan Karni yang anaknya dibunuh tidak bersedia menerima diyat berapa pun.
"Kasus terjadi akhir tahun kemarin, dia kesal kemudian menggorok anak usia 4 tahun. Indikasinya keluarga tidak akan memberi pemaafan, bahkan keluarga mengatakan diyat ribuan triliun rupiah pun tidak dimaafkan. Kami sudah upaya mengirim pengacara, semoga ada mukjizat," tandas Tatang.(Rinaldo)
Sumber Liputan6.com, Semarang

27 TKI Ilegal Diamankan Dari Penampungan Kumuh


JAKARTA -- Jajaran Kepolisian Sektor Metropolitan Kalideres, Jakarta Barat mengamankan 27 calonTenaga Kerja Indonesia (TKI) dari sebuah penampungan di bilangan Rawa Lele, Kalideres Jakarta Barat, Jumat (28/2/2014) sore sekitar pukul 17.00.
Kapolsek Metro Kalideres, Komisaris Juang mengatakan, diamankannya para calon TKI tersebut karena mereka diduga tidak memiliki dokumen ketenagakerjaan.
"Mereka rencananya akan dikirim ke sejumlah negara, tapi kami menduga mereka tidak memiliki dokumen. Mereka akan diberangkatkan secara ilegal," kata Kompol Juang, Jumat.
Selain itu, Juang menjelaskan, kondisi bangunan yang digunakan sebagai tempat penampungan 27 calon TKI tersebut sangat memprihatinkan. "Tempat penampungannya tidak layak sebagai tempat singgah para TKI," katanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Kompol Juang, para calon TKI baru beberapa hari berada di tempat penampungan tersebut.
"Mereka ngakunya baru 3-4 hari disana, rencananya bakal dikirim ke Hongkong dan beberapa negara tetangga lainnya," kata Juang.
Saat ini hasil pengungkapan kasus tersebut dilimpahkan ke Polres Metro Jakarta Barat. "Mereka akan dibawa ke Polres Jakarta Barat untuk pengembangan pemeriksaan selanjutnya," ungkapnya. (Feriyanto Hadi)
Sumber TRIBUNNEWS.COM
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung