http://infobmi.blogspot.com/. Powered by Blogger.

Saturday, March 8, 2014

TKI meninggal di Malaysia karena sakit kanker

Sukabumi (ANTARA News) - Tenaga kerja wanita asal Kabupaten Sukabumi yang bekerja di Negeri Jiran, Malaysia dilaporkan meninggal dunia karena sakit kanker otak stadium IV dan saat ini jasadnya sudah sampai di rumahnya.
Informasi yang dihimpun dari keluarga TKW tersebut, pahlawan devisa ini diketahui bernama Cucu Hardiyanti bin Udin Masduk (39) warga Kampung Pondok Tisuk Rt 02/08, Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak. Informasi meninggalnya Cucu diterima oleh keluarganya pada Selasa, 4/3.
"Saya mengetaui kakak saya meninggal dari majikannya yang menelpon kami bahwa almarhum meninggal karena sakit kanker otak stadium IV setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Kuala Lumpur, Malaysia dan jenazah Cucu baru tiba pada, Jumat, 7/4 kemarin," kata adik kandung Cucu, Nasishin kepada wartawan, Sabtu.
Menurut Nashishin, kakaknya tersebut bekerja di Malaysia sejak 2011 lalu, almarhum memiliki tiga orang putra yakni Rusdi (20), Ridwan (16) dan Fitri (7). Ia tidak menyangka kakaknya bisa sakit kanker karena sebelum bekerja di Malaysia dan sampai menjadi TKI, Cucu tetap terlihat sehat dan tidak pernah mengeluh sakit.
Selain itu, selama bekerja di Malaysia, kakaknya itu juga tidak pernah mengeluh sakit pada bagian kepalanya atau ingin pulang.
"Kami baru tahu kakak saya sakit seperti itu dari majikannya, namun kami iklas dengan kepergian Cucu, tapi kami meminta kepada majikannya agar gaji dan asuransi selama bekerja di Malaysia diberikan untuk digunakan biaya kedua anaknya yang masih remaja," tambahnya.
Sementara, Kepala Desa Balekambang, Asep Saeful Bahri mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengn Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi untuk membantu dalam mengurus hak-haknya mulai dari gaji sampai asuransi.
"Kami belum mengetahui, apakah almarhum berangkat ke Malaysia untuk jadi TKW melalui jalur legal atau ilegal maka dari itu kami akan berkoordinasi dengan Disnakertrans, tapi bagaimana pun juga hak almarhum selama bekerja harus diberikan. Selain itu, pihak keluarga juga tidak menuntut agar jenazah Cucu di otopsi ulang, karena mereka sudah pasrah dan iklas," kata Asep.
Editor: Desy Saputra Antaranews

Baca juga↓
UU TKI dinilai belum efektifberi perlindungan

TKI hamil dipaksa majikan aborsi di Malaysia

Malaysia hukum gantung suami-istri yang bunuh TKW Indonesia

Moratorium, Pandeglang tak kirim TKI ke Arab

TKI asal Belu tewas tertembak di Malaysia

Keluarga Penumpang Malaysia Airlines Mengamuk di Beijing



Bendera maskapai Malaysia Airlines di Kuala Lumpur International Airport, Sepang, Malaysia, sabtu (8/3/2014). Satu pesawat milik maskapai ini hilang, dinihari tadi
Sekelompok kerabat penumpang pesawat Malaysia Airlines yang hilang kontak mengamuk di Beijing China, Sabtu 8 Maret 2014. Mereka menuding maskapai Malaysia itu tidak memberikan informasi apa-apa mengenai nasib pesawat dan penumpang yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Kerabat keluarga penumpang ini ditempatkan di sebuah ruangan hotel dekat bandara Beijing untuk menunggu informasi dari maskapai soal insiden hilangnya pesawat dengan nomor penerbangan MH370, dinihari tadi. Tapi, tak ada satupun petugas yang datang.
Diberitakan sebelumnya, 152 dari 227 penumpang pesawat itu berkewarganegaraan China. Diduga, ada tujuh warga negara Indonesia di pesawat itu.
Karena informasi tak kunjung datang, sekitar 20 kerabat penumpang keluar dari ruangan yang sediakan sambil marah-marah. "Tak ada seorang pun dari perusahaan itu yang datang kemari. Kami tidak menemukan satu pegawai pun. Mereka hanya menyuruh kami menunggu di ruangan itu," kata seorang pria separuh baya yang tak mau menyebut nama.
"Kami mau satu orang saja menunjukkan mukanya. Mereka bahkan belum memberikan manifes," tambah si pria itu, seperti dikutip dariReuters.
Kerabat lain yang mencoba menghindari wartawan sempat bergumam, "Mereka memperlakukan kami seperti anjing-anjing."
Di tengah kekacauan itu, seorang petugas yang mengaku dari Malaysia Airlines mengatakan, "Kami bekerjasama dengan pihak berwenang yang telah mengaktifkan tim pencarian dan penyelamatan. Pikiran dan doa kami yang mendalam tertuju pada para penumpang dan anggota keluarga mereka," kata pejabat yang juga menolak menyebut nama.
Keberadaan pesawat MH370 itu tak kunjung diketahui setelah 18 jam lebih hilang kontak dengan Air Traffic Control Subang. Empat negara mengerahkan kekuatan mereka untuk mencari pesawat yang hilang sekitar dua jam setelah mengudara. Keempat negara itu adalah Vietnam, Malaysia, Singapura, dan China. (umi)
© VIVA.co.id
By VIVAnews

Ini Daftar Nama WNI yang Ada di Pesawat Malaysia Airlines

"Sudah dapat nama, sudah menghubungi keluarga."

Maskapai penerbangan Malaysia Airlines memastikan ada tujuh warga Indonesia dalam daftar penumpang pesawat yang hilang kontak. Namun sampai saat ini pihak maskapai belum merilis data manifest penumpang tersebut.
Padahal, sejak siang tadi, manifest penumpang pesawat tujuan Kuala Lumpur-Beijing itu sudah beredar luas. Salah satunya, media MalaysiaThestar.
Seperti dikutip dari thestar.com, Sabtu, 8 Maret 2014, ada tujuh mana WNI yang terdaftar. Nama penumpang ditandai sesuai asal negaranya, dan Indonesia tertulis IDN. Dalam data itu juga terdapat dua nama yang sama dengan speling berbeda.
Berikut nama tujuh penumpang asal Indonesia itu: Firman Chandra Siregar, Suadaya Herry Indra, Sugianto Lomr, Swadaya Ferry Indra, Vinny Chynthyatiomrs, Wang Willy Surijanto dan Tanurisam Indrasuria.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene dalam percakapan dengan tvOne menjelaskan bahwa instansinya ikut membantu maskapai Malaysia Airlines untuk menghubungi keluarga dari WNI yang ada dalam pesawat tersebut.
"Sudah dapat nama, sudah menghubungi keluarga. Itu yang dilakukan pihak penerbangan dibantu dengan kedutaan di Kuala Lumpur," katanya.
Menurut Michael, pihak maskapai sudah berupaya menghubungi seluruh keluarga penumpang yang tercatat dalam penerbangan itu.
"Belum lama tadi kami juga mendapat data dan berupaya menghubungi," ujar dia.
Pesawat yang membawa 239 penumpang dan kru yang berasal dari 14 negara itu itu hilang kontak pada pukul dua pagi tadi waktu Malaysia.
Pesawat Boeing B777-200 itu bertolak dari Kuala Lumpur pada Sabtu dini hari sekitar pukul 00.21 dan dijadwalkan mendarat di Bejing pukul 06:30 waktu setempat di hari yang sama. Maskapai itu menyampaikan petugas pemantau lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat tersebut dua jam setelah mengudara yakni 02:40 waktu setempat.
Menteri Transportasi Malaysia, Hishamuddin Hussein mengaku akan melakukan segalanya upaya untuk menemukan pesawat. Dia membantah pemberitaan media Vietnam yang menyebut bahwa pesawat tersebut jatuh di Laut China Selatan. Menurutnya, tidak ada tanda-tanda rongsokan pesawat.
Hishamuddin juga menjelaskan bahwa pemerintah masih menunggu informasi yang akurat dari militer Malaysia. "Mereka masih menunggu informasi dari pihak Vietnam," ucapnya. (adi) sumber VIVAnews
Berita terkait ↓
Kemenlu Pastikan Data 12 WNI di Malaysia Airlines
Radar Vietnam temukan Pesawat Malaysia Airlines jatuh ke laut

Pesawat Malaysia Airlines Hilang, Sebagian Besar Penumpang Warga China

Friday, March 7, 2014

Tiga bayi satu balita dideportasi ke Batam

Batam, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Tiga bayi, satu balita, dan 12 orang wanita dewasa dideportasi dari Malaysia melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis sore (6/3), dan rata-rata dalam kondisi kurang sehat.
"Semuanya 16 orang. Kondisi yang dewasa banyak tidak sehat dan depresi. Ada yang baru 15 hari usai melahirkan, jahitannya belum kering, sekarang demam. Kami segera akan cek kesehatan mereka," kata Satgas Pendamping TKI Kementerian Sosial, Febriana, Jumat.
Ia mengatakan, sebelum dideportasi sebagian di antara mereka diperlakukan tidak mengenakkan dari majikan sehingga memilih melarikan diri ke Konsulat Jenderal Indonesia di Johor Bahru untuk meminta perlindungan.
"Ada yang mendapat tekanan fisik dan nonfisik. Ada juga yang diminta mengguggurkan kandunganya namun menolak dan memilih lari dan tidak dibayar gajinya," kata dia.
Febriana mengatakan, anak-anak yang dilahirkan para TKI itu hasil hubungan tanpa status pernikahan resmi. Orangtuanya tidak memiliki dokumen pernikahan.
"Orangtuanya tidak memiliki dokumen pernikahan resmi. Saat dideportasi, bayi-bayi tersebut dibawa serta oleh ibunya," kata Febriana.
Febriana mengatakan, rata-rata TKI tersebut berasal dari NTB, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sukabumi, Aceh, dan Lampung.
Editor: Ade Marboen
http://m.antaranews.com/berita/422698/tiga-bayi-satu-balita-dideportasi-ke-batam?cid=dlvr.it

Warga Kepahing Bengkulu temukan dua rafflesia arnoldii



Bengkulu (ANTARA News) - Warga Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, menemukan dua kuntum bunga rafflesia arnoldii mekar di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun.
"Ada dua bunga yang kami temukan mekar di dalam kawasan hutan lindung bukit daun," kata Koordinator Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok, Holidin saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat.
Ia mengatakan satu bunga mulai mekar, dengan dua kelopak bunga sudah membuka, terdapat di kilometer 51 dari Kota Bengkulu.
Sedangkan satu bunga lainnya, mekar di lereng Bukit Jupi di dalam Hutan Lindung (HL) Bukit Daun, di kilometer 54.
"Bunga yang mekar di lereng bukit jupi sudah mulai sempurna, kami perkirakan besok mekar sempurna," kata Holidin, yang bersama timnya rutin mengawasi habitat bunga langka itu di kawasan HL Bukit Daun dan sekitarnya.
Biasanya, jika ada bunga rafflesia yang mekar, anggota kelompok itu akan mendirikan posko penjagaan. "Sebab sudah banyak kasus bunga rafflesia dicuri atau dirusak," tambahnya.
Untuk menjaga dua bunga itu, anggota kelompok akan mendirikan pos penjagaan dan membantu masyarakat yang ingin melihat keunikan bunga rafflesia.
Bunga yang mekar di HL Bukit Daun, tepatnya di lereng Bukit Jupi, menurutnya sudah bisa dinikmati dan pihaknya siap menjadi pemandu.
"Masyarakat sudah bisa melihat bunga di Bukit Jupi, kami membuat pengumuman di pinggir jalan raya Bengkulu-Kepahiang," ujar Holidin yang menyebutkan lokasi bunga mekar di lereng Bukit Jupi hanya berjarak 50 meter dari jalan raya itu.
Editor: Fitri Supratiwi

Pasutri Malaysia pembunuh PRT Indonesia dihukum gantung


Fong Kong Meng (The Star)
Pengadilan Tinggi Malysia pada Kamis (6/3/2014), menjatuhkan hukuman gantung pada pasangan suami istri Fong Kong Meng (58) dan Teoh Ching Yen (56) karena terbukti membunuh Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia, Isti Komariah (26).

Keduanya dinyatakan bersalah membunuh Komariah di kediaman mereka, di Petaling Jaya, pada Juni 2011. Hakim Datuk Noor Azian Shaari menyatakan, korban meninggal dunia akibat kelaparan, karena pasutri itu tak memberikan makanan yang layak dan perawatan medis.

Hakim juga mencatat, bahwa berat badan korban pada saat kematiannya hanya 26 kg. Padahal saat pertama kali bekerja pada pasutri itu, berat badan Isti 46 kg. PRT asal Jawa Timur itu mulai bekerja untuk pasutri sadis ini pada Desember 2008.

Seperti dilaporkan kantor berita Bernama, sidang kasus ini dimulai pada 30 Juli 2012, di mana 16 saksi dipanggil dan ada 6 saksi yang meringankan terdakwa. Menurut Hakim Noor Azian, pembela terdakwa tidak bisa memberikan tanggapan terkait tuduhan penyiksaan fisik dan kematian korban. Sumber Sindonews.com

Banyak TKI Sampang Awam Tentang Jalur Resmi


KBRN, Sampang ; Tenaga Kerja Indonseia (TKI) asal Sampang masih banyak yang awam mengenai jalur legal dan ilegal , buktinya masyrakat masih banyak menggunakan jalur illegal, terbukti menurut data yang tercatat di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi(Dinsosnakertrans)KabupatenSampanghanya 5 persen yang illegal, sedangkan 95 persennya illegal.
Kasi Tenaga Kerja Dinsosnakertrans setempat Bisrul Hafi mengatakan TKI asal Sampang yang memakai jalur resmi kurang dari 20 orang sedangkan yang illegal ribuan orang. Banyaknya TKI illegal di sebabkan oleh rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya memakai jalur resmi.
“Di tahun 2014 ini akan melakukan sosialisasi terkait banyaknya masyarakat Sampang, yang bekerja keluar negri masih memakai jalur Ilegal, sosialisasi tersebut akan di terapkan kepada masyarakat di 13 Kecamatan di Sampang. Hal ini bertujuan untuk menekan maraknya TKI melalui jalur tekong. Selain itu juga sosialisasi itu dilakukan agar masyrakat mengerti bagaiamna kenyamanan jalur resmi ketimbang jalur tekong” ujarnya Jum’at (07/03/2014)
Menurut Bisrul untuk mengurangi TKi yang illegal , pihaknya akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di 13 Kecamatan di Sampang. Hal ini bertujuan untuk menekan maraknya TKI melalui jalur tekong. (Khairul U/BCS) sumber RRI

Merasa Tertipu, Puluhan TKI Datangi Agent Penyalur


Jembrana (Metrobali.com)-
Puluhan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Kamis (6/3) melakukan protes dengan mendatangi Kantor Yayasan Bali Surya Internasional (YBSI) di Jalan Udayana, Negara.
Mereka datang untuk menagih janji pihak yayasan YBSI. Pasalnya hingga sekarang mereka tidak kunjung diberangkatkan bekerja di luar negeri. Padahal mereka sudah dipungut biaya dari Rp.8,5 juta hingga puluhan juta. Puluhan TKI yang merasa tertipu itu berasal dari berbagi daerah di Jembrana termasuk dari luar Kabupaten Jembrana.
Jaka, seorang TKI asal Singaraja tinggal di Denpasar ditemui di Kantor YBSI mengaku telah membayar Rp.8,5 juta, namun hingga kini belum diberangkatkan. Menurutnya pihak YBSI pernah menjanjikan akan memperkerjakan di pengeboran minyak lepas pantai di Austria dan bekerja di Kanada, namun ditunggu selama dua tahun, belum juga diberangkatkan.
TKI lainnya juga mengatakan hal yang sama. Sementara dari informasi TKI lainnya, setiap TKI dikenakan biaya pemberangkatan bervariasi. “Ada yang dipungut Rp. 8,5 juta hingga Rp. 9,5 juta. Yang saya dengar katanya juga ada dipungut biaya Rp. 24 juta sampai Rp. 40 juta. Jujur kami merasa ditipu, karena sampai sekarang kami tidak diberangkatkan” ujar TKI lainnya.
Pimpinan YBSI, Gede Wiarsa saat dikonfirmasi Kamis (6/3) mengatakan kalau pihaknya tidak berwenang memberangkatkan. Menurutnya yang berwenang memberangkatkan adalah perusahaan  yang ada di Jakarta. Dengan kejadian ini pihaknya juga merasa dipermainkan oleh perusahaan yang ada di Jakarta.
“Kami hanya menerima dana pelatihan dan dokumen yang nilainya Rp. 8,5 juta. Lebih dari itu tidak ada. Kalau ada yang bilang lebih dari itu, mana buktinya” ujar Wiarsa.
Menurutnya pihaknya sebelumnya bekersama dengan PT Beperly, namun karena dihentikan menjadi agent, pihaknya mencari agen lain dan ketemu dengan PT Elka dan kemudian melakukan kerjasama pada 14 November 2013 lalu. Namun entah kenapa lagi-lagi kerjasamanya diputus oleh PT Elka pada 4 Januari 2014.
“Saya juga kena tipu dari perusahaan ini Rp. 60 juta, bahkan saya juga sempat mentranfer ke Brown Jackson Rp. 600 juta, tapi tidak ada kabarnya” ujarnya.
Lanjut, dari 69 TKI yang mendaftar kata Wiarsa kini hanya tersisa 48 orang. Pasalnya sebagian sudah mengundurkan diri dan uangnya juga sudah dikembalikan.
“Uangnya sudah saya tranfer ke pihak perusahaan di pusat, tapi disini saya yang harus bertanggungjawab” pungkasnya. MT-MB sumber Metrobali.com

Thursday, March 6, 2014

Pemalsu Ijazah TKI dan Caleg Dibekuk

Metrotvnews.com, Pontianak:
Polda Kalimantan Barat
menangkap dua pemalsu
dokumen kependudukan seperti
ijazah. Keduanya menerima
orderan dari TKI dan calon
anggota legislatif. Jaringannya
terus dikejar. Sebab, dokumen
palsu ini berdampak kepada
kepemilikan dan status.
"Kebanyakan untuk TKI. Ini
berdampak pada nasib TKI kita
di luar negeri. Umur bisa
dipalsukan, ijazah juga," cetus
Direktur Reserse Kriminal Umum
Polda Kalbar Kombes Rudi
Hartono, Kamis (6/2).
Dua tersangka itu adalah Edy
Junaedi,44, pembuat dokumen-
dokumen bodong; dan Riki,35,
makelar dokumen itu. Mereka
ditangkap jajaran Direskrimum
Polda Kalbar di rumah pelaku, di
Jl Sultan Hamid II Komplek
Gerbang Permata Sari Asri No. G
12, Pontianak Timur, Kalbar,
Selasa (4/3).
Rudi menjelaskan, Edy memiliki
peran sebagai pemalsu beberapa
jenis dokumen kependudukan.
Dari yang sudah diakuinya, Edy
memalsukan Kartu Keluarga,
Akta Kelahiran, dan KTP untuk
wilayah Kalbar, Kalteng, DKI
Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali,
Sumatra, Sulawesi, Papua,
Maluku, NTT, NTB; SKCK dan
Akte Cerai untuk wilayah yang
belum teridentifikasi; serta Akte
Nikah wilayah Kalbar dan Pulau
Jawa.
"Buku Nikahnya, yang
bersangkutan mengisi sendiri,"
ucap dia.
Selain itu, ada pula pemalsuan
Ijasah SMP dan SMA. Dokumen
ini disinyalir sudah dipesan TKI
dan beberapa calon anggota
legislatif lokal untuk
meloloskannya dari persyaratan
administrasi minimal. Meski
begitu, Rudi enggan menyebut
nama-nama caleg itu.
"Nanti kita malah ikutan black
campaign," selorohnya.
Digarap pula pemalsuan BPKB
wilayah Kalbar; STNK sepeda
motor dan mobil untuk wilayah
Kota Pontianak dan Kubu Raya,
Kalimantan Barat; SIM C, A, dan
A Umum, B1 dan B1 Umum, B2
dan B2 Umum. Rudi mengaku
masih mendalami keterkaitannya
dengan pelaku curanmor.
Lebih gawat lagi, sambungnya,
ada pemalsuan Sertifikat Tanah
di wilayah Kota Pontianak. Jika
pemalsuan ini dibiarkan, ini
rentan terhadap sengketa tanah.
Mekanisme pemesanan
dokumen-dokumen palsu itu,
jelas Rudi, didahului dengan
pesanan. Peminat, katanya, mesti
memesan dulu lewat Riki. Baru
kemudian Riki menghubungi Edy
untuk membuat dokumen sesui
pesanan.
Tarifnya, ungkap dia, sangat
terjangkau. Untuk memesan
ijasah bodong, masyarakat cukup
mengeluarkan Rp 100 ribu, BPKB
Rp 500 ribu, STNK Rp 100 ribu,
SIM Rp 100 ribu, KK Rp 50 ribu,
KTP Rp 50 ribu, Akte Kelahiran
Rp 50 ribu, Akte Nikah Rp 100
ribu, Buku Nikah Rp 150 ribu,
Sertifikat Tanah Rp 300 ribu, dan
SKCK Rp 50 ribu.
"Uang tersebut adalah harga
untuk Riki (dari Edy). Sedangkan
(tarif) Riki kepada pemesan tidak
tahu berapa," sambung Rudi.
Modus pemalsuan dokumen-
dokumen itu, Rudi menjelaskan,
ada beberapa jenis. Pertama,
pelaku membeli blangko asli
sebagian dokumen itu dari
seseorang bernama Ika, di
Sungai Adong, Kubu Raya,
Kalbar. Pelaku sendiri tidak tahu
darimana Ika mendapat blanko
asli itu.
"Tersangka mengisi blangko asli
kemudian diisi datanya," ujar dia.
Jika tidak ada blanko asli, Edy
terbiasa mencetak sendiri blanko
asli tapi palsu. Dokumen itu bisa
diisi sendiri oleh pelaku, atau
juga diserahkan kepada Riki
untuk kemudian pemesan
mengisi sendiri dokumennya.
Setiap pesanan dari Riki, Edy
langsung menerima pembayaran
sesuai harga yang
ditentukannya," imbuh dia.
Kepada polisi, pelaku mengaku
sudah beroperasi selama tiga
tahun. Omset per bulannya
mencapai Rp1,5 juta.
Dari penggerebekan rumah
pelaku, kata Rudi, pihaknya
sudah menyita sejumlah
dokumen bodong. Yakni, kartu
akta nikah, Cap "Untuk Duda"
dan "Untuk Janda", akta
kelahiran cetakan lama dan
baru, akta perkawinan, KTP,
Kartu Keluarga, notice Pajak,
STNK, hologram dokumen Akta
Kelahiran dan SIM, BPKB, Kartu
SIM A dan C Polresta Pontianak,
blangko SKCK.
Ditambahkannya, adapula
sertifikat tanah, Segel Sertifikat
Hak Milik dari Badan Pertahanan
Nasional, materai asli. Selain itu
ada plastik laminating KTP,
laminating dop, alat cetak
(pemindai atau scanner, tiga
printer, dan tiga komputer), alat
press laminating KTP, alat
pemotong kertas, serta alat
untuk memotong KTP.
"Edy Junaedi dan Riki serta
barang bukti diamankan di Dit
Reskrimum (Polda Kalbar) untuk
proses penyidikan lebih lanjut,"
tandasnya. (Arif Hulwan)
metrotvnews.com

Rusuh di Jeddah, TKI Minta Segera Dipulangkan


Jakarta - Direktur
Migrant Care, Anis Hidayah,
mengatakan tenaga kerja Indonesia
yang berada di pusat penahanan
Al-Shemaisi, Jeddah, Arab Saudi,
masih menunggu untuk
dipulangkan. Mereka mendesak
untuk segera dikembalikan ke
Indonesia. "Jumlahnya sekitar 600-
an orang," kata Anis saat
dihubungi, Rabu, 5 Maret 2014.
Jumlah tersebut merupakan sisa
dari 12 ribu orang TKI yang
sebelumnya tinggal di sana. Anis
belum tahu kapan pastinya
sejumlah TKI tersebut akan
dipulangkan. Hanya saja, kata Anis,
mereka meminta untuk segera
dikembalikan ke tanah air.
Juru bicara Kementerian Luar
Negeri, Robert Matheus Michel
Tene, memastikan tidak ada
korban dari pihak warga negara
Indonesia dalam kerusuhan di
pusat penahanan Al-Shemaisi,
Jeddah. "Kami akan terus
berkoordinasi dengan perwakilan
Indonesia di sana," kata dia.
Pada Ahad malam lalu, sejumlah
pekerja asing terlibat kerusuhan
dengan penjaga keamanan di
pusat penahanan Al-Shemaisi,
Jeddah. Akibatnya, satu pekerja
asing meninggal dan sembilan
orang terluka.
Juru bicara kepolisian Mekkah,
Komandan Ati al-Qurashi,
mengatakan para tahanan
berusaha menimbulkan kekacauan.
"Polisi pun terpaksa turun tangan,
sehingga meenimbulkan korban
tewas dan luka dalam usaha
pengamanan," kata al-Qurashi
seperti yang dikutip Al-Jazeera,
Senin, 3 Maret 2014.
Namun, Al-Quraishi tak mau
menjelaskan penyebab kerusuhan
dan bagaimana kejadian detilnya.
Bahkan al-Qurashi tidak
menyebutkan nama serta
kebangsaan korban tewas atau
yang terluka. Al-Qurashi hanya
bilang, "kericuhan terjadi kala
pekerja asing menanti proses
deportasi."
AMRI MAHBUB
TEMPO.CO

Banyak TKI Yang Stres Di Penampungan Saudi

Kerusuhan di tempat penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) overstayer di Jeddah, Arab Saudi pekan lalu, menandakan penanganan dari pemerintah Indonesia masih minim. Seharusnya, pihak pemerintah bisa mencegah hal itu terjadi.
Hal itu diungkapkan Direktur Mi­grant Care Anis Hidayah ke­padaRakyat Merdekadi Ja­karta, kemarin. Menurutnya, hal itu terjadi karena lambatnya peme­rintah dalam melakukan pemu­langan TKI overstayer. Padahal, para TKI sudah berada di penam­pungan sejak November 2013.
“Dalam kejadian ini penanga­nan pemerintah antiklimaks. Pe­merintah sangat lambat mela­kukan penanganan dan tidak mem­perdulikan nasib rakyatnya. Para TKI dibiarkan menunggu tan­pa kejelasan kapan akan dipu­langkan ke Indonesia,” kata Anis.
Akibatnya, kata Anis, mayo­ritas TKI di penampungan me­nga­lami stres berat, karena terlalu la­ma mendekam di tempat pe­nam­pungan. Seharusnya, peme­rintah segera memulangkan TKI yang berada di penahanan. Ka­rena, mereka sudah tidak mem­punyai akses untuk men­dapatkan pekerjaan dan kembali ke Tanah Air. Bahkan, untuk mendapatkan keduanya mereka dipersulit dan diabaikan.
Menurutnya, peristiwa kerusu­han ini harus dijadikan pelajaran bagi pemerintah untuk mengeva­luasi pengiriman TKI ke Arab Sau­di. Selain itu, harus bisa mela­yani warga negaranya yang men­cari nafkah di luar negeri dan memberikan kemudahan jika ada yang ingin kembali ke Tanah Air.
“Harusnya Pemerintah ber­benah diri. Jangan terus menerus mela­kukan pengiriman TKI ke Arab Saudi, kecuali semua TKI yang di Saudi terbebas dari masa­lah. Akan tetapi, Pemerintah tidak me­lihat ke arah itu. Hanya me­mentingkan devisanya saja, tanpa memberikan perlindungan yang maksimal,” tudingnya.
Berdasarkan info dari Migrant Care, sudah ada dari para relawan yang menangani para TKI. Na­mun, pihaknya belum terlihat ada perwa­kilan pemerintah yang ikut men­dampingi. “Jangan mentang-men­tang tidak ada korban peme­rintah jadi terkesan setengah hati. Perlakuan pemerintah harus adil dan tidak memandang ada korban atau tidak,” tuturnya.
Aktivis LSM Perlindungan Buruh Migran Lily Pujiati me­nyatakan, untuk melakukan pemulangan TKI Overstayer tidaklah sulit. Menurutnya, asal­kan ada koordinasi yang baik an­tara Kemenlu dan KJRI, pena­nganan TKI akan lebih mudah. Sayangnya, selama ini koordinasi keduanya kacau balau dan tumpang tindih dalam melaksa­nakan tugasnya.
“Pemerintah melalui Kemenlu harus bisa melakukan pemula­ngan. Karena memang sudah tu­gas dari Kemenlu dan sudah ada anggarannya untuk memulang­kan TKI. Kalau memang tidak bisa berarti power dalam diplo­masi masih lemah,” ungkapnya.
Lily menyebut, masalah yang dihadapi TKI itu selalu sama. Diantaranya, na­ma seorang TKI tidak sama ke­tika be­rangkat dan pulang, sehingga pas­pornya tidak dapat dilacak dan sulit pulang. Lalu ada pengenaan denda ter­hadap War­ga Negara Asing (WNA) di Arab yang melebihi batas izin tinggal.
Lily menyarankan, agar masa­lah serupa tidak terulang lagi. TKI yang akan bekerja kembali ke Arab dan negara penempan lainnya. Harus diproses dengan benar. Pertama, mulai dari proses pemenuhan dokumen resmi. Ka­re­na banyak yang tidak ber­do­kumen resmi. Kedua, kemam­puan individu harus dilatih. Keti­ga harus mengetahui negara pe­nempatan dan budayanya.
Sebelum­nya, telah terjadi kerusuhan di Tarhil Shumaysi, Jeddah, Arab Saudi, sebuah lo­kasi penam­pung­an TKI yang akan dipulangkan ke negara asal­nya pada hari minggu pekan lalu. Satu orang dilaporkan tewas dan sembilan lainnya luka-luka. Akan tetapi, belum diketa­hui negara asal para korban.
Berdasarkan data Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah per 21 Januari lalu, sekitar 1.400 buruh migran yang masih ditampung di Shumaysi. Mereka semua sedang menunggu doku­men deportasi untuk dipulangkan ke Indonesia. Jumlah tersebut ter­masuk ribuan warga negara In­donesia yang melampaui batas izin tinggal resmi(overstayers).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene mengata­kan, tidak ada WNI yang men­ja­di kor­ban dan terlibat dalam ke­ja­­dian ter­sebut. “Informasi yang kami pe­roleh tidak ada korban. Kami akan te­rus berkoordinasi dengan perwa­kilan Indonesia,” ujarnya.
Tene menambahkan, KJRI su­dah memberi arahan kepada para TKI agar tertib menunggu gi­­liran dipulangkan. Selama be­rada di Shumaysi, segala kebu­tuhan TKI overstayer ditanggung penuh pemerintah Arab Saudi. Sebab, fasilitas Shumaysi dan kebijakan deportasi buat buruh migran overstay merupakan kebi­jakan Arab Saudi.
Mental Siswa & Guru Rawan Terganggu ...
Ujian Nasional Dikawal 30 Ribu Polisi
Pelaksanaan Ujian Na­sio­­nal (UN) pada tahun ini kembali akan dikawal aparat ke­polisian. Hal ini semakin mem­pertegas bah­wa pelaksa­naan UN tak ubah­nya seperti kondisi berba­haya. Padahal, UN adalah kegia­tan evaluasi atas hasil belajar siswa selama me­nem­puh satu jenjang pendidikan.
Sekjen Federasi Guru Inde­penden Indonesia (FGII) Iwan Hermawan, melihat pelibatan aparat kepolisian sudah mem­pertegas bahwa UN adalah se­buah kondisi yang darurat. “Ini adalah situasi darurat untuk pen­didikan nasional yang bera­wal dari ketidakpercayaan pe­me­rintah kepada guru,” katanya saat dikontakRakyat Merdeka, kemarin.
Pelibatan polisi juga menan­dakan pelaksanaan UN tidak aman. “Ketika siswa se­dang UN, pengawalan dari po­lisi akan membawa dampak psi­kologis bagi siswa, dimana sis­wa diintimidasi melalui ke­ha­diran polisi, baik itu keha­diran polisi berseragam mau­pun mobil polisi di lingkungan se­kolah,” katanya.
Iwan mengaku, prihatin kare­na saat pelaksanaan UN, para siswa, guru, dan pengawas di­ang­gap sebagai orang jahat sehingga harus diawasi polisi. “Padahal secara teknis UN juga diawasi oleh perguruan tinggi,” imbuhnya.
Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai, pengawa­lan ketat aparat kepolisian da­lam pelaksanaan ujian nasional terlalu berlebihan. “Kalau prin­sipnya menjaga kerahasiaan, polisi sebaiknya ditempatkan pa­da beberapa titik dalam dis­tribusi logistik UN, tapi tidak bo­leh keluyuran di sekolah-se­kolah,” katanya.
Dia menilai pengawalan ketat kepolisian menunjukkan pemerintah gagal membangun sistem pendidikan yang man­diri dan juga pelaksanaan UN yang bermutu. “Yang harus di­ta­ngani itu bagaimana modus-modus pelanggaran dan kecu­rangan dalam UN harus dihu­kum,” ujarnya.
Doni juga mengusulkan agar pe­merintah membuat me­kanis­me pelaporan terkait pelang­garan dan kecurangan dalam UN.
Setidaknya bakal ada 30 ribu personel polisi yang terlibat dalam penjagaan UN 2014. mengawasi di percetakan, mengawal pendistribusian, dan menjaga di gudang-gudang panitia provinsi.
Rakyat Belum Nikmati Potensi Bisnis Kelautan
Himitekindo Minta Mahasiswa Terlibat
Ketua Dewan Pakar Himpu­nan Mahasiswa Ilmu dan Tek­nologi Kelautan Indonesia (Hi­mi­te­kindo) Badarudding Andi Picunang meminta mahasiswa terlibat aktif dan menjadi garda ter­depan dalam memanfaatkan potensi kelautan Indonesia. Men­urutnya, potensi laut harus di­mak­simalkan untuk kemas­la­hatan rakyat.
“Kita patut berbangga karena Kementerian Kelautan dan Pe­rikanan telah mendesain pro­gram yang menurut saya inilah yang kita butuhkan untuk men­jadi negara maritim dan negara yang kuat, Jadi jangan selalu ber­pikir daratan. Sumber daya alam kelautan kita sangat kaya dan belum dimanfaatkan,” kata Badarudding dalam Simposium Nasional Kelautan Himitekindo di Universitas Padjajaran (Un­pad), Bandung, kemarin.
Badar menilai, program Blue Economy dari pemerintah tidak bisa hanya dilaksanakan secara teoritis, karena pro­gram inilah yang dapat men­jadikan Indo­nesia negara mari­tim yang sesung­guhnya.
Lebih jauh Badar yang meru­pakan inisiator berdirinya Hi­mitekindo mengungkapkan, ke­bahagiaannya karena Himite­kin­do sudah menjadi organisasi yang besar dan telah tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Kondisi ini, diperkirakannya, akan menjadi modal besar un­tuk kemajuan Ilmu dan Tek­nologi kelautan Indonesia.
Badar menambahkan, Himi­te­kindo merupakan inisiator berdirinya Kementerian Kelau­tan dan Perikanan yang diben­tuk de­ngan tujuan pengem­ba­ng­an Il­mu dan Teknologi Ke­lautan demi terwujudnya ma­syarakat adil dan makmur. “Pa­da saat ka­mi ru­mus­kan Himi­tekindo ini ka­mi me­re­komen­da­si­kan untuk dibuat de­parte­men khusus untuk kelau­tan, dan Alhamdulillah saat Gus­dur menjadi Presiden ke­ingi­­nan ka­mi ini dapat tercapai,” ujar Ca­leg Partai Golkar untuk dae­rah pemilihan DKI Jakarta III ini.
Turut hadir dalam Simpo­sium Nasional Kelautan ini Men­teri KKP Syarif Cicip Su­tartjo dan perwakilan mahaiswa kelautan dari 20 universitas. *** sumber RMOL

Delapan Puluh TKI Berhasil Diselamatkan dari Suriah

Masih ada sekitar 3.000 TKI lagi yang ada di tengah perang Suriah.

Situasi kota Homs, Suriah
Sebanyak 80 tenaga kerja Indonesia (TKI) berhasil dipulangkan dari Suriah di tengah gejolak perang di negara Timur Tengah itu. Puluhan tenaga kerja wanita ini tiba di Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Selapajang, Tangerang, Banten, Rabu sore kemarin.
Salah satu TKI asal Jepara, Jawa Tengah, yang ikut dipulangkan dari Suriah, Nukriah, mengaku trauma dan enggan kembali bekerja di negara tersebut. Nukriah mengaku pasrah dengan keadaan di sana.
Saat keadaan aman, kata Nukriah, mereka melarikan diri dan meminta pertolongan pihak kepolisian. Nukriah merasa beruntung bisa pulang dalam keadaan selamat.
Normawati, direktur lembaga pendamping danpenerbangan tenaga kerja indonesia mengatakan bahwa kepulangan 80 TKI dari Indonesia itu dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia.
Dia juga menyerukan penghapusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 16 tahun 2012 soal kepulangan mandiri TKI. Menurutnya, UU tersebut tidak berpihak pada perlindungan TKI.
"Sejak 2013 sudah ada 5.000 TKI yang dipulangkan dari Suriah dan saat ini masih ada kurang lebih 3.000 TKI yang belum pulang. Rencananya pemerintah Indonesia akan memulangkan secara bertahap hingga semua TKI di Suriah pulang semua," kata Normawati.
Setibanya di Tangerang, puluhan TKW ini langsung didata dan akan dipulangkan ke rumah mereka masing-masing.
Menurut PBB, sudah lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik yang sudah memasuki tahun ketiga di Suriah. Perundingan damai antara pejuang revolusi dan pemerintah Suriah belum menemui titik terang karena Presiden Bashar al-Assad menolak untuk turun. (eh)
Sumber VIVAnews

Jenazah Jojon dalam Perjalanan, Ratusan Orang Sudah Padati TPU Kebon Pedes


Setelah disalatkan di Masjid Al Munawaroh, Sentul City, jenazah komedian Jojon akan langsung dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat.
Pantauan detikHot, hingga pukul 13.00, Kamis (6/4/2014) makam sudah disiapkan. Begitu juga dengan tenda berukuran sedang sudah lebih dulu berdiri di atas makam.
Tidak hanya itu, pemandangan tak biasa juga terliha di TPU. Selain awak media yang ingin meliput, ratusan orang dari warga kampung sekitar juga terlihat berdesakan ingin berdiri paling dekat dengan liang lahat.
"Mau lihat almarhum, saya kagum sama Pak H Jojon," ujar salah seorang warga.
Jojon tutup usia karena serangan jantung dan asma di RS Premier Jatinegara sekitar pukul 06.10 WIB. Ia mengembuskan napas terakhir pada usia 66 tahun.
(kmb/mmu)
Sumber
Detik_Hot

Tuesday, March 4, 2014

TKI di Kebun Sawit Malaysia Meninggal di Kamar Tidurnya

Laporan Wartawan Pos Kupang, Simon Seli

photo ilustrasi
KUPANG - Hujan lebat mengguyur Bandara El Tari Kupang saat keluarga menjemput jenazah Sem Liem (38), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Bonleu, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang diberangkatkan dari Sibu, Malaysia. Sem ditemukan tewas di dalam kamar tidurnya.
Manajer Operasional PT Citra Bina Tenaga Mandiri, Ida Bagus Putra, ditemuiPos Kupang (Tribunnews.com Network) di Bandara El Tari saat penjemputan jenazah Sem Liem, Senin (3/3/2014) mengatakan, Sem merupakanTKI yang direkrut oleh perusahaan itu. Sem bekerja di perkebunan kelapa sawit di Malaysia.
Bagus menjelaskan, Sem diberangkatkan ke Malaysia 5 November 2013 dengan tujuan bekerja di perkebunan kelapa sawit di daerah Malaysia. Namun pada 13 Februari 2014, sekitar pukul 02.00 Wita, diberitakan dari Malasyia bahwa Sem ditemukan meninggal dunia dalam posisi tertidur di dalam kamar tempat tinggalnya.
"Sem bukanTKI baru, tetapi sudah sering pulang pergi Malaysia dan terakhir diberangkatkan lagi karena keinginannya bekerja lagi di perkebunan kelapa sawit. Dia bekerja seperti biasa dan tidak ada masalah, baik kesehatan maupun urusan pekerjaan. Kami terkejut mendapat informasi bahwa Sem ditemukan teman satu kamarnya terbujur kaku di tempat tidurnya," ujar Bagus.
Ia menjelaskan, sesuaimedical report (catatan medis) dari Malaysia, Sem meninggal dengan kategori kewajaran karena dalam posisi tertidur.
"Pernyataan pihak Malasyia seperti itu, tetapi lebih jelas mengetahui kepastian meninggalnya Sem, kami mengajukan permintaan kepada Malaysia agar jenazah Sem diotopsi dan disetujui oleh keluarga Sem. Namun hasil otopsi sama, Sem meninggal bukan karena tindakan kekerasan. Kami memutuskan jenazahnya kami urus pulangkan ke kampung halamannya di TTS," tutur Bagus.
Ia mengatakan, Sem dibawa ke kampung halamannya untuk dikebumikan oleh pihak keluarga.
"Kami dari perusahaan pengerah tenaga kerja, BP3TKI, dan Dinas Nakertrans TTS hadir semua saat ini. Kami urus sampai penguburan dan ada santunan dari Asuransi Jasindo karena sebelum Sem berangkat ke Malaysia, diasuransikan sebagai tenaga kerja proteksi," jelas Bagus.
Paman Sem bernama Timotius Liem mengatakan, Sem tidak sakit dan di tempat kerjanya juga tidak ada masalah. Selain itu, selama Sem di Malaysia, komunikasi dengan keluarga di kampung baik-baik saja.
"Keluarga terkejut mendapat berita dari temannya Sem yang sama-sama bekerja di perkebunan kelapa sawit, bahwa Sem sudah meninggal. Informasi dari temannya, pagi Sem bekerja dan saat siang jam makan Sem pulang istirahat makan.
Namun pada tengah malam temannya cek mendapati Sem sudah meninggal dunia," ujar Timotius.
Sumber TRIBUNNEWS.COM

Kuhabiskan Rp 60 Juta Untuk Biaya Agen


Stop Overcharging!
Yemi, BMI dari Blitar ini telah 9 tahun bekerja di Hong Kong.
Di majikan pertama (tahun 2005) hanya bertahan selama 4 bulan. Dia diberhentikan (interminit) karena kakinya sakit sehingga majikan Yemi memulangkan dia ke Agen. Gaji yang diterima Yemi masih dibawah standar (underpay) HK$ 2000, alasan Perusahaan Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) karena Yemi belum memiliki pengalaman kerja di luar negeri. Gaji Yemi pun dipotong selama 6 bulan sebanyak HK$ 1800.
Di Agen, sambil menunggu proses penyembuhan sakitnya, Yemi mencari majikan baru. Setelah dapat majikan baru, Yemi harus keluar dari Hong Kong selama menunggu Visa dan dia tinggal sementara di China. Gaji Yemi di majikan kedua ini pun masih sama yaitu underpay. Karena Yemi belum selesai potong gaji waktu bekerja di majikan yang pertama, otomatis gaji Yemi harus dipotong lagi. Dari yang awalnya 6 bulan menjadi 9 bulan.
1,5 tahun bekerja di majikan kedua, lagi-lagi Yemi di interminit karena majikan perempuan cemburu terhadap Yemi yang selalu mendapat perlakuan baik dari suaminya. Yemi kembali pulang ke agen sebelum menyelesaikan kontrak. Setelah menunggu beberapa hari sebelum visanya habis, Yemi mendapat majikan baru kembali untuk ketiga kalinya dan nasib baik mulai menghampiri karena dia digaji sesuai standar (full). Akan tetapi, Yemi tetap harus menikmati potong gaji sebanyak 5 bulan yang setiap bulannya sebesar HK$ 3000.
Pekerjaan Yemi terbilang ringan. Serumah hanya ada majikan perempuan dan anak satu perempuan, sedang majikan laki-laki tinggal di China dan jarang pulang ke Hong Kong. Namun Yemi harus kembali menikmati interminit untuk ketiga kalinya. Karena kedua majikannya bercerai sedangkan yang tanda tangan kontrak adalah majikan laki-laki dan sudah tidak membutuhkan pekerja lagi.
Yemi kembali pulang ke Agen dan mencari majikan baru. Majikan baru Yemi dapat, dengan gaji full dan juga libur penuh. Ini adalah tahun kelima Yemi bekerja dengan majikan yang keempat. Selain baik, majikan Yemi juga membantu membayar biaya tagihan telepon setiap bulannya. Jarang sekali ada majikan sebaik ini, yang mau membantu membayar tagihan telpon pekerjanya.
Kalau ditotal semuanya, Yemi mengeluarkan uang sekitar Rp 60 juta lebih (kurs 1500 per 1 dolar) untuk membayar agen mulai dari majikan pertama melalui PJTKI sampai majikan keempat ini dengan perincian :
Majikan pertama : Potong gaji 6 x HK$1800
Majikan kedua : Potong gaji 3 x HK$ 1800
Majikan ketiga : Potong gaji 5 x HK$ 3000
Majikan keempat : Potong gaji 3 x HK$ 3000
Sekali lagi para pahlawan devisa selalu menjadi daging empuk agen-agen nakal. Para BMI tidak tahu uang tersebut untuk apa saja. Yang mereka inginkan adalah bagaimana mendapatkan majikan kembali setelah diinterminit atau setelah menyelesaikan kontrak.
Tingginya angka potong gaji masih menjadi masalah besar bagi BMI di Hong Kong. Dan sayangnya pejabat yang berwenang seakan angkat tangan dengan hal ini. Padahal peraturan di Hong Kong sangat jelas, potongan agen tidak lebih dari 10% gaji sebulan.
Rakusnya agen dan PJTKI sepertinya memang diamini oleh pemerintah RI.
Sumber Fera Nuraini

Nyonya dan Nenek Menampar BMI


photo ilustrasi
Tia (23), BMI asal Malang, masuk ke Hong Kong 2 Februari 2013, melalui PT. Prayoga dan disalurkan oleh agen Hawai berkantor di Jordan.
3 bulan di majikan pertama, Tia diinterminit karena anak (4 tahun) yang dia jaga jatuh. Mungkin majikan gak terima karena anaknya jatuh lalu menginterminitnya. Tia mencari majikan lagi dan dapat di kawasan Wong Tai Sin. Majikannya bermarga Luo.
Di rumah ini ada Nenek umur 80 tahun, majikan perempuan dan laki-laki, serta anak 2 berumur 4 tahun dan 2 tahun.
Pekerjaan tia adalah bersih-bersih dan jaga anak, masak belanja juga antar jemput ke sekolah. Tia juga pernah tiga kali diajak majikannya selama beberapa ke China dan disuruh bekerja di sana. Tia bangun jam 6 pagi dan tidur kadang sampai jam 2 malam.
Saat hari Minggu yang seharusnya jatah liburnya, Tia tetap masih disuruh kerja seperti mengelap rumah dan bersih-bersih lainnya, setelah beres semuanya, Tia baru bisa keluar rumah.
Minggu 2 Februari 2014, Tia diharusnya jam 7 bangun, tapi karena kecapekan dan ini adalah hari liburnya, dia bangun jam 7 lebih. Saat Tia bangun, majikan perempuan marah-marah dan ngomel-ngomel gak jelas sampai terjadi aksi penamparan ke pipi Tia.
Tia menangis dan bilang akan lapor ke polisi. Majikan masih saja marah-marah. Nenek yang saat itu pergi ke taman untuk olah raga pulang ke rumah. Mendengar ribut-ribut, si nenek malah ikutan memarahi Tia dan juga menampar pipi Tia, duh.
Saat keluarga majikan masih ribut-ribut dengan suara keras sampai terdengar oleh tetangga, Tia masuk ke toilet dan mengunci pintu dari dalam. Tia menelepon agen, tapi apa jawaban yang dia dapat? "Aku sibuk banget, urus saja masalahmu sendiri dengan polisi."
Tia menghubungi Kakaknya yang kebetulan di Hong Kong sudah 12 tahun. Tia menceritakan semua kejadian yang dia alami termasuk aksi penamparan tersebut. Kakak Tia lalu melepon Polisi dan jarak 10 menit ada bel rumah berbunyi, polisi datang.
Tia keluar dari Toilet dan menceritakan apa yang terjadi ke polisi. Tentu saja majikan kaget dengan kedatangan polisi tersebut. Majikan mengelak tuduhan penamparan yang dialami Tia.
Laporan Tia diterima oleh polisi. Karena ketakutan, Tia akhirnya keluar dari rumah itu bersama polisi. Tia menemui Kakaknya dan diajak bertemu dengan salah satu organisasi BMI di Hong Kong yakni BTM-PILAR.
"Aku takut pulang ke rumah. Aku gak nyaman, mbak."curhatnya dengan wajah melas saat jam menunjuk di angka 8 malam, dimana para buruh migran kebanyakan sudah mulai pulang ke rumah majikan setelah libur.
"Tapi barang-barangku masih di sana semua. Paspor kontrak kerja juga di sana." katanya.
"Sudah gak papa. Nanti kita bantu mengambil. Yang penting kamu sekarang di tempat yang aman."Jawab Kak Sumber, Ketua BTM-PILAR. Saat ini Tia tinggal di tempat yang aman.
"Majikanku telpon aku terus, Mbak." Curhat Tia via Watsap tadi malam. Dia cerita kalau saat ini dia merasa nyaman dan jauh lebih tenang.
Pak Konjen, ini ada kasus kekerasan menimpa BMI lagi. Ada agen yang tak mau membantu saat ada BMI yang sangat menbutuhkan bantuan.
Pak Konjen dan semua staf KJRI, harus berapa lagi korban berjatuhan karena keserakahan agen?
Silahkan datangi agen ini, Pak. Nanti akan saya tulis lagi agen mana yang layak untuk ditutup karena memeras para BMI bak sapi. Memperlakukan BMI sangat tak manusiawi.
Kami tunggu gebrakan dari KJRI.
Sumber http://bmi-hk.blogspot.hk/2014/03/nyonya-dan-nenek-menampar-bmi.html?m=1

Keluarga TKI Hilang di Laut Berterima Kasih pada BP3TKI Denpasar


I Wayan Pageh, Kepala BP3TKI Denpasar
Jakarta, BNP2TKI, Senin (03/03) - Ijinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian Pemerintah yang telah berkenan bersilaturahmi ke rumah almarhum I Nyoman Gede Bagiada (46 tahun) di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Demikian ungkapan lewat pesan singkat (Short Message Service/SMS) yang disampaikan Made Bagiada, paman I Nyoman Gede Bagiada, kepada Kepala BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) Denpasar I Wayan Pageh yang kemudian di-forward ke redaksi www.bnp2tki.go.id
Minggu (02/03/2014).
Made Bagiada menyampaikan pesan SMS tersebut atas nama keluarga almarhum I Nyoman Gede Bagiada. Dikatakannya, setelah mendapatkan penjelasan perihal kematian I Nyoman Gede Bagiada dari Pemerintah (BP3TKI Denpasar, red.), pihak keluarga almarhum akan menindak lanjuti dengan persiapan upacara manusa yadnya (upacara persembahan suci) untuk almarhum I Nyoman Gede Bagiada.
Kepala BP3TKI Denpasar I Wayan Pageh didalam silaturrahmi ke rumah duka I Nyoman Gede Bagiada di Jalan Markendea Gg Buni No 2 Banjar Serangan, Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, mengajakserta Sekretaris KPI (Kesatuan Pelaut Indonesia) Cabang Bali, Anak Agung Wiranata, dan Anak Agung Abu dari PT Cipta Wira Tirta (CWT) Cabang Bali dan perwakilan dari PT Ratu Oceaniaraya Bali. Mereka diterima keluarga almarhum berikut disambut sekitar 150 warga Banjar Serangan, Desa Mengwi. Didalam kesempatan itu telah diserahkan sumbangan duka berupa uang tunai sebesar Rp 20 juta, masing-masing Rp 5 juta dari BP3TKI Denpasar, KPI Cabang Bali, PT CWT dan PT Ratu Oceaniaraya.
Wayan Pageh mengatakan, didalam Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKO-TKLN) di BP3TKI Denpasar diketahui, bahwa I Nyoman Gede Bagiada adalah TKI pelaut. Ia bekerja pada pengguna (user) kapal pesiar Celebrity Cruise Line yang beralamat 1050 Caribean Way Miami Florida. I Nyoman Gede Bagiada bekerja pada bagian Cooks (juru masak) melalui agensi PT Cipta Wira Tirta (CWT) Cabang Bali, dengan negara tujuan Amerika Serikat. Sebelum berangkat bekerja ke luar negeri, pemilik Paspor T 408552 dan Visa Nomor 2011038260002 ini juga melengkapi dokumen ketenagakerjaan dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) bernomor 51602122511680001 yang diterbitkan di Bali pada tanggal 13 September 2012.
Wayan Pageh menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima dari Kepolisian Fort Lauderdale, Florida, dan ditembuskan kepada Kementerian Luar Negeri RI yang diinfokan ke BP3TKI Denpasar disebutkan, bahwa I Nyoman Gede Bagiada dikabarkan meninggal dengan cara menceburkan diri ke laut pada saat berlayar dan kejadian itu terekam dalam kamera pengawas. Peristiwa tersebut diketahui terjadi pada 29 Januari 2014 sekitar pukul pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Tepatnya, saat kapal pesiar tersebut berlayar di perairan Selat Yucatan, atau di antara perairan Meksiko dan Kuba, sekitar 300 mil dari Amerika Serikat.
"Atas kabar itu, kami telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan telah dilakukan pencarian oleh petugas pemantau laut Amerika Serikat, namun korban tidak ditemukan," kata Wayan Pageh. "Korban sengaja menceburkan diri ke laut dan terekam langsung kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV)," tambahnya.
Wayan Pageh menambahkan pula, didalam surat Kemenlu RI No. 03180/WN/02/2014/65 yang ditandatangani Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Tatang Budhie Utama Razak disebutkan, bahwa pihak kepolisian dari US Coast Guard mengatakan, jasad I Nyoman Gede Bagiada tidak ditemukan, mengingat ia terjun dari ketinggian sekitar 45 meter dan kemungkinan terhisap gelombang akibat baling-baling kapal.
Berdasarkan penyelidikan, I Nyoman Gede Bagiada sengaja menceburkan diri diduga akibat tekanan batin karena penyakit diabetes yang diidapnya dan tidak mendapat biaya cuti pulang dari perusahaannya bekerja, guna menjenguk keluarganya di Bali. Hal tersebut juga diperkuat oleh keterangan teman-teman sekerjanya.
Konsulat Jenderal RI di Houston, Texas, juga telah melakukan koordinasi kepada pihak RCCL guna meminta tanggung jawab perusahaan untuk segera memberitahukan pihak keluarga dan terkait kompensasi yang diberikan kepada ahli waris. Pihak RCCL sendiri tengah menyelesaikan dokumen yang dibutuhkan untuk pengeluaran dan pengiriman kompensasi kepada ahli waris.***(Imam Bukhori) sumber BNP2TKI

Migrant Care: Ada 79 Resiko Yang Akan Dihadapi Oleh TKI


KBRN, Jakarta: Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan banyak resiko yang akan dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia khususnya perempuan yang bekerja disektor domestik seperti pembantu rumah tangga (PRT) jika hendak mengadu nasib di luar negeri.
Resiko selama ini yang menimpa buruh migran adalah kekerasan fisik yang berujung pada kematian atau cacat, kekerasan seksual, dan gaji tidak dibayar.
“Ada 79 resiko yang dihadapi oleh buruh migran ketika bekerja di luar negeri terutama perempuan yang bekerja di sektor domestik seperti PRT. Ini sangat sistemik yang mereka hadapi,” kata Anis Hidayah, dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Minggu (2/3/2014).
Dalam penempatan buruh atau tenga kerja, Indonesia harus mencontoh sikap pemerintah Filipina. Pemerintah Filipinan menerapkan empat standar untuk negara tujuan pengiriman tenaga kerja. Pertama ada soal gaji. Pemerintah Filipina membuat standar soal upah yaitu US$ 400 atau setara Rp 4 juta/ bulan.
Kedua adalah soal jam kerja, kemudian pengaturan libur dan ke empat adalah akses komunikasi dengan pihak keluarga. Migrant Care juga menyoroti diplomasi Pemerintah Indonesia yang terkesan formal atau G to G, tanpa melibatkan unsur masyarakat.
“Belum ada upaya membangun yang beragam pendekatan misal di Arab dan Malaysia kan memiliki organisasi keagamaan yang besar dan kita bisa memanfaatkan melalui OKI, NU, dan Muhamadiyah. Jalur kultural people to people dengan melibatkan tokoh yang berpengaruh juga belum banyak dilakukan”.
Adapun untuk penempatan TKI ke luar negeri, Migrant Care menuntut agar pemerintah merumuskan kebijakan yaitu TKI dapat bekerja di luar negeri secara mandiri tanpa melalui agen. Pasalnya banyak TKI kendati melalui rekrutmen agen atau penyalur tenaga kerja namun tetap bermasalah.
“Kalau secara mandiri tidak akan terjerat hutang karena tidak perlu membayar ke agen, calon dan bisa bertemu langsung dengan majikan dan dapat menandatangi kontrak dengan majikan,” ujarnya.
Migrant Care mengaku telah merumuskan 10 poin penting rekomendasi untuk pemerintah baru setelah pilpres 2014 soal penanganan TKI.
Sumber RRI

TKI Asal Ponorogo Tewas Terjatuh dari Lantai II Apartemen di Thailand


Surya/sudarmawan
TKI asal Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Zulham Azhori (28) tewas akibat terjatuh dari lantai II apartemennya di Thailand sepulang kerja, Minggu (2/3/2014).

PONOROGO - Zulham Ashori (28), tenaga kerja Indonesia asalPonorogo, Jawa Timur, dikabarkan tewas secara mengenaskan diThailand.
Zulham, dikabarkan tewas karena terjatuh dari lantai II apartemen tempat tinggalnya, sepulang bekerja dari pabrik elektronik.
Kabar tersebut, kontan membuat kedua orang tuanya, Sugiyanto (57) dan Markamah (48), warga Jl Sekar Taman, RT 02, RW 02, Kelurahan Tonatan, Kecamatan/KabupatenPonorogo dirundung duka.
Mereka semapt tak percaya saat mendapatkan kabar duka itu. Sebab, korban sempat pulang ke kampung halamannya pada Tahun Baru 2014.
"Kami juga masih sempat berkomunikasi melalui ponsel, beberapa hari sebelum dia dikabarkan meningga, yakni Rabu (26/2/2014) malam itu," kata Sugiyanto, Minggu (2/3/3014).
Apalagi, kata dia, yang memberikan kabar sang anak meninggal kali pertama kepada kedua orangtua korban adalah teman korban diThailand.
Menurut rekan zulham kepada Sugiyanto, anaknya hendak mengambil kunci apartemen tetapi terpeleset. Seketika itu, korban terjatuh dari lantai II apartemen. Korban mengalami luka serius di bagian kepala belakang.
"Saat dibawa ke rumah sakitThailand, nyawa anak saya tak tergolong dan tak bisa diselamatkan," terang Sugiyanto kepada Surya, Minggu (2/3/2014).
Kabar itulah yang membuat keluarga korban ini panik dan makin histeris setelah kepastian kematian anak sulung dari 4 bersaudara itu dinyatakan benar-benar meninggal dunia.
Namun, karena menunggu persoalan administrasi, maka jenazah baru bisa diterbangkan ke Surabaya, Minggu (2/3/2014).
Sumber TRIBUNNEWS.COM

Sunday, March 2, 2014

Waspada, Banyak Perempuan Indonesia Dipaksa Jadi Pelacur di AS!


Banyak
perempuan Indonesia yang
ternyata dijual ke Amerika
Serikat, untuk kemudian
dijerumuskan ke lembah hitam
dan mendapat perlakuan kejam.
Tersebutlah Shandra
Woworuntu, seorang perempuan
asal Indonesia menjadi korban
perdagangan manusia di
Amerika Serikat. Ia dipekerjakan
secara kejam sebagai seorang
pelacur. Demikian dilaporkan
lembaga penyiaran negara
Jerman, Deutsche Welle.
Shandra adalah seorang ibu dan
juga lulusan sebuah perguruan
tinggi saat pertama datang ke
Amerika. Begitu tiba di Bandar
Udara John F Kennedy, ia
dibawa pergi paksa dengan
ancaman pistol oleh sebuah
geng yang beroperasi di New
York. Itulah awal mula ia
terjebak dalam dunia prostitusi
dan kekerasan di Amerika
Serikat.
Setelah kehilangan pekerjaan
sebagai seorang penganalisis
keuangan di sebuah bank akibat
krisis ekonomi Asia, ia
memutuskan untuk melamar
sebagai pekerja sementara di
sebuah hotel di Chicago. Setelah
lulus tes, dengan membawa visa
dari Kedutaan Amerika Serikat,
ia meninggalkan anak
perempuannya dan terbang ke
Amerika Serikat.
“Saya sangat bersemangat. Saya
pikir ini adalah The American
Dream. Saya akan mendapatkan
uang dan kembali lagi setelah
enam bulan,“ katanya. Tapi, di
malam pertama saat tiba di
Amerika Serikat, ia dipekerjakan
di sebuah rumah bordil di New
York dan dipindah-pindahkan
dari satu germo ke germo yang
lain—dari seorang germo warga
Malaysia, Johnnie Wong, lalu ke
seorang laki-laki Taiwan yang
hanya bisa bicara bahasa Kanton
dan bahkan kepada seorang
germo Amerika Serikat. “Mereka
menodongkan pistol ke kepala
saya dan saya hanya berpikir
untuk menyelamatkan nyawa,“
tutur Shandra, yang kini menjadi
aktivis anti-perdagangan manusia
dan perbudakan di Survivors of
Slavery.
Banyak perempuan yang ia
temui adalah orang Indonesia.
Mereka yang bekerja di bordil itu
juga telah diperdaya dari luar
negeri. Sebagian besar dari
mereka adalah remaja. Seorang
gadis berusia antara 10 sampai
12 tahun yang ia temui di sana
dan tak ia ketahui asal-usulnya
dipaksa bekerja di kasino-kasino
dan hotel-hotel. Para pelanggan
akan memilih seorang
perempuan dalam barisan atau
memesan mereka melalui
telepon. “Telepon selalu
berdering,” kenang Shandra.
Para perempuan yang
diperkejarkan secara paksa itu,
tambah Shandra, sering tak
diberi makan, tapi sering
disuguhi alkohol dan obat-
obatan.
Shandra pun menjadi buta-
waktu berkali-kali, karena kerap
dipindahkan menggunakan van
yang punya jendela berwarna
dan dijaga tukang pukul
berbadan besar. Shandra juga
diharuskan melunasi biaya
perekrutan sebesar US$ 30 ribu.
Shandra bisa lolos lewat kendela
kamar mandi yang terbuka di
lantai dua sebuah rumah.
Sebelumnya, ia sempat
membujuk perempuan lain
untuk ikut lari bersamanya. Ia
dan perempuan lain itu pun
meloncat. Dan secara ajaib,
keduanya selamat tanpa cedera.
Sejak hari pertama tiba di
Amerika Serikat, Shandra sudah
tak memiliki paspor karena
paspornya telah di rampas.
Setelah berminggu-minggu hidup
dalam kekerasan—polisi, FBI,
dan gereja menolak percaya
ceritanya—akhirnya ia berhasil
mendapat bantuan dari Safe
Horizon, sebuah agen di Amerika
Serikat yang memberikan
bantuan kepada korban
kejahatan dan penyalahgunaan
narkotika.
Ceritanya memang tampak tak
masuk akal, tapi agensi yang
menyelamatkan Shandra
mengatakan hal ini biasa terjadi.
Ini tak hanya terjadi kepada
orang asing, kaum muda
Amerika Serikat pun sering
melarikan diri dan menempatkan
diri mereka sendiri dalam kondisi
berbahaya. Mereka tergiur
tawaran menjadi model atau
kontrak musik.
Alliance to End the Slavery atau
Aliansi Penghenti Perbudakan
dan Perdagangan manusia
memperkirakan, sekitar 14.000
sampai 17.000 laki-laki,
perempuan, dan anak-anak
setiap tahun diselundupkan
secara ilegal ke Amerika Serikat
untuk dipekerjakan dalam dunia
perdagangan sex, di pabrik,
pertanian, atau di bar-bar. “Ini
adalah kejahatan terorganisasi
dan mereka sangat
terorganisasi,“ kata Melysa
Sperber, Direktur Alliance to End
the Slavery. Kelompok ini
menyerukan pemerintah
Amerika Serikat melakukan
kontrol yang lebih besar
terhadap para perekrut yang
memperdayai orang-orang yang
rentan tersebut untuk datang ke
Amerika Serikat.
Departemen Luar Negeri
Amerika Serikat menyadari
negaranya adalah negara tujuan,
transit, dan asal bagi laki-laki,
perempuan, dan anak-anak, baik
warga asing maupun warga
Amerika Serikat, yang menjadi
sasaran kerja paksa, jeratan
utang, perbudakan paksa, dan
perdagangan sex. Mereka yang
menjadi korban tersebut
sebagian besar berasal dari
Mexico, Thailand, Filipina,
Honduras, dan Indonesia.
Beberapa tahun lampau,
Konsorsium Pembela Buruh
Migran Indonesia (Kopbumi) juga
mencatat adanya perdagangan
ribuan perempuan Indonesia
setiap hari ke luar negeri.
Mereka ada yang dijadikan
pelacur dan ada juga yang
dijadikan pembantu rumah
tangga. Kopbumi mencatat
setidaknya ada lima jalur
sindikasi perdagangan
perempuan, yakni Belawan, Riau,
Entikong, Nunukan, dan Bandara
Soekarno-Hatta. “Pelabuhan
Belawan merupakan pintu
masuk ribuan buruh migran
ilegal asal Sumatera Utara
menuju Johor, Malaysia. Para
calo atau tekong memasukkan
calon buruh migran ilegal ke
Johor umumnya menggunakan
jalur ini dengan kapal laut,” kata
Trisakti Rachim dari Kopbumi,
beberapa tahun lalu.
Sementara itu, Riau
dipergunakan oleh calo/tekong
sebagai pintu masuk ke Malaysia
melalui Singapura, Johor, dan
Pulau Penang. “Sebelum ke tiga
tempat itu, mereka
diselundupkan menggunakan
kapal dan perahu-perahu
tradisional menuju Batu Ampar,
Batam, Sri Bintang Pura, dan
Pangkal Pinang. Para calon
buruh migran ilegal itu
umumnya berasal dari Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Nusa
Tenggara Timur. Mereka
umumnya akan bekerja sebagai
pembantu rumah tangga atau
buruh pabrik di Johor,” ungkap
Trisakti.
Nunukan merupakan pintu
masuk ke Sabah, Malaysia. “Jalur
ilegal yang biasa digunakan calo
atau tekong adalah Pantai
Tawao. Calon buruh migran
umumnya berasal dari Sulawesi
Selatan dan Jawa Timur,” kata
Trisakti.
Ia juga mencatat Bandar Udara
Soekarno-Hatta sebagai salah
satu pintu untuk
menyelundupkan calon buruh
ilegal. “Biasanya kegiatannya
berlangsung dari pukul 06.00
sampai pukul 10.00. Tujuannya
umumnya Hong Kong, Taiwan,
Korea, dan Timur Tengah,”
katanya.
Jalur Entikong digunakan bagi
mereka yang akan dijual ke
Sarawak, Malaysia. “Secara
geografis, Entikong adalah pintu
perbatasan darat Indonesia-
Malaysia. Di samping memakai
jalur darat Entikong, kadang
penyelundupan perempuan juga
memakai jalur laut, langsung ke
Kuching, Malaysia. Tapi, bagi
calo atau tekong, jalur darat
lewat Entikong adalah jalur yang
paling aman untuk
menyelundupkan calon buruh
migran ilegal ke Malaysia,” tutur
Trisakti. Kopbumi mencatat,
setiap hari rata-rata 500 calon
buruh ilegal yang masuk lewat
Entikong.
Namun, pintu perbatasan
Indonesia-Malaysia di Kalimantan
Barat bukan hanya di Entikong.
“Ada 13 pintu di sana, yang rata-
rata dari masing-masing pintu itu
ada 500 orang diselundupkan ke
Malaysia. Selain Entikong, pintu
yang paling digemari adalah
pintu perbatasan di daerah
Jagobabang, Bengkayang, karena
dari sana ke Kuching hanya dua
jam,” ujar Trisakti.
Umumnya, perempuan yang
dijual ke Sarawak dan Kuching
dijadikan pelacur. “Kebanyakan
mereka awalnya diiming-imingi
akan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga, bekerja di
restoran, dan bekerja tempat
hiburan semacam karaoke, tapi
kemudian dipaksa untuk jadi
pelacur, karena mereka di sana
diserahkan kepada germo,”
ungkap Trisakti. Kalau tidak mau,
mereka akan diintimidasi atau
disiksa,” kata Trisakti. Sumber www.asatunews.com/berita-19307-waspada-banyak-perempuan-indonesia-dipaksa-jadi-pelacur-di-as.html#.UxDCYpDm_4U.twitter
 

Tag

IP

My-Yahoo

Blogger Widget Get This Widget

Histast

Total Pengunjung